Pemerintah Kota Madiun, Jawa Timur mendukung penuh adanya reaktivasi jalur kereta jurusan Madiun-Slahung, Ponorogo, yang sudah lama tidak difungsikan guna mendorong pengembangan keberadaan objek wisata buatan yang ada di wilayah setempat.

"Apabila objek wisata buatan di Kota Madiun jadi dan didukung rel kereta api serta SDA di sekitar Madiun Raya ini berarti akan semakin menarik minat banyak orang untuk berkunjung," ujar Wali Kota Madiun Maidi dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Reaktivasi jalur Madiun-Slahung dan seminar hasil penelitian dosen Politeknik Perkeretaapian Indonesia (PPI) di Madiun, Kamis.

Menurut ia, dengan dibukanya kembali jalur tersebut connecting atau kesinambungan jarak antara delapan kabupaten di wilayah eks-Keresidenan Madiun akan berjalan, sehingga tampilan Jawa Timur bagian barat akan semakin bagus.

"Prinsipnya, Pemkot Madiun 100 persen mendukung dengan adanya pembahasan ini. Nantinya, orang naik kereta pasti ke Kota Madiun dulu menuju Ponorogo. Ini akan menyempurnakan pembangunan kota," kata dia.

Direktur Politeknik Perkeretaapian Indonesia (PPI) Amirullah mengatakan kegiatan FGD Reaktivasi jalur Madiun-Slahung merupakan salah satu wujud sumbangsih instansinya dalam dunia pendidikan.

"Penelitian ini tidak hanya dari sisi teknis namun juga sosial. Jadi bagaimana respon masyarakat kalau rencana ini terwujud juga diteliti. Kami berharap hasil ini bisa menjadi naskah akademik jika reaktivasi jalur tersebut terwujud," kata Amirullah.

Pihaknya menilai telah ada respon positif dari Dirjen Perkeretaapian Indonesia terkait pembahasan tersebut. Sehingga, hasil dari penelitian itu yang dijabarkan bisa menjadi dasar bagaimana reaktivasi jalur kereta Madiun-Slahung bisa segera terwujud.

Sesuai data, wacana untuk membuka kembali jalur kereta api lintas cabang Madiun-Ponorogo pernah mengemuka pada tahun 2012 dan sempat dibahas oleh Menteri Perhubungan E.E. Mangindaan yang kala itu menjabat. Hal itu untuk mengatasi kepadatan lalu lintas dari arah Madiun ke Ponorogo dan sebaliknya.

Adapun, jalur kereta Madiun-Ponorogo tercatat memiliki panjang mencapai 58 kilometer spoor dan telah ditutup sekitar tahun 1983-an. Jalur tersebut dulunya terbentang antara Stasiun Madiun hingga Stasiun Slahung, Ponorogo, yang berfungsi sebagai angkutan barang dan penumpang.

Setelah puluhan tahun ditutup, diperkirakan terdapat sekitar 1.500 bangunan baik permanen maupun semi permanen milik warga yang dibangun di atas lintasan rel jalur Madiun-Ponorogo. Meski demikian, status tanahnya masih milik PT KAI, warga hanya menyewa.

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020