Dinas Pendidikan Jawa Timur memperluas uji coba pembelajaran tatap muka untuk jenjang SMA, SMK dan SLB di wilayah setempat yang telah berjalan sejak 18 Agustus 2020. 

"Hasil evaluasi menyebutkan kalau pembelajaran tatap muka berjalan dengan baik. Maka, mulai 31 Agustus 2020 uji coba pembelajaran tatap muka diperluas," ujar Kepala Disdik Jatim Wahid Wahyudi dikonfirmasi di Surabaya, Minggu.

Wahid menjelaskan pada waktu uji coba pembelajaran tatap muka tahap satu, kabupaten/kota di Jatim hanya diperbolehkan membuka masing-masing satu SMA, SMK dan SLB. Pada uji coba selanjutnya jumlah sekolah yang dibuka akan ditambah, namun khusus untuk SMK. 

"Mulai 31 Agustus 2020 itu jumlah SMK-nya ditingkatkan menjadi masing-masing kabupaten/kota 25 persen. Jika di kota itu ada tujuh SMK, yang boleh dibuka baru dua sekolah," katanya.

Lebih lanjut, Wahid mengingatkan kebijakan itu hanya berlaku untuk SMK yang berada di daerah tingkat penularan COVID-19 sedang hingga rendah. Artinya, daerah dengan peta risiko zona merah belum diperbolehkan membuka sekolah atau menggelar pembelajaran tatap muka.

"Sekolah yang ingin melakukan belajar tatap muka harus mendapatkan rekomendasi dari gugus tugas COVID-19 kabupaten/kota dan untuk zona merah tidak. Surabaya belum," katanya, menegaskan.

Tak hanya membuka sekolah di zona oranye dan kuning di Jatim, Wahid memastikan para guru harus sehat. 

Pemerintah provinsi pun menyediakan fasilitas tes ceoat di banyak tempat. Hasilnya sebanyak 10 ribu lebih guru telah dilakukan tes cepat pada tahap pertama. Selanjutnya menyusul 10 ribu guru lagi di tahap kedua. 

"Hasilnya ke dinas kesehatan. Dinas kesehatan yang tahu datanya. Karena dinas kesehatan yang melakukan," ucapnya.

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020