Pemerintah Kabupaten Pamekasan mengalokasikan anggaran sebesar Rp3,5 miliar untuk mengantisipasi bencana alam, seperti kekeringan, kebakaran, banjir, tanah longsor, dan berbagai jenis bencana lainnya.

"Anggaran untuk penanganan bencana alam ini, masuk dalam anggaran tak terduga," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Pamekasan Ibnu Hajar di Pamekasan, Sabtu.

Jenis bencana alam yang saat ini sedang ditangani BPBD Pamekasan adalah kekeringan.

Ia menjelaskan di Kabupaten Pamekasan bencana kekeringan melanda 311 dusun di 77 desa.

Setiap hari BPBD Pemkab Pamekasan mendistribusikan bantuan air bersih ke desa-desa yang rawan kekeringan dan kekurangan air bersih tersebut.

"Khusus bencana kekeringan seperti ini tidak bisa diprediksi akan berlangsung berapa lama dan menghabiskan anggaran berapa, karena sangat ditentukan oleh cuaca alam," katanya.

Hanya saja, sambung dia, apabila mengacu kepada tahun sebelumnya, anggaran yang dihabiskan untuk mengatas bencana kekeringan di Pamekasan mencapai Rp1,9 miliar khusus untuk distribusi bantuan air bersih saja.

Ia menuturkan pada tahun 2019, jumlah dusun yang dilanda kekeringan sebanyak 325 dusun di 82 desa, sedangkan saat ini tercatat 311 dusun di 77 desa.

"Jika mengacu kepada jumlah dusun dan desa yang dilanda kekeringan, kemungkinan, anggaran untuk dibutuhkan untuk mengatasi kekeringan tahun ini akan lebih sedikit," katanya.

Ibnu Hajar lebih lanjut menjelaskan, berkurangnya jumlah desa dan dusun yang mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih pada kemarau kali ini, karena sebagian desa telah melakukan pengeboran sumber air bawah tanah.

"Ada 43 desa yang tersebar di sembilan kecamatan di Kabupaten Pamekasan ini yang melakukan pengeboran sumber air bawah tanah, sehingga yang semula mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih, saat ini tidak terjadi lagi," katanya, menjelaskan.

Pewarta: Abd Aziz

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020