Sebanyak 1,3 juta pelajar SMA/SMK dan SLB negeri maupun swasta di Jawa Timur akan mendapat bantuan kuota internet sebesar 10 gigabyte pada awal September mendatang melalui kerja sama yang dilakukan Dinas Pendidikan setempat dengan Telkomsel.

Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Wahid Wahyudi di Surabaya, Rabu mengatakan pemberian kouta internet gratis itu dikarenakan banyak wali murid yang kesulitan secara finansial, dan terbebani akan kebutuhan kuota internet selama pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau daring.

"Jatim dijadikan pilot project untuk menyiapkan 1,3 juta paket kartu yang diberikan secara gratis bagi SMA/SMK dan SLB negeri ataupun swasta dengan besaran kuota 10 gigabyte," kata Wahid.

Jika kuota tersebut dirasa kurang, lanjut Wahid, siswa dapat membeli kuota tambahan  kapasitas sebesar 11 gigabyte dengan harga Rp5.000.

"Kalau dirasa kurang, karena evalusi kami siswa butuh 23 gigabyte, nanti bisa menambah dengan Rp5.000 bisa beli kuota dengan kapasitas 11 gigabyte," katanya.

Wahid menjelaskan, sekolah bisa menggunakan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) jika ada penambahan pembiayaan kuota internet. 

Sementara itu, Kepala UPT Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (TIKP) Disdik Jatim, Alfian Majdie merinci, sebanyak 1.339.921 siswa yang mendapat bantuan Telkomsel tersebut berasal dari 3.789 lembaga SMA/SMK dan SLB negeri ataupun swasta.

Tak hanya siswa, program tersebut juga menyasar guru dan tenaga kependidikan yang berjumlah hingga 96.122 se-Jawa Timur. 

"Yang dapat (bantuan kuota internet gratis) ini seluruh siswa SMA/SMK dan SLB negeri dan swasta se-Jatim. Per 24 agustus 2020 kemarin ibu Gubernur Jatim sudah tanda tangan kerja sama dengan Telkomsel, tinggal dari kami nanti akan membaginya," ujarnya.

Terkait teknis pembagiannya, Alfian menjelaskan jika hal tersebut akan dikoordinasikan oleh 38 tim dari Telkomsel dengan cabang dinas pendidikan wilayah Jatim. 

"Tim ini akan menyebar untuk menemui cabdin di masing-masing wilayah. Di cabang dinas mereka akan minta data sekolah,  siswa dan guru. Misalnya di SMKN 1 Surabaya,  berapa jumlah siswa dan gurunya ini akan digunakan untuk distribusi paket kuota internetnya," ujarnya.

Alfian menyebut, besaran kuota internet akan diperuntukkan untuk portal belajar selama PJJ mulai dari zoom,  google classroom,  quiper, microsoft-think, dan aplikasi rumah belajar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). 

"Rencananya kami akan mulai distribusi awal September nanti. Tapi tergantung cabang dinas prosesnya (pendataan) cepat tidak. Paling lambat pendataan tiga hari. Sehingga bisa segera dinikmati sekolah.  Kalau untuk sekolah swasta kita masih terus melakukan pendataan karena jumlahnya yang mencapai 3.000 lebih lembaga," katanya.

Alfin juga menambahkan, adanya program CSR bantuan kuota internet gratis ini akan bisa digunakan hingga pandemi usai.  Mengingat, ke depan Disdik Jatim akan mengonsep PJJ tidak hanya sementara. Tapi sekolah-sekolah yang didaerah padat akan dikonsep tiga hari sekolah, dua hari di rumah.

"Jadi jika nambah kuota internet, sekolah bisa mengambil pembiayaan tersebut lewat dana BOS. Jika belum turun, Telkomsel akan memberi keringanan untuk peminjaman. Saat BOS cair baru dibayar," katanya. (*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020