Bupati Abdullah Azwar Anas mengemukakan bahwa Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, merupakan wilayah yang rawan bencana, mulai dari bencana gunung api, gempa bumi, tsunami, tanah longsor dan banjir.
"Dengan adanya potensi itu, maka kita harus siap siaga dalam mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi, salah satunya bencana hidrometeorologi. Apel ini sebagai bentuk kesiapsiagaan seluruh elemen di Banyuwangi," kata Bupati Anas saat apel kesiapsiagaan penanggulangan bencana hidrometeorologi di Alun-Alun Blambangan Banyuwangi, Rabu.
Menurut dia, kerawanan bencana bertambah seiring dengan masuknya musim hujan di daerahnya yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi, seperti tanah longsor dan banjir di sejumlah titik di wilayah kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu.
Keberhasilan penangulangan bencana ini, kata Anas, tentunya bergantung pada sistem penanggulangan bencana dengan penunjang sarana dan prasarana yang mumpuni, serta koordinasi yang baik antar pemangku kepentingan lainnya dan masyarakat di wilayah rawan bencana.
"Mari kita bahu membahu terus melatih terkait dengan kesiapsiagaan demi mewujudkan budaya siaga bencana melalui rencana aksi daerah dalam pengurangan resiko bencana," ujarnya.
Apel kesiapsiagaan penanggulangan bencana ini juga diikuti jajaran Forkopimda Banyuwangi, Dandim 0825/ Banyuwangi Letkol Yuli Eko Purwanto, Danlanal Banyuwangi Letkol (P) Joko Setiyono, Kapolresta Banyuwangi Kombes Arman Asmara Syarifuddin, Kepala Kejaksaan Negeri Banyuwangi Mohamad Mikroj, dan Ketua Pengadilan Negeri Banyuwangi Saiful Arif.
Dandim 0825/ Banyuwangi Letkol Yuli Eko Purwanto mengatakan apel ini dalam rangka bagian dari upaya pengecekan personel dan materil untuk menunjang kesiapsiagaan bencana di Kabupaten Banyuwangi.
"Meski bencana ini tidak kita inginkan, tetapi kita sudah siap jauh-jauh hari untuk menghadapi bencana," ujarnya.
Ia menyampaikan saat ini pihaknya telah mengindentifikasi sejumlah titik rawan bencana di Kabupaten Banyuwangi, seperti daerah pegunungan yang rawan akan bencana gunung berapi dan tanah longsor, gempa bumi dan bencana tsunami serta air rob di pesisir laut.
"Rawan bencana di Banyuwangi kompleks, mulai dari gunung merapi, gempa bumi, laut dan potensi kebakaran hutan yang terjadi tahun lalu," katanya.
Oleh karena itu, kata Dandim, untuk meningkatkan kesigapan bencana pihaknya terus melakukan simulasi kebencanaan di samping penanggulangan COVID-19 yang tetap menjadi prioritas penanganan.
"COVID-19 tetap jadi prioritas perhatian seluruh pihak di Banyuwangi, namun masalah bencana alam tetap harus kita antisipasi," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Dengan adanya potensi itu, maka kita harus siap siaga dalam mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi, salah satunya bencana hidrometeorologi. Apel ini sebagai bentuk kesiapsiagaan seluruh elemen di Banyuwangi," kata Bupati Anas saat apel kesiapsiagaan penanggulangan bencana hidrometeorologi di Alun-Alun Blambangan Banyuwangi, Rabu.
Menurut dia, kerawanan bencana bertambah seiring dengan masuknya musim hujan di daerahnya yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi, seperti tanah longsor dan banjir di sejumlah titik di wilayah kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu.
Keberhasilan penangulangan bencana ini, kata Anas, tentunya bergantung pada sistem penanggulangan bencana dengan penunjang sarana dan prasarana yang mumpuni, serta koordinasi yang baik antar pemangku kepentingan lainnya dan masyarakat di wilayah rawan bencana.
"Mari kita bahu membahu terus melatih terkait dengan kesiapsiagaan demi mewujudkan budaya siaga bencana melalui rencana aksi daerah dalam pengurangan resiko bencana," ujarnya.
Apel kesiapsiagaan penanggulangan bencana ini juga diikuti jajaran Forkopimda Banyuwangi, Dandim 0825/ Banyuwangi Letkol Yuli Eko Purwanto, Danlanal Banyuwangi Letkol (P) Joko Setiyono, Kapolresta Banyuwangi Kombes Arman Asmara Syarifuddin, Kepala Kejaksaan Negeri Banyuwangi Mohamad Mikroj, dan Ketua Pengadilan Negeri Banyuwangi Saiful Arif.
Dandim 0825/ Banyuwangi Letkol Yuli Eko Purwanto mengatakan apel ini dalam rangka bagian dari upaya pengecekan personel dan materil untuk menunjang kesiapsiagaan bencana di Kabupaten Banyuwangi.
"Meski bencana ini tidak kita inginkan, tetapi kita sudah siap jauh-jauh hari untuk menghadapi bencana," ujarnya.
Ia menyampaikan saat ini pihaknya telah mengindentifikasi sejumlah titik rawan bencana di Kabupaten Banyuwangi, seperti daerah pegunungan yang rawan akan bencana gunung berapi dan tanah longsor, gempa bumi dan bencana tsunami serta air rob di pesisir laut.
"Rawan bencana di Banyuwangi kompleks, mulai dari gunung merapi, gempa bumi, laut dan potensi kebakaran hutan yang terjadi tahun lalu," katanya.
Oleh karena itu, kata Dandim, untuk meningkatkan kesigapan bencana pihaknya terus melakukan simulasi kebencanaan di samping penanggulangan COVID-19 yang tetap menjadi prioritas penanganan.
"COVID-19 tetap jadi prioritas perhatian seluruh pihak di Banyuwangi, namun masalah bencana alam tetap harus kita antisipasi," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020