SMKN 1 Surabaya bekerja sama dengan 29 industri, dunia usaha dan dunia kerja (IDUKA) melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) di sekolah setempat, Kamis, untuk menyiapkan tenaga terampil yang menjawab kebutuhan industri

"Kerja sama ini memang sedang digalakkan oleh pemerintah. Melalui kerja sama ini diharapkan lulusan SMK mampu menjawab kebutuhan industri. Sebab, SMK dan perusahaan merupakan dua sisi mata uang yang berbeda," kata Kepala Dinas Pendidikan Jatim Wahid Wahyudi usai kegiatan MoU yang disebut pernikahan massal teesebut.

Kerja sama antara industri dan SMK, lanjut Wahid, sangat penting karena perusahaan membutuhkan tenaga terampil, sedangkan SMK membangun tenaga terampil. Dengan begitu, baik perusahaan ataupun sekolah mulai dari kurikulum, hingga teknologi harus senada atau match.

"Oleh karenanya kami berikan apresiasi kepada SMK di Jatim yang melakukan kerja sama dengan perusahaan yang kompetensinya sama dengan SMK," ujarnya.

Pernikahan massal (dulu revitalisasi SMK) menurut Wahid, merupakan bentuk tanggung jawab kepala sekolah. Sebab, peran kepala sekolah tidak hanya memberikan keterampilan saja melainkan mengantarkan siswa meraih cita-citanya.

"Kalau ingin menjadi karyawan bisa bekerja di perusahaan yang bekerja sama dengan sekolah khususnya. Atau yang ingin menjadi wirausaha atau start up juga punya kemampuan menajemen dan keberanian," ujar Wahid.

"Tapi jika ingin melanjutkan ke perguruan tinggi juga punya potensi akademik yang baik. Karena sekarang sudah banyak perguruan tinggi yang memikiki jurusan vokasi dan ini harus ditangkap oleh beberapa siswa SMK," katanya.

Wahid berharap, melalui pernikahan massal, semua SMK di Jatim membangun kerja sama sebanyak-banyaknya dengan IDUKA. Menurutnya saat ini dunia industri dan usaha membutuhkan tenaga terampil kelas menengah.

Sementara itu, Kepala SMKN 1 Surabaya, Tjiptoadi Nugroho menjelaskan, bentuk kerja sama nantinya selain magang industri, juga ada magang guru dan guru tamu dari industri. Tak hanya itu ada kegiatan juga untuk uji kompetensi keahlian.

"Syukur-syukur jika ada rekrutmen pegawai dari lulusan kami oleh perusahaan," katanya. 

Kendati begitu, di tengah kondisi pandemi COVID-19 saat ini pihaknya masih belum bisa menggelar magang industri karena masih mengacu pada peraturan pemerintah.

Beberapa skenario pun telah dirancang untuk magang indsutri jika situasi masih belum menunjukkan penurunan angka kasus COVID-19.

"Dari hasil diskusi yang dilakukan dengan IDUKA ada beberapa solusi yang ditawarkan, di antaranya magang daring," ujarnya. (*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020