Organisasi kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Madiun menyalurkan bantuan pangan untuk para santri di sejumlah pondok pesantren (ponpes), salah satunya adalah Pondok Pesantren Al Ikhlas di Kabupaten Magetan.
"Bantuan pangan yang kami salurkan adalah beras untuk para santri setiap bulannya," ujar Kepala Cabang ACT Madiun Wahyu SP di Madiun, Selasa.
Bantuan pangan tersebut disalurkan melalui Program Aksi Bantu Indonesia yang tujuannya adalah untuk membantu para santri mendapatkan pendidikan dan pangan lebih baik, terutama di masa pandemi COVID-19.
Sasaran bantuan pangan melalui Program Aksi Bantu Indonesia memang penerima manfaat yang benar-benar membutuhkan seperti anak yatim dan santri. Salah satunya adalah para santri yang sedang menimba ilmu di Pondok Pesantren Al Ikhlas Magetan.
Di Pondok Pesantren Al Ikhlas, Magetan terdapat 200 santri berasal dari keluarga yang kurang mampu. Mereka kebanyakan berasal dari Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kedatangan mereka ke Pulau Jawa bukan hanya untuk merantau namun juga menuntut ilmu menyusul terbatasnya sarana belajar di tempat asal.
"Semangat mereka dari Alor ke Jawa menandakan keseriusan para santri tersebut untuk belajar, terutama ilmu agama," kata Wahyu.
Di Pondok tersebut, para santri dibebaskan dari biaya hidup dan pendidikan. Para santri menerima dengan ikhlas akan sederhananya sarana yang diperoleh, termasuk juga dengan makanan yang dikonsumsi.
Adapun bantuan pangan yang disalurkan ke pondok pesantren merupakan himpunan donasi dari para donatur di ACT. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Bantuan pangan yang kami salurkan adalah beras untuk para santri setiap bulannya," ujar Kepala Cabang ACT Madiun Wahyu SP di Madiun, Selasa.
Bantuan pangan tersebut disalurkan melalui Program Aksi Bantu Indonesia yang tujuannya adalah untuk membantu para santri mendapatkan pendidikan dan pangan lebih baik, terutama di masa pandemi COVID-19.
Sasaran bantuan pangan melalui Program Aksi Bantu Indonesia memang penerima manfaat yang benar-benar membutuhkan seperti anak yatim dan santri. Salah satunya adalah para santri yang sedang menimba ilmu di Pondok Pesantren Al Ikhlas Magetan.
Di Pondok Pesantren Al Ikhlas, Magetan terdapat 200 santri berasal dari keluarga yang kurang mampu. Mereka kebanyakan berasal dari Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kedatangan mereka ke Pulau Jawa bukan hanya untuk merantau namun juga menuntut ilmu menyusul terbatasnya sarana belajar di tempat asal.
"Semangat mereka dari Alor ke Jawa menandakan keseriusan para santri tersebut untuk belajar, terutama ilmu agama," kata Wahyu.
Di Pondok tersebut, para santri dibebaskan dari biaya hidup dan pendidikan. Para santri menerima dengan ikhlas akan sederhananya sarana yang diperoleh, termasuk juga dengan makanan yang dikonsumsi.
Adapun bantuan pangan yang disalurkan ke pondok pesantren merupakan himpunan donasi dari para donatur di ACT. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020