Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa didampingi Kepala Dinas Pendidikan Jatim Wahid Wahyudi meninjau uji coba kegiatan belajar mengajar tatap muka secara terbatas di SMK Negeri 2 dan SMA Negeri 2 di Kota Probolinggo, Selasa.
Sekolah pertama yang ditinjau rombongan Gubernur Jatim yakni di SMKN 2 Kota Probolinggo yang disambut Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin, Wakil Wali Kota Probolinggo Mochammad Soufis Subri, Kapolres Probolinggo Kota AKBP Ambariyadi Wijaya, Dandim 0820 Letkol Inf Imam Wibowo, Kepala Kemenag Mufi Imron Rosyadi, dan Kepala SMKN 2 Warnoto.
"Uji coba pembelajaran tatap muka terbatas itu sebanyak sembilan orang siswa, kemudian dilakukan protokol kesehatan seperti check point pada saat siswa tiba di sekolah," kata Khofifah di Kota Probolinggo.
Baca juga: Pemkot Probolinggo tunggu hasil polling wali murid soal sekolah tatap muka
Apabila diketahui suhu tubuh siswa mencapai 37,3 derajat Celcius, siswa tidak boleh masuk sekolah, kemudian kedatangan siswa dibuat per sif dan pembelajaran berakhir setelah empat jam.
"Itulah yang disebut uji coba belajar mengajar tatap muka langsung secara bertahap dan uji coba itu baru bisa dilakukan atas persetujuan bupati atau wali kota," tuturnya.
Baca juga: SMA/SMK di Situbondo uji coba pembelajaran tatap muka
Kedatangan Gubernur Jatim dan Kepala Dinas Pendidikan Jatim bersama Wali Kota Habib Hadi untuk memastikan bahwa Kota Probolinggo dilakukan KBM tatap muka secara bertahap.
"SMKN merupakan sekolah yang pembelajarannya banyak mengaplikasikan antara teori dengan praktik sehingga tidak cocok pembelajarannya secara daring. Maka kami pilih uji coba belajar mengajar tatap muka langsung secara bertahap di sekolah itu," katanya.
Baca juga: Wali Kota Kediri masih pertimbangkan kegiatan belajar mengajar tatap muka
Khofifah menjelaskan setiap siswa hanya dapat mengikuti sekolah tatap muka dua kali dalam sepekan dan penerapan sekolah tatap muka harus menjalankan protokol kesehatan secara ketat dengan jumlah siswa dibatasi dan waktunya diatur, sehingga semua siswa bisa mendapatkan materi pelajaran secara tatap muka.
Selama melakukan kunjungan di SMKN 2 dan SMAN 2 Kota Probolinggo, Khofifah memberikan semangat kepada siswa, agar tetap semangat belajar dan memberikan suvenir kepada siswa yang melakukan pembelajaran tatap muka terbatas itu, serta menyerahkan bantuan 2.000 masker kain dan 500 pelindung wajah.
Baca juga: SMA/SMK di Surabaya-Sidoarjo belum diizinkan gelar pembelajaran tatap muka
Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin mengapresiasi kunjungan kerja Gubernur Khofifah ke sejumlah sekolah yang melakukan uji coba KBM tatap muka di daerah itu.
"Beberapa waktu lalu dilakukan polling wali murid atas kesediaan anak mereka untuk dilakukan pembelajaran dalam jaringan atau luar jaringan," katanya.
Ia mengatakan uji coba sekolah tatap muka tetap mengedepankan protokol kesehatan untuk kebaikan bersama, sehingga pihaknya ingin membuka kelas normal seperti sedia kala, namun hal itu harus dilakukan secara bertahap.
"Kami mempertimbangkan dengan adanya COVID-19 dilakukan pembelajaran dilakukan secara daring, namun tidak menutup kemungkinan pembelajaran tatap muka ia upayakan," katanya.
