Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) sebagai mitra strategis Kementerian Komunikasi dan Informatika terus mengedukasi masyarakat mengenai Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada Serentak 2020 yang sehat dan aman di masa pandemi COVID-19.
KIM memiliki banyak varian cara untuk mendekati masyarakat agar informasi tentang pilkada serentak tersampaikan dengan baik, salah satunya memanfaatkan karang taruna dan PKK di desa atau kelurahan.
Ketua Forum KIM Jawa Timur Nanang Rois dalam keterangan pers yang diterima di Surabaya, Jumat, mengatakan pendekatan berbasis grass root (akar rumput) dianggap efektif karena pada dasarnya komposisi keanggotaan KIM terdiri dari dua komunitas masyarakat level bawah tersebut (karang taruna dan PKK).
“KIM inikan adanya di tingkat desa dan kelurahan. Bagaimana agar efektif dan strategis menyosialisasikan pilkada, yaitu memanfaatkan kegiatan-kegiatan yang digalang oleh karang taruna, PKK, posyandu, dan lain-lain,” ujarnya.
Ia menjelaskan KIM bertugas menyampaikan informasi yang bersifat nasional kepada komunitas lokal. Oleh karenanya, KIM dituntut kreatif dan menyesuaikan dengan kearifan lokal daerah masing-masing.
KIM di wilayah Jawa Timur, misalnya, melakukan penetrasi masuk ke komunitas ibu-ibu PKK. Meskipun tidak bisa berkumpul secara tatap muka lantaran masih di masa pandemi, komunitas ini tetap aktif bersosialisasi melalui grup Whatsapp.
”Dari situ jalurnya kita ngobrol langsung dengan masyarakat, masuk ke WA Grup komunitas warga sehingga langsung bisa jadi perbincangan meskipun melalui media sosial,” jelas Nanang yang sehari sebelumnya mengisi kegiatan sosialisasi di Malang.
Dalam sosialisasi pilkada serentak di Malang, Kamis (26/11), Koordinator IK Hankam Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo Dikdik Sadaka mengapresiasi langkah kreatif KIM dalam membantu menyosialisasikan Pilkada Serentak 2020.
Menurut Dikdik, peran KIM sangat strategi karena bersentuhan langsung dengan komunitas masyarakat terkecil di tingkat desa dan kelurahan.
“Muaranya hanya satu, kami ingin membantu KPU mencapai target partisipasi pemilih 77,5 persen pada tanggal 9 Desember 2020 nanti,” ujar Dikdik.
Selain itu, Dikdik memaparkan beberapa langkah strategis yang dilakukan Kominfo dalam membantu persiapan penyelenggaraan pilkada.
Pertama, Kominfo membantu KPU dalam penguatan jaringan di seluruh TPS untuk penerapan rekapitulasi berbasis elektronik dengan aplikasi “Sirekap”.
Kedua, Kominfo terus mengawasi wilayah digital dari beredarnya berita bohong (hoaks), disinformasi dan konten-konten negatif lainnya. Kominfo juga melakukan sosialisasi melalui berbagai media dengan tagline "jaga suaramu, jaga kesehatanmu dan jaga masa depanmu".
Pada sisi lain, peran media juga tidak kalah penting dalam menyukseskan gelaran pilkada serentak di tengah situask pandemi. Sejak awal tahapan pilkada dilaksanakan, peran media sangat krusial menginformasikan kepada masyarakat.
“Media itu dari sejak awal sudah berkewajiban menginformasikan ke masyarakat luas. Ketika KPU membuat tahapan sejak awal, kami sudah menginformasikan ke masyarakat. Kita menempatkan wartawan untuk stay di KPU kabupaten/kota yang menggelar pilkada untuk mendapatkan update berita,” ujar Bambang Wiliarto, Pemimpin Redaksi Bisnis Surabaya.com, pada diskusi yang sama.
Sementara itu, Ketua KPU Kota Pasuruan Royce Diana Sari mengatakan sejauh ini persiapan Pilkada Serentak 2020 belum mendapati kendala yang berarti dan KPU dalam setiap kegiatan selalu menerapkan protokol kesehatan ketat.
Royce mengingatkan masyarakat tidak perlu khawatir datang ke TPS untuk menyalurkan hak pilih pada 9 Desember mendatang, karena KPU sudah menyiapkan berbagai protokol ketat.
“Ada sembilan hal baru pada tanggal 9 Desember untuk menjamin kesehatan pemilih, yaitu pemilih wajib datang sesuai jadwal di undangan, TPS maksimal 500 pemilih, pemeriksaan suhu tubuh, fasilitasi sarung tangan, disediakan tempat cuci tangan, pemilih wajib jaga jarak minimal 1 meter, penyiapan bilik khusus bagi pemilih bersuhu di atas 37,3 derajat, baju hazmat dan APD bagi petugas KPPS, serta pemilih diberikan tinta tetes,” ujar Royce.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
KIM memiliki banyak varian cara untuk mendekati masyarakat agar informasi tentang pilkada serentak tersampaikan dengan baik, salah satunya memanfaatkan karang taruna dan PKK di desa atau kelurahan.
