Universitas Airlangga Surabaya akan mengambil tindakan tegas terhadap mahasiswanya yang diduga melakukan pelecehan seksual fetish (orang memiliki dorongan seksual yang berhubungan dengan benda mati) jarik berkedok riset terhadap mahasiswa lain.

Ketua Pusat Informasi dan Humas Unair Suko Widodo di Surabaya, Kamis, membenarkan bahwa pelaku fetish jarik berkedok riset yang viral di media sosial Twitter merupakan mahasiswa Unair angkatan 2015 berinisial GAN.

"Fakultas Ilmu Budaya Unair telah menggelar sidang komite etik terhadap yang bersangkutan. Pastinya kami akan mengambil tindakan tegas karena sudah menyalahi etika mahasiswa," ujarnya.

Suko menjelaskan pihaknya melalui FIB Unair juga mencoba menghubungi GAN dan keluarganya. 

Namun, hingga saat ini, GAN yang merupakan warga luar Surabaya belum bisa dihubungi sehingga pihak kampus akan menyerahkan sepenuhnya kepada pihak berwenang. 

"Dulu pernah terjadi saat Gilang jadi panitia mahasiswa baru, tapi tidak dilaporkan ke dekanat. Dan sekarang sudah viral di sosial media dan ada yang melapor, makanya kami adakan sidang kode etik," tuturnya.

Suko kembali menegaskan pihaknya akan mengambil tindakan tegas dan tidak akan melindungi yang bersangkutan.

"Kami secara tegas tidak akan melindungi kesalahan dan akan terus melakukan investigasi. Tentunya akan memberikan sanksi paling tegas karena hal itu merupakan tindakan melanggar disiplin moral mahasiswa," ujarnya.

Sebelumnya salah seorang mahasiswa di salah satu PTN di Surabaya dikabarkan menjadi seorang predator fetish, dari sebuah utas yang diciutkan oleh @m_fikris dengan judul Fetish Kain Jarik dan menjadi trending di media sosial Twitter, 

Pelaku yang disebut sebagai predator ini melakukan aksinya dengan modus cara meminta bantuan untuk penelitian tugas akhir yang bertemakan bungkus membungkus. 
 

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020