Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mendorong generasi muda untuk menjadi wirausahawan atau entrepreneur sukses dalam kuliah umum di kampus Dinus Inside 2020, yang digelar secara daring, Selasa.
Wali Kota mengungkapkan era revolusi industri 4.0 ini menempatkan teknologi informasi menjadi basis dalam kehidupan manusia. Apalagi di era globalisasi dan digital ini banyak peluang yang luar biasa.
"Dulu industri harus punya uang dan pakai mesin. Sekarang kalau bisnis tidak perlu ruko sekarang bisa jualan melalui media sosial. Bahkan sosial media ini memiliki massa yang besar dan sudah menggeser pasar yang nondaring," katanya di Kediri.
Mas Abu, sapaan akrabnya, juga menambahkan saat ini Indonesia mendapatkan bonus demokrasi. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mencatat jumlah usia angkatan kerja (15 hingga 64 tahun) mencapai 180 juta jiwa (70 persen) pada tahun 2020-2030.
Di Kota Kediri, usia 15-44 tahun yang paling banyak, dan usia tersebut paling peka terhadap teknologi. Dengan itu, jualan daring bisa dikerjakan untuk personal branding.
"Ini terbukti juga oleh anak-anak muda yang punya peluang bisnis yaitu menggunakan teknologi untuk bisnis yaitu start up seperti Grab, Gojek dulu mereka ditertawakan. Sekarang Instagram, Facebook dan YouTube bisa di monetize. Bisa untuk jualan juga, sekarang semua berubah lihat TikTok. Bukalapak dulu semua takut untuk beli daring, sekarang semuanya dilakukan secara daring," kata dia.
Mas Abu mengemukakan, anak-anak muda harus terus diasah jiwa kompetitifnya. Hal ini perlu dilakukan agar anak-anak muda ini memiliki daya saing.
Di Indonesia ada beberapa contoh anak-anak muda yang sukses. Seperti, William Tanuwijaya pendiri Tokopedia, Achmad Zaki pendiri Bukalapak, Karin penjual slime dari Kota Kediri, Bayu Skak dan Erix Soekamti.
"Satu tahun atau dua tahun lagi, mereka benar-benar daya saingnya dilihat. Maka kalau sudah terlihat, Insya Allah akan membawa Indonesia menjadi negara yang maju. Kata Pak Presiden kelemahan kita di daya saing, padahal kreativitas kita semua ada. sumber daya alam atau sumber daya manusia semua ada. Daya saing ini kita asah, sehingga kita bisa menjadi negara maju. Saudara-saudara kita tokoh milenial yang sukses itu masih sedikit. Semoga itu ada dari Udinus juga. Semoga dari Semarang maupun di Kediri," ujar dia.
Mas Abu juga mendorong anak-anak muda untuk menjadi seorang wirausahawan, mengingat syarat untuk menjadi negara maju ialah jumlah pelaku wirausahawan harus lebih dari 14 persen dari rasio penduduknya. Di Indonesia, wirausahawan baru 3,1 persen. Dengan banyaknya wirausahawan akan membantu membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan produktivitas masyarakat, dan mengoptimalkan potensi daerah.
"Saya lihat entrepreneur di Kediri itu, juga sudah mulai mempekerjakan orang lumayan besar. UMKM itulah yang menjadi penopang kuat di Indonesia, khususnya di Kota Kediri. Karena dia tidak kelihatan ternyata memperkerjakan tiga atau enam orang bahkan 15 orang. Jumlahnya itu banyak. Tentu sangat luar biasa jika ditambah dengan sektor wisata," kata dia.
Di masa kuliah ini, menurut dia, mahasiswa harus punya cita-cita tinggi dan jelas dan memiliki punya target. Saat masa kuliah juga dimanfaatkan untuk memperbanyak belajar, mencari teman, berkegiatan positif termasuk berorganisasi.
Mahasiswa juga harus memiliki soft skill, serta belajar berbisnis dan tidak takut bermimpi.
"Di masa kuliah ini sangat berbeda dengan sekolah. Jika di sekolah ada yang mengingatkan kalau di kuliah tidak. Jadi saya menyampaikan teman-teman harus punya visi dan target. Di masa kuliah ini saya mengingatkan banyak-banyaklah memiliki teman, konektivitas itu sangat penting sekali. Manusia hidup itu harus seperti kata bu Tejo yaitu harus solutif. Mahasiswa di era ini, harus multitalenta. Harus serba bisa, jadi soft dan hard skill-nya harus ada," kata dia.
Mas Abu juga membagikan tips saat menjadi mahasiswa agar jadi wirausahawan sukses, yakni evaluasi keterampilan, pengetahuan, dan tujuan. Kedua, pilih ide bisnis yang spesifik yang bisa dikembangkan. Ketiga, studi pasar. Keempat, buat rencana bisnis sedini mungkin. Kelima, temukan mentor yang cocok. Keenam, action.
“Di masa pandemi ini jangan rebahan saja. Tapi pelajari semua hal yang positif. Mau masak atau bercocok tanam juga boleh. Mau belajar koding atau yang lain. Nanti setelah pandemi selesai akan terjadi loncatan-loncatan secara dahsyat. Karena selama pandemi mereka banyak belajar," kata dia.
