Sebanyak 99 orang anak di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, tercatat terkonfirmasi positif COVID-19 berdasarkan data Dinas Kesehatan setempat selama terjadinya pandemi dalam kurun waktu 7 April hingga 20 September 2020.

"Tingkat penularan COVID-19 pada anak-anak di Indonesia cukup tinggi, termasuk di Kabupaten Probolinggo, sehingga sebagai orang tua harus waspada," kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Probolinggo dr Dewi Vironica di Probolinggo, Rabu.

Menurutnya, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika (CDC) menyatakan bahwa gejala anak yang terinfeksi COVID-19 biasanya ringan dan dapat sembuh dengan pengobatan medis, terutama jika ditemukan sejak awal. Riset di Inggris akhir Agustus 2020 menyatakan bahwa penyakit COVID-19 tidak menimbulkan bahaya pada anak dan remaja secara signifikan.

"Anak-anak lebih sering menjadi sumber penularan bagi orang tua atau kakek neneknya, karena anak-anak yang terinfeksi COVID-19 cenderung bergejala ringan, bahkan tidak ada gejala," tuturnya.

Baca juga: Probolinggo catat lonjakan 145 kasus COVID-19 dalam sehari, tertinggi selama pandemi

Ia menjelaskan gejala COVID-19 yang paling sering terjadi pada anak-anak adalah kelelahan, sakit kepala, demam, batuk/pilek, penurunan sampai hilangnya penciuman dan indera perasa.

"Kemudian adanya nyeri tenggorokan dan beberapa anak juga mengeluh mual, muntah, diare, nafsu makan menurun, bahkan ada laporan dengan gejala gatal dan ruam di tubuhnya," katanya.

Baca juga: Probolinggo wajibkan pabrik sediakan rumah sehat

Berbeda dengan gejala pada orang dewasa yang cenderung sedang sampai berat dan bahkan dapat menimbulkan kematian, terutama pada orang-orang dengan penyakit penyerta (komorbid), karena pada anak-anak sistem imun tubuh masih bekerja secara maksimal.

"Kami mengimbau agar para orang tua waspada dan memahami gejala-gejala COVID-19 yang timbul pada anak, sehingga tidak mengalami keterlambatan dalam deteksi kasusnya," ujarnya.

Baca juga: Tambahan 40 kasus, Probolinggo masih zona merah COVID-19

Ia menjelaskan beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah anak-anak terinfeksi COVID-19, yakni mengajarkan anak-anak agar membiasakan mencuci tangan pakai sabun minimal 20 detik dan pastikan semua permukaan tangan sampai sela-sela jari tangan dan kuku terbasuh.

"Membiasakan anak-anak memakai masker saat keluar rumah atau saat berada dengan orang sakit atau dekat dengan orang yang batuk/bersin serta sesuaikan ukuran masker anak-anak," katanya.

Selain itu, lanjutnya, memberikan anak-anak makanan cukup gizi terutama sayuran dan buah buahan yang banyak mengandung beta karoten untuk memperkuat sistem imun tubuh, serta pastikan makanan itu sudah diolah dengan benar dan dimasak sampai matang.

"Tidak kalah pentingnya, juga mengajak anak-anak berolahraga secara rutin, mengajarkan anak-anak bagaimana menerapkan etika batuk serta membiasakan mencuci tangan sebelum menyentuh mulut, hidung dan mata," ujarnya.

Dewi mengatakan pesan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) saat pandemi COVID-19, di antaranya pembelajaran/sekolah secara daring, adanya pembatasan kegiatan anak yang melibatkan banyak orang, penerapan PHBS dan anak-anak tidak dibawa ke tempat kerumunan/keramaian.

Jumlah warga yang terkonfirmasi positif COVID-19 di Kabupaten Probolinggo hingga 23 September 2020 tercatat 921 orang dengan rincian 301 yang masih dirawat, pasien yang sembuh sebanyak 578 orang, dan meninggal dunia 42 orang.

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020