Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas kembali menjadi narasumber dalam diskusi panel BS Ekonomi Program Pemantapan Pimpinan Daerah Angkatan (P3DA) XI tahun 2020 Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI, Jumat.
Dalam kegiatan diskusi ini, Bupati Anas membedah APBD Kabupaten Banyuwangi dan diskusi digelar secara dalam jaringan (daring) diikuti puluhan bupati/wali kota serta ketua dan wakil ketua DPRD se-Indonesia.
"Semua kepala daerah menghadapi masalah yang sama, yakni keterbatasan anggaran, SDM maupun waktu. Skala prioritas pun perlu dibuat," kata Bupati Azwar Anas.
Menurut Azwar Anas, pendidikan dan kesehatan tetap menjadi prioritas pembangunan, ada pula program unggulan yakni pertanian, pariwisata dan UMKM, serta program penunjang bidang infrastruktur, perlindungan sosial, lingkungan hidup, dan birokrasi.
"Intinya skala prioritas itu penting sebagai pedoman kita menjalankan pembangunan. Pemkab juga merangkul banyak pihak untuk memecahkan masalah daerah, karena tangan pemerintah sangat terbatas," katanya.
"Kami arsir, mana yang bisa kami lakukan, mana yang perlu diintervensi dari tangan pihak lain. Misalnya, kami menggunakan CSR dari korporasi untuk melakukan bedah rumah warga. Bahkan, Baznas juga kami ajak untuk membantu penanganan kemiskinan di daerah," ujarnya.
TIdak Hanya itu, pemerintah kabupaten setempat juga mencari solusi bagaimana semua warga bisa terlibat dalam penanganan masalah pembangunan.
"Misalnya ada program Siswa Asuh Sebaya, di mana anak yang mampu setiap minggu menyisihkan uang sakunya. Uang itu dikumpulkan untuk dibelanjakan kebutuhan siswa yang kurang mampu. Di program ini, sebenarnya kami juga mengajarkan artinya empati sosial sejak dini," katanya.
Sementara itu, Staf Ahli Lemhannas Prof. Dr. Didin S. Damanhuri bertindak selaku moderator menyampaikan bahwa cerita sukses tentang Banyuwangi telah banyak terdengar.
"Dalam penilaian kami, Bupati Banyuwangi telah menunjukkan pembangunan yang impresif di Banyuwangi. Dengan keterbatasan anggaran dan SDM, berbagai inovasi terus digali untuk peningkatan kesejahteraan di daerah," kata Prof. Didin, yang juga Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (IPB) itu.
Ia menambahkan instrumen digital di Banyuwangi juga dilibatkan dan masyarakat diajak untuk berpartisipasi dalam semua program pemerintahan yang dibuat, semua pihak dirangkul. "Banyak kiat yang bisa ditiru oleh kita semua dari Banyuwangi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Dalam kegiatan diskusi ini, Bupati Anas membedah APBD Kabupaten Banyuwangi dan diskusi digelar secara dalam jaringan (daring) diikuti puluhan bupati/wali kota serta ketua dan wakil ketua DPRD se-Indonesia.
"Semua kepala daerah menghadapi masalah yang sama, yakni keterbatasan anggaran, SDM maupun waktu. Skala prioritas pun perlu dibuat," kata Bupati Azwar Anas.
Menurut Azwar Anas, pendidikan dan kesehatan tetap menjadi prioritas pembangunan, ada pula program unggulan yakni pertanian, pariwisata dan UMKM, serta program penunjang bidang infrastruktur, perlindungan sosial, lingkungan hidup, dan birokrasi.
"Intinya skala prioritas itu penting sebagai pedoman kita menjalankan pembangunan. Pemkab juga merangkul banyak pihak untuk memecahkan masalah daerah, karena tangan pemerintah sangat terbatas," katanya.
"Kami arsir, mana yang bisa kami lakukan, mana yang perlu diintervensi dari tangan pihak lain. Misalnya, kami menggunakan CSR dari korporasi untuk melakukan bedah rumah warga. Bahkan, Baznas juga kami ajak untuk membantu penanganan kemiskinan di daerah," ujarnya.
TIdak Hanya itu, pemerintah kabupaten setempat juga mencari solusi bagaimana semua warga bisa terlibat dalam penanganan masalah pembangunan.
"Misalnya ada program Siswa Asuh Sebaya, di mana anak yang mampu setiap minggu menyisihkan uang sakunya. Uang itu dikumpulkan untuk dibelanjakan kebutuhan siswa yang kurang mampu. Di program ini, sebenarnya kami juga mengajarkan artinya empati sosial sejak dini," katanya.
Sementara itu, Staf Ahli Lemhannas Prof. Dr. Didin S. Damanhuri bertindak selaku moderator menyampaikan bahwa cerita sukses tentang Banyuwangi telah banyak terdengar.
"Dalam penilaian kami, Bupati Banyuwangi telah menunjukkan pembangunan yang impresif di Banyuwangi. Dengan keterbatasan anggaran dan SDM, berbagai inovasi terus digali untuk peningkatan kesejahteraan di daerah," kata Prof. Didin, yang juga Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (IPB) itu.
Ia menambahkan instrumen digital di Banyuwangi juga dilibatkan dan masyarakat diajak untuk berpartisipasi dalam semua program pemerintahan yang dibuat, semua pihak dirangkul. "Banyak kiat yang bisa ditiru oleh kita semua dari Banyuwangi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020