Sebanyak lima desa di dua kecamatan di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, menjadi wilayah terendam banjir dengan ketinggian sekitar 90 centimeter selama dua hari terakhir.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan,  Tectona Jati Permana, Selasa, mengatakan lima desa itu masing-masing Desa Kedungboto, Desa Kedungringin, Desa Cangkringmalang, Kecamatan Beji.

"Kemudian ada dua desa lagi yakni Desa Gempol dan Desa Legok, Kecamatan Gempol," katanya di Pasuruan.

Ia merinci dari lima desa yang terdampak tersebut terdapat 6.119 kepala keluarga yang menjadi korban banjir.

"Masing-masing di Desa Kedungboto sebanyak 750 KK, Kedungringin 2.450 KK, Cangkringmalang 1.025 KK, Legok 80 KK dan Gempol 1.814 KK," katanya.

Kepada para korban, pihaknya sudah menyiapkan perahu karet masing-masing satu unit di setiap kecamatan untuk membantu aktivitas warga yang ingin keluar rumah.

"Karena hanya pada hari pertama banjir warga memilih keluar rumah. Setelahnya balik lagi ke rumah masing-masing," katanya.

Ia menjelaskan, banjir itu salah satunya disebabkan okeh tingginya curah hujan yang terjadi di wilayah setempat selama beberapa hari terakhir saat awal musim hujan.

"Kami juga sudah membuka layanan dapur umum kepada masing-masing wilayah kecamatan untuk membantu warga dengan dibantu oleh instansi terkait lainnya seperti dinas sosial, dan juga dari unsur lainnya," ucapnya.

Sementara itu, Rudi salah satu warga Gempol mengaku penanganan banjir di tempat tinggal lambat karena sudah rutin setiap tahun terjadi.

"Seharusnya dilakukan penanganan yang komprehensif di antaranya dengan mengaktifkan kembali Kali Mati yang selama ini digunakan sebagai resapan kalau terjadi banjir," katanya.

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020