Pemerintah Kabupaten Madiun, Jawa Timur, mencatat dua kasus kematian akibat penyakit demam berdarah yang terjadi di wilayah setempat selama Januari hingga September 2020.

"Sepanjang 2020 terdapat 74 kasus demam berdarah. Bahkan, dua penderita di antaranya meninggal dunia. Meski begitu, jumlah kasus tahun ini cenderung menurun dibandingkan 2019," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun Amam Santosa di Madiun, Senin.

Sesuai data, sepanjang 2019 terdapat 305 kasus demam berdarah di Kabupaten Madiun. Dari jumlah tersebut, terdapat empat korban meninggal dunia.

Amam menjelaskan puncak kasus demam berdarah di Kabupaten Madiun pada 2020 sudah terlewati pada April lalu.

Namun, pihaknya tetap meminta warga waspada, karena persebaran nyamuk "aedes aegypti" sebagai vektor virus demam berdarah juga terjadi ketika kemarau.

"Untuk mencegahnya, masyarakat harus disiplin dalam menjaga perilaku kebersihan lingkungannya," kata dia.

Dalam mewujudkan hidup bersih dan sehat, masyarakat bisa menggalakkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), seperti membersihkan bak mandi, mengubur barang bekas, dan menutup tempat air.

"Kegiatan PSN lebih efektif daripada pengasapan atau fogging dalam memberantas penyebaran nyamuk pembawa virus dengue," kata Amam.

Ia menambahkan upaya PSN harus lebih intensif lagi dilakukan saat musim hujan yang akan segera tiba pada akhir tahun ini.

Untuk itu, pihaknya terus menggalakkan sosialisasi PSN kepada warga di Kabupaten Madiun.

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020