Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, menggelar upacara Manusuk Sima yang merupakan rangkaian peringatan HUT ke-1.141 Kota Kediri secara virtual, demi mencegah penyebaran COVID-19.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengungkapkan peringatan Hari Jadi ke-1.141 Kota Kediri tahun 2020 ini berbeda dari tahun sebelumnya karena tahun ini ada kejadian luar biasa yang dahsyatnya pandemi mengatur ulang kehidupan sosial, ekonomi, religi, hingga seni dan budaya.
Semua harus beradaptasi, bahkan hari jadi yang setiap tahun selenggarakan secara meriah, tahun ini terpaksa digelar dengan sederhana dan dilaksanakan secara virtual.
"Hari ini memang tetap digelar upacara Manusuk Sima, namun peserta harus dibatasi dan tetap sesuai dengan protokol kesehatan. Saya dan semua unsur Forkopimda Kota Kediri tidak bisa hadir dan seperti semua warga Kota Kediri lainnya," katanya di Kediri, Senin.
Ia mengakui kegiatan memang diselenggarakan secara virtual. Namun, dirinya meyakinkan acara tidak menghilangkan khidmatnya rangkaian HUT Kota Kediri tersebut.
"Meskipun digelar secara sederhana, tidak mengurangi makna hari jadi tahun ini. Memang biasanya hari jadi banyak kegiatan yang digelar untuk hiburan masyarakat, tapi di tengah situasi pandemi COVID-19 ini, sangat tidak memungkinkan penyelenggaraan acara yang mengumpulkan orang banyak. Seperti upacara Manusuk Sima," ujar dia.
Manusuk Sima, lanjut Wali Kota, sudah menjadi tradisi tahunan untuk menghormati para leluhur pendiri Kediri sehingga tetap diselenggarakan. Nilai-nilai yang terkandung dalam upacara Manusuk Sima menjadi pengingat tentang masa awal ketika Kediri ditetapkan menjadi sebuah wilayah, yang berdiri dan tetap bertahan hingga sekarang. Bahkan dari nama Kediri pun tetap dipakai hingga kini.
"Kediri ini sudah sangat tua, sudah memasuki usia ke-1141. Kota ini telah melewati banyak era kepemimpinan, mulai dari zaman kerajaan, penjajahan, pascakemerdekaan hingga era kepemimpinan saya," kata Mas Abu, sapaan akrabnya.
Mas Abu juga menambahkan usia tua dari sebuah kota seharusnya menjadi modal kedewasaan dengan justru harus lebih adaptif pada perkembangan zaman. Disokong oleh bonus demografi dengan usia milenial mencapai 60 persen, tidak boleh gagap pada derasnya arus perubahan yang dibawa oleh teknologi 4.0.
Teknologi, kata dia, seperti pisau bermata dua bahwa yang tidak siap menggunakannya bisa terlibas, sementara yang bisa memanfaatkannya menjadi sebuah keunggulan, dalam konteks sebuah kota teknologi bisa dimanfaatkan untuk mempermudah pemerintah dalam melayani warganya. Seperti contohnya upacara Manusuk Sima yang tetap bisa digelar dan bisa disaksikan bersama dengan bantuan teknologi.
"Saya yakin, makna dari penyelenggaraan upacara Manusuk Sima tidak tereduksi oleh tidak hadirnya penonton di lokasi, justru dengan disiarkan secara virtual melalui YouTube ini bisa lebih memperluas jangkauan mereka yang ingin menyaksikannya, tanpa batas wilayah dan waktu. Hari ini, upacara Manusuk Sima tidak hanya disaksikan oleh kita yang berada di Kediri, tapi juga oleh warga Kota Kediri yang mungkin saat ini sedang berada di perantauan, di luar pulau, bahkan di luar negeri. Ini contoh bagaimana teknologi bisa menjadi solusi permasalahan di era pandemi," kata dia.
Mas Abu juga berharap pandemi COVID-19 ini bisa segera selesai.
"Saya juga mengajak semua warga Kota Kediri, mari kita bersama-sama berdoa, agar pandemi COVID-19 segera diangkat oleh Allah SWT dari muka bumi, agar kita bisa menjalankan kehidupan normal kembali, sehingga tidak ada kendala silaturahmi," kata dia.
Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kota Kediri Nur Muhyar mengemukakan upacara tersebut berlangsung dengan baik dan lancar.
"Acara berlangsung dengan bagus, lancar, dan nanti akan dievaluasi lagi. Bedanya dengan tahun lalu, jika tahun lalu tidak ada COVID-19, tahun ini ada COVID-19, jadi acara dengan protokol kesehatan ketat," kata Nur Muhyar.