Ketua Forum KIM Jawa Timur Nanang Rois dalam keterangan pers yang diterima di Surabaya, Jumat, mengatakan pendekatan berbasis grass root (akar rumput) dianggap efektif karena pada dasarnya komposisi keanggotaan KIM terdiri dari dua komunitas masyarakat level bawah tersebut (karang taruna dan PKK).
“KIM inikan adanya di tingkat desa dan kelurahan. Bagaimana agar efektif dan strategis menyosialisasikan pilkada, yaitu memanfaatkan kegiatan-kegiatan yang digalang oleh karang taruna, PKK, posyandu, dan lain-lain,” ujarnya.
Ia menjelaskan KIM bertugas menyampaikan informasi yang bersifat nasional kepada komunitas lokal. Oleh karenanya, KIM dituntut kreatif dan menyesuaikan dengan kearifan lokal daerah masing-masing.
KIM di wilayah Jawa Timur, misalnya, melakukan penetrasi masuk ke komunitas ibu-ibu PKK. Meskipun tidak bisa berkumpul secara tatap muka lantaran masih di masa pandemi, komunitas ini tetap aktif bersosialisasi melalui grup Whatsapp.
”Dari situ jalurnya kita ngobrol langsung dengan masyarakat, masuk ke WA Grup komunitas warga sehingga langsung bisa jadi perbincangan meskipun melalui media sosial,” jelas Nanang yang sehari sebelumnya mengisi kegiatan sosialisasi di Malang.
Dalam sosialisasi pilkada serentak di Malang, Kamis (26/11), Koordinator IK Hankam Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo Dikdik Sadaka mengapresiasi langkah kreatif KIM dalam membantu menyosialisasikan Pilkada Serentak 2020.
Menurut Dikdik, peran KIM sangat strategi karena bersentuhan langsung dengan komunitas masyarakat terkecil di tingkat desa dan kelurahan.
“Muaranya hanya satu, kami ingin membantu KPU mencapai target partisipasi pemilih 77,5 persen pada tanggal 9 Desember 2020 nanti,” ujar Dikdik.
Selain itu, Dikdik memaparkan beberapa langkah strategis yang dilakukan Kominfo dalam membantu persiapan penyelenggaraan pilkada.
Pertama, Kominfo membantu KPU dalam penguatan jaringan di seluruh TPS untuk penerapan rekapitulasi berbasis elektronik dengan aplikasi “Sirekap”.
Kedua, Kominfo terus mengawasi wilayah digital dari beredarnya berita bohong (hoaks), disinformasi dan konten-konten negatif lainnya. Kominfo juga melakukan sosialisasi melalui berbagai media dengan tagline "jaga suaramu, jaga kesehatanmu dan jaga masa depanmu".
Pada sisi lain, peran media juga tidak kalah penting dalam menyukseskan gelaran pilkada serentak di tengah situask pandemi. Sejak awal tahapan pilkada dilaksanakan, peran media sangat krusial menginformasikan kepada masyarakat.
“Media itu dari sejak awal sudah berkewajiban menginformasikan ke masyarakat luas. Ketika KPU membuat tahapan sejak awal, kami sudah menginformasikan ke masyarakat. Kita menempatkan wartawan untuk stay di KPU kabupaten/kota yang menggelar pilkada untuk mendapatkan update berita,” ujar Bambang Wiliarto, Pemimpin Redaksi Bisnis Surabaya.com, pada diskusi yang sama.
Sementara itu, Ketua KPU Kota Pasuruan Royce Diana Sari mengatakan sejauh ini persiapan Pilkada Serentak 2020 belum mendapati kendala yang berarti dan KPU dalam setiap kegiatan selalu menerapkan protokol kesehatan ketat.
Royce mengingatkan masyarakat tidak perlu khawatir datang ke TPS untuk menyalurkan hak pilih pada 9 Desember mendatang, karena KPU sudah menyiapkan berbagai protokol ketat.
“Ada sembilan hal baru pada tanggal 9 Desember untuk menjamin kesehatan pemilih, yaitu pemilih wajib datang sesuai jadwal di undangan, TPS maksimal 500 pemilih, pemeriksaan suhu tubuh, fasilitasi sarung tangan, disediakan tempat cuci tangan, pemilih wajib jaga jarak minimal 1 meter, penyiapan bilik khusus bagi pemilih bersuhu di atas 37,3 derajat, baju hazmat dan APD bagi petugas KPPS, serta pemilih diberikan tinta tetes,” ujar Royce.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020