Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Wahid Wahyudi mengungkapkan sebanyak 62 SMA/SMK dan SLB di wilayah setempat belum terjangkau akses internet sehingga menyulitkan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh.

"SMA/SMK dan SLB tersebut berada di daerah kepulauan dan pegunungan yang pasti menyulitkan pendistribusian bantuan paket internet untuk menunjang pembelajaran jarak jauh," kata Wahid Wahyudi di Surabaya, Selasa.

Menanggapi persoalan tersebut, Dinas Pendidikan Jatim mengupayakan bantuan kepada pihak operator telekomunikasi Telkomsel untuk membangun base transceiver station (BTS) mini untuk daerah yang jaringannya kurang bagus.

"BTS ini memanfaatkan pohon-pohon tinggi agar pembelajaran jarak jauh bisa terjangkau. Masalah ini sudah dibicarakan oleh pihak Telkom dengan manajemen," katanya.

Wahid menuturkan pihaknya telah menyiapkan platform aplikasi pembelajaran yang dinamakan Ruang Belajar.

Aplikasi tersebut bisa dimanfaatkan oleh guru untuk mengisi materi ajar, mengajar daring, mengisi materi hingga soal ujian. Guru juga bisa melakukan konferensi video saat pembelajaran.

"Saat ini sedang diujicobakan di Ponorogo. Aplikasi ini sebagai salah satu bentuk learning management system, sehingga sekolah bisa mengelola dan memanfaatkannya dengan gratis. Kuota internet yang terserap bisa diminimalisasi," jelasnya.

Sebelumnya, program CSR bagi kuota internet diberikan Telkomsel guna mengakomodasi keluhan masyarakat mengenai biaya internet selama pembelajaran jarak jauh.

Kapasitas kuota yang diberikan sebanyak 10 gigabyte masing-masing untuk siswa dan guru SMA/SMK dan SLB dengan masa aktif selama satu bulan.

"Bantuan kuota internet Telkomsel dibagi dua tahap. Minggu pertama pads September ini dibagikan 1,3 juta kartu untuk siswa SMA, SMK dan SLB negeri dan swasta. Dengan total siswa update per September 2020 di Dapodik sebanyak 1.298.085 siswa," kata Wahid.

Sedangkan sebanyak 1.096.838 kartu sudah terdistribusi untuk 3.700 SMA/SMK dan SLB per 7 September 2020.

Sementara untuk tahap kedua, Telkomsel akan membagikan 100 ribu kartu untuk guru dan tenaga kependidikan, baik aparatur sipil negara, guru tidak tetap atau pegawai tidak tetap mulai 14 September mendatang.

"Sementara perkembangan data guru dan tenaga kependidikan yang masuk sudah 96.122 orang," ujarnya.

Wahid menjelaskan besaran kuota internet 10 GB bisa digunakan untuk berbagai aplikasi media belajar termasuk konferensi video.

Jika masih membutuhkan kuota tambahan, siswa atau guru bisa menambah Rp5 ribu untuk 11 GB. Tidak hanya itu, pada September ini bantuan kuota internet gratis juga diberikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020