Pemerintah Kabupaten Tulungagung mengalokasikan anggaran sebesar Rp900 juta untuk perbaikan jalan poros alternatif Tulungagung-Trenggalek di titik Desa Kradinan yang amblas terseret longsor.
"Kebetulan ini sudah dialokasikan dalam PAK (perubahan anggaran keuangan). Kalau SPK-nya segera keluar tentunya pengerjaan jalan itu bisa dilakukan secepatnya," kata Bupati Tulungagung Maryoto Birowo di Tulungagung, Selasa.
Perbaikan jalan arteri di jalur selingkar Wilis itu menjadi prioritas daerah karena menjadi penghubung wilayah Tulungagung bagian Utara menuju Kabupaten Trenggalek.
Jalan tersebut menjadi akses utama untuk mobilitas warga dan hasil bumi di sekitar kawasan lereng Gunung Wilis tersebut. Terutama daerah Kecamatan Pagerwojo, Sendang, menuju daerah tetangga Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek.
Jalur yang longsor dan amblas separuh badan jalan di titik Desa Kradinan, Kecamatan Pagerwojo itu bahkan menjadi jalur angkutan umum bus Damri, yang menghubungkan tiga kabupaten sekaligus, yakni Tulungagung, Trenggalek dan Ponorogo melalui akses selingkar Wilis.
"Jalan ini sudah dua kali longsor. Pertama tahun 2019, dan kedua Rabu (14/9) lalu setelah hujan kiriman datang hampir semalaman," katanya.
Saat ini jalur yang terdampak longsor masih bisa dilalui kendaraan kecil maupun sedang, seperti bus ukuran sedang dan truk.
Namun arus kendaraannya harus bergantian karena badan jalan yang tersisa tinggal separuh.
"Kalau tidak segera diperbaiki, risiko longsor susulan bisa terjadi lagi mengingat di bawah lereng jalan tersebut adalah sungai. Dimungkinkan akan terjadi pergerakan tanah lanjutan jika turun hujan lagi" katanya.
Untuk menjaga konstruksi jalan lebih kuat dan stabil, maka akan dilakukan sejumlah modifikasi, seperti penambahan tiang penyangga di sisi jalan dan talut.
“Kita pakai pancang dan sekaligus nanti ada talud-nya,” kata Maryoto.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Kebetulan ini sudah dialokasikan dalam PAK (perubahan anggaran keuangan). Kalau SPK-nya segera keluar tentunya pengerjaan jalan itu bisa dilakukan secepatnya," kata Bupati Tulungagung Maryoto Birowo di Tulungagung, Selasa.
Perbaikan jalan arteri di jalur selingkar Wilis itu menjadi prioritas daerah karena menjadi penghubung wilayah Tulungagung bagian Utara menuju Kabupaten Trenggalek.
Jalan tersebut menjadi akses utama untuk mobilitas warga dan hasil bumi di sekitar kawasan lereng Gunung Wilis tersebut. Terutama daerah Kecamatan Pagerwojo, Sendang, menuju daerah tetangga Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek.
Jalur yang longsor dan amblas separuh badan jalan di titik Desa Kradinan, Kecamatan Pagerwojo itu bahkan menjadi jalur angkutan umum bus Damri, yang menghubungkan tiga kabupaten sekaligus, yakni Tulungagung, Trenggalek dan Ponorogo melalui akses selingkar Wilis.
"Jalan ini sudah dua kali longsor. Pertama tahun 2019, dan kedua Rabu (14/9) lalu setelah hujan kiriman datang hampir semalaman," katanya.
Saat ini jalur yang terdampak longsor masih bisa dilalui kendaraan kecil maupun sedang, seperti bus ukuran sedang dan truk.
Namun arus kendaraannya harus bergantian karena badan jalan yang tersisa tinggal separuh.
"Kalau tidak segera diperbaiki, risiko longsor susulan bisa terjadi lagi mengingat di bawah lereng jalan tersebut adalah sungai. Dimungkinkan akan terjadi pergerakan tanah lanjutan jika turun hujan lagi" katanya.
Untuk menjaga konstruksi jalan lebih kuat dan stabil, maka akan dilakukan sejumlah modifikasi, seperti penambahan tiang penyangga di sisi jalan dan talut.
“Kita pakai pancang dan sekaligus nanti ada talud-nya,” kata Maryoto.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020