Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari mengingatkan penerapan protokol kesehatan untuk pencegahan virus corona atau COVID-19 saat uji coba pembelajaran terbatas secara tatap muka jenjang sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) negeri atau swasta.

"Tentunya yang pertama kali kami lihat adalah sarana dan prasarana. Apakah sudah memenuhi standar prosedur tetap yang telah ditentukan," kata wali kota saat melakukan inspeksi beberapa sekolah di Kota Mojokerto, Senin.

Dengan didampingi Kepala Dinas Pendidikan Amin Wachid, wali kota perempuan pertama di Kota Mojokerto ini meninjau pembelajaran di sekolah komplek, yakni SD Negeri 1, 2 dan 4 Miji.

Di lokasi pertama, Ning Ita (sapaan wali kota) melihat secara langsung model pembelajaran yang dilakukan untuk para siswa. Mulai dari tempat cuci tangan pakai sabun (CTPS), desinfektan, bilik atau pelindung di meja para siswa, kelengkapan masker dan pelindung wajah, hingga ketersediaan air minum.

"Selain itu, ketersediaan masker, CTPS, desinfektan, bilik bangku, dan tentunya air minum. Karena, para siswa ini kan tidak ada jam istirahat dan tidak ada kantin buka, maka pihak sekolah yang harus menyediakan kebutuhan tersebut. Dan alhamdulillah ini berjalan lancar, nanti kita akan evaluasi kembali setelah tiga hari. Bagaimana kendala dan dinamikanya," kata Ning Ita.

Mengingat pembelajaran klasikal cukup lama yakni tiga setengah jam, lanjut Ning Ita, maka pihak sekolah harus mampu memberikan model pembelajaran yang cukup mengasyikkan agar siswa tidak merasa jenuh. Sekaligus untuk menghindari interaksi antarsiswa saat pembelajaran.

"Mereka ini kan lama tidak bertemu dengan teman-temannya, ada kerinduan di antara mereka. Maka guru dan pihak sekolah harus paham psikologis siswa," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Mojokerto Amin Wachid menambahkan dalam pelaksanaan uji coba terbatas pembelajaran tatap muka SD dan SMP di Kota Mojokerto dimulai 30 November 2020.

Untuk pembelajaran secara terbatas SD, dari 63 SD negeri/swasta, ada enam sekolah yang menjalankan pembelajaran secara daring dan 57 sekolah lainnya menjalani uji coba pembelajaran tatap muka.

Sedangkan untuk jenjang SMP, ada lima sekolah yang menjalankan pembelajaran secara daring dan 15 sekolah menjalani uji coba pembelajaran tatap muka.

Dengan demikian, dari 83 sekolah negeri/swasta di Kota Mojokerto yang menjalani secara daring sebanyak 11 sekolah, sedangkan 72 sekolah mengikuti uji coba pembelajaran tatap muka.

"Dalam satu kelas maksimal siswa yang mengikuti adalah 50 persen. Dengan pembagian dua shift pembelajaran setiap harinya. Selain itu, setiap siswa yang menjalani uji coba pembelajaran tatap muka, harus memenuhi syarat. Salah satunya mendapatkan persetujuan secara tertulis dari orang tua atau wali murid. Jika siswa tersebut sedang sakit, maka tidak dianjurkan untuk mengikuti uji coba pembelajaran ini," jelas Amin Wachid.

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020