Kota Gresik, Jawa Timur tak hanya dikenal dengan nasi krawu atau bandeng saja, namun kopi bubuk khas Gresik juga dikenal dan mulai diburu para penggemar kopi.

Populernya kopi bubuk Gresik berawal dari budaya "ngopi" yang melekat kuat di setiap aktivitas warganya. Hampir di seluruh sudut kota, sekarang dapat menemui sejumlah orang asyik bercengkerama sambil menikmati kopi di warung kopi.

Itu sebabnya, selain sebutan Kota Pudak, Gresik, juga dikenal dengan Kota Seribu Warung Kopi untuk melengkapi kota kopi lainnya di Indonesia, seperti Aceh, Bangka Belitung dan beberapa daerah lainnya.

Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Gresik mencatat ada 4.700 warung kopi yang tersebar di seluruh Gresik pada 2017. Rata-rata mereka bisa mengantongi omzet hingga ratusan juta rupiah setiap bulan.

Menjamurnya prospek warung kopi lambat laun berpengaruh pada sektor UMKM. Sejak beberapa tahun terakhir ini mulai bermunculan sejumlah kopi bubuk lokal Gresik dengan keunikan rasa dan ciri khas masing-masing, salah satunya adalah Kopi CR1.

Berdasarkan keterangan resmi Kopi CR1, Jumat, kopi ini diproduksi oleh Choiri, pemilik warung kopi Cak Ri yang telah memanjakan para penikmat kopi sejak 1989. Cak Ri berpengalaman bekerja bersama kopi sejak puluhan tahun lalu hingga akhirnya meluncurkan sendiri kopi bubuk racikannya pada 2010 memakai merek CR1.

Robusta menjadi pilihan Cak Ri untuk bahan utama kopinya. Jenis kopi ini dipakai karena dianggap cocok dengan lidah orang Indonesia, terutama orang Jawa.

Artinya, robusta mudah diterima semua kalangan, baik pecinta kopi sejati atau peminum kopi selingan. Dengan tetap berkomitmen pada cita rasa, Kopi CR1 dibuat tanpa menggunakan bahan campuran atau bisa dibilang 100 persen memakai biji kopi murni.

Semua proses, mulai pemilihan biji kopi hingga pengepakan dilakukan secara profesional dan higienis. Semua dilakukan demi konsistensi dalam rasa.

Mengikuti perkembangan jaman dan juga efek pandemi virus corona, Kopi CR1 pun mulai merambah e-commerce bahkan pemesannya kini hingga luar negeri. (*)

Pewarta: Maria Cicilia

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020