Wali Kota menjadi pemateri pada kuliah umum Dinus Inside 2020. Selain Wali Kota Kediri dalam kegiatan tersebut juga ada pemateri lain yakni Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi. Kuliah umum secara daring tersebut diikuti oleh 3.857 mahasiswa di Udinus Semarang dan 172 orang mahasiswa di Udinus Kediri. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Wali Kota mengungkapkan era revolusi industri 4.0 ini menempatkan teknologi informasi menjadi basis dalam kehidupan manusia. Apalagi di era globalisasi dan digital ini banyak peluang yang luar biasa.
"Dulu industri harus punya uang dan pakai mesin. Sekarang kalau bisnis tidak perlu ruko sekarang bisa jualan melalui media sosial. Bahkan sosial media ini memiliki massa yang besar dan sudah menggeser pasar yang nondaring," katanya di Kediri.
Mas Abu, sapaan akrabnya, juga menambahkan saat ini Indonesia mendapatkan bonus demokrasi. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mencatat jumlah usia angkatan kerja (15 hingga 64 tahun) mencapai 180 juta jiwa (70 persen) pada tahun 2020-2030.
Di Kota Kediri, usia 15-44 tahun yang paling banyak, dan usia tersebut paling peka terhadap teknologi. Dengan itu, jualan daring bisa dikerjakan untuk personal branding.
"Ini terbukti juga oleh anak-anak muda yang punya peluang bisnis yaitu menggunakan teknologi untuk bisnis yaitu start up seperti Grab, Gojek dulu mereka ditertawakan. Sekarang Instagram, Facebook dan YouTube bisa di monetize. Bisa untuk jualan juga, sekarang semua berubah lihat TikTok. Bukalapak dulu semua takut untuk beli daring, sekarang semuanya dilakukan secara daring," kata dia.
Mas Abu mengemukakan, anak-anak muda harus terus diasah jiwa kompetitifnya. Hal ini perlu dilakukan agar anak-anak muda ini memiliki daya saing.
Di Indonesia ada beberapa contoh anak-anak muda yang sukses. Seperti, William Tanuwijaya pendiri Tokopedia, Achmad Zaki pendiri Bukalapak, Karin penjual slime dari Kota Kediri, Bayu Skak dan Erix Soekamti.
"Satu tahun atau dua tahun lagi, mereka benar-benar daya saingnya dilihat. Maka kalau sudah terlihat, Insya Allah akan membawa Indonesia menjadi negara yang maju. Kata Pak Presiden kelemahan kita di daya saing, padahal kreativitas kita semua ada. sumber daya alam atau sumber daya manusia semua ada. Daya saing ini kita asah, sehingga kita bisa menjadi negara maju. Saudara-saudara kita tokoh milenial yang sukses itu masih sedikit. Semoga itu ada dari Udinus juga. Semoga dari Semarang maupun di Kediri," ujar dia.
Mas Abu juga mendorong anak-anak muda untuk menjadi seorang wirausahawan, mengingat syarat untuk menjadi negara maju ialah jumlah pelaku wirausahawan harus lebih dari 14 persen dari rasio penduduknya. Di Indonesia, wirausahawan baru 3,1 persen. Dengan banyaknya wirausahawan akan membantu membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan produktivitas masyarakat, dan mengoptimalkan potensi daerah.
"Saya lihat entrepreneur di Kediri itu, juga sudah mulai mempekerjakan orang lumayan besar. UMKM itulah yang menjadi penopang kuat di Indonesia, khususnya di Kota Kediri. Karena dia tidak kelihatan ternyata memperkerjakan tiga atau enam orang bahkan 15 orang. Jumlahnya itu banyak. Tentu sangat luar biasa jika ditambah dengan sektor wisata," kata dia.
Di masa kuliah ini, menurut dia, mahasiswa harus punya cita-cita tinggi dan jelas dan memiliki punya target. Saat masa kuliah juga dimanfaatkan untuk memperbanyak belajar, mencari teman, berkegiatan positif termasuk berorganisasi.
Mahasiswa juga harus memiliki soft skill, serta belajar berbisnis dan tidak takut bermimpi.
"Di masa kuliah ini sangat berbeda dengan sekolah. Jika di sekolah ada yang mengingatkan kalau di kuliah tidak. Jadi saya menyampaikan teman-teman harus punya visi dan target. Di masa kuliah ini saya mengingatkan banyak-banyaklah memiliki teman, konektivitas itu sangat penting sekali. Manusia hidup itu harus seperti kata bu Tejo yaitu harus solutif. Mahasiswa di era ini, harus multitalenta. Harus serba bisa, jadi soft dan hard skill-nya harus ada," kata dia.
Mas Abu juga membagikan tips saat menjadi mahasiswa agar jadi wirausahawan sukses, yakni evaluasi keterampilan, pengetahuan, dan tujuan. Kedua, pilih ide bisnis yang spesifik yang bisa dikembangkan. Ketiga, studi pasar. Keempat, buat rencana bisnis sedini mungkin. Kelima, temukan mentor yang cocok. Keenam, action.
“Di masa pandemi ini jangan rebahan saja. Tapi pelajari semua hal yang positif. Mau masak atau bercocok tanam juga boleh. Mau belajar koding atau yang lain. Nanti setelah pandemi selesai akan terjadi loncatan-loncatan secara dahsyat. Karena selama pandemi mereka banyak belajar," kata dia.
Wali Kota menjadi pemateri pada kuliah umum Dinus Inside 2020. Selain Wali Kota Kediri dalam kegiatan tersebut juga ada pemateri lain yakni Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi. Kuliah umum secara daring tersebut diikuti oleh 3.857 mahasiswa di Udinus Semarang dan 172 orang mahasiswa di Udinus Kediri. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020