Habib Hadi menargetkan jajak pendapat wali murid secepatnya bisa dilakukan dan hasilnya mudah-mudahan segera keluar, namun yang terpenting masyarakat tetap disiplin memakai masker, apabila zona hijau maka bisa segera dibuka kembali kelas tatap muka di Kota Probolinggo.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Sekolah pertama yang ditinjau rombongan Gubernur Jatim yakni di SMKN 2 Kota Probolinggo yang disambut Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin, Wakil Wali Kota Probolinggo Mochammad Soufis Subri, Kapolres Probolinggo Kota AKBP Ambariyadi Wijaya, Dandim 0820 Letkol Inf Imam Wibowo, Kepala Kemenag Mufi Imron Rosyadi, dan Kepala SMKN 2 Warnoto.
"Uji coba pembelajaran tatap muka terbatas itu sebanyak sembilan orang siswa, kemudian dilakukan protokol kesehatan seperti check point pada saat siswa tiba di sekolah," kata Khofifah di Kota Probolinggo.
Baca juga: Pemkot Probolinggo tunggu hasil polling wali murid soal sekolah tatap muka
Apabila diketahui suhu tubuh siswa mencapai 37,3 derajat Celcius, siswa tidak boleh masuk sekolah, kemudian kedatangan siswa dibuat per sif dan pembelajaran berakhir setelah empat jam.
"Itulah yang disebut uji coba belajar mengajar tatap muka langsung secara bertahap dan uji coba itu baru bisa dilakukan atas persetujuan bupati atau wali kota," tuturnya.
Baca juga: SMA/SMK di Situbondo uji coba pembelajaran tatap muka
Kedatangan Gubernur Jatim dan Kepala Dinas Pendidikan Jatim bersama Wali Kota Habib Hadi untuk memastikan bahwa Kota Probolinggo dilakukan KBM tatap muka secara bertahap.
"SMKN merupakan sekolah yang pembelajarannya banyak mengaplikasikan antara teori dengan praktik sehingga tidak cocok pembelajarannya secara daring. Maka kami pilih uji coba belajar mengajar tatap muka langsung secara bertahap di sekolah itu," katanya.
Baca juga: Wali Kota Kediri masih pertimbangkan kegiatan belajar mengajar tatap muka
Khofifah menjelaskan setiap siswa hanya dapat mengikuti sekolah tatap muka dua kali dalam sepekan dan penerapan sekolah tatap muka harus menjalankan protokol kesehatan secara ketat dengan jumlah siswa dibatasi dan waktunya diatur, sehingga semua siswa bisa mendapatkan materi pelajaran secara tatap muka.
Selama melakukan kunjungan di SMKN 2 dan SMAN 2 Kota Probolinggo, Khofifah memberikan semangat kepada siswa, agar tetap semangat belajar dan memberikan suvenir kepada siswa yang melakukan pembelajaran tatap muka terbatas itu, serta menyerahkan bantuan 2.000 masker kain dan 500 pelindung wajah.
Baca juga: SMA/SMK di Surabaya-Sidoarjo belum diizinkan gelar pembelajaran tatap muka
Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin mengapresiasi kunjungan kerja Gubernur Khofifah ke sejumlah sekolah yang melakukan uji coba KBM tatap muka di daerah itu.
"Beberapa waktu lalu dilakukan polling wali murid atas kesediaan anak mereka untuk dilakukan pembelajaran dalam jaringan atau luar jaringan," katanya.
Ia mengatakan uji coba sekolah tatap muka tetap mengedepankan protokol kesehatan untuk kebaikan bersama, sehingga pihaknya ingin membuka kelas normal seperti sedia kala, namun hal itu harus dilakukan secara bertahap.
"Kami mempertimbangkan dengan adanya COVID-19 dilakukan pembelajaran dilakukan secara daring, namun tidak menutup kemungkinan pembelajaran tatap muka ia upayakan," katanya.
Habib Hadi menargetkan jajak pendapat wali murid secepatnya bisa dilakukan dan hasilnya mudah-mudahan segera keluar, namun yang terpenting masyarakat tetap disiplin memakai masker, apabila zona hijau maka bisa segera dibuka kembali kelas tatap muka di Kota Probolinggo.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020