Ia mengatakan, kegiatan upacara Manusuk Sima tersebut diselenggarakan secara virtual. Berbagai rangkaian acara juga berlangsung dengan lancar.
Selain itu, sejumlah rangkaian acara di HUT Kota Kediri juga digelar virtual. Sebelumnya juga digelar kataman Kitab Suci Al-Quran secara virtual. Agenda lainnya adalah pagelaran musik, hingga pameran. Dalam kesempatan tersebut, pemkot juga akan meresmikan "IKM Go Digital", yang semuanya juga virtual.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengungkapkan peringatan Hari Jadi ke-1.141 Kota Kediri tahun 2020 ini berbeda dari tahun sebelumnya karena tahun ini ada kejadian luar biasa yang dahsyatnya pandemi mengatur ulang kehidupan sosial, ekonomi, religi, hingga seni dan budaya.
Semua harus beradaptasi, bahkan hari jadi yang setiap tahun selenggarakan secara meriah, tahun ini terpaksa digelar dengan sederhana dan dilaksanakan secara virtual.
"Hari ini memang tetap digelar upacara Manusuk Sima, namun peserta harus dibatasi dan tetap sesuai dengan protokol kesehatan. Saya dan semua unsur Forkopimda Kota Kediri tidak bisa hadir dan seperti semua warga Kota Kediri lainnya," katanya di Kediri, Senin.
Ia mengakui kegiatan memang diselenggarakan secara virtual. Namun, dirinya meyakinkan acara tidak menghilangkan khidmatnya rangkaian HUT Kota Kediri tersebut.
"Meskipun digelar secara sederhana, tidak mengurangi makna hari jadi tahun ini. Memang biasanya hari jadi banyak kegiatan yang digelar untuk hiburan masyarakat, tapi di tengah situasi pandemi COVID-19 ini, sangat tidak memungkinkan penyelenggaraan acara yang mengumpulkan orang banyak. Seperti upacara Manusuk Sima," ujar dia.
Manusuk Sima, lanjut Wali Kota, sudah menjadi tradisi tahunan untuk menghormati para leluhur pendiri Kediri sehingga tetap diselenggarakan. Nilai-nilai yang terkandung dalam upacara Manusuk Sima menjadi pengingat tentang masa awal ketika Kediri ditetapkan menjadi sebuah wilayah, yang berdiri dan tetap bertahan hingga sekarang. Bahkan dari nama Kediri pun tetap dipakai hingga kini.
"Kediri ini sudah sangat tua, sudah memasuki usia ke-1141. Kota ini telah melewati banyak era kepemimpinan, mulai dari zaman kerajaan, penjajahan, pascakemerdekaan hingga era kepemimpinan saya," kata Mas Abu, sapaan akrabnya.
Mas Abu juga menambahkan usia tua dari sebuah kota seharusnya menjadi modal kedewasaan dengan justru harus lebih adaptif pada perkembangan zaman. Disokong oleh bonus demografi dengan usia milenial mencapai 60 persen, tidak boleh gagap pada derasnya arus perubahan yang dibawa oleh teknologi 4.0.
Teknologi, kata dia, seperti pisau bermata dua bahwa yang tidak siap menggunakannya bisa terlibas, sementara yang bisa memanfaatkannya menjadi sebuah keunggulan, dalam konteks sebuah kota teknologi bisa dimanfaatkan untuk mempermudah pemerintah dalam melayani warganya. Seperti contohnya upacara Manusuk Sima yang tetap bisa digelar dan bisa disaksikan bersama dengan bantuan teknologi.
"Saya yakin, makna dari penyelenggaraan upacara Manusuk Sima tidak tereduksi oleh tidak hadirnya penonton di lokasi, justru dengan disiarkan secara virtual melalui YouTube ini bisa lebih memperluas jangkauan mereka yang ingin menyaksikannya, tanpa batas wilayah dan waktu. Hari ini, upacara Manusuk Sima tidak hanya disaksikan oleh kita yang berada di Kediri, tapi juga oleh warga Kota Kediri yang mungkin saat ini sedang berada di perantauan, di luar pulau, bahkan di luar negeri. Ini contoh bagaimana teknologi bisa menjadi solusi permasalahan di era pandemi," kata dia.
Mas Abu juga berharap pandemi COVID-19 ini bisa segera selesai.
"Saya juga mengajak semua warga Kota Kediri, mari kita bersama-sama berdoa, agar pandemi COVID-19 segera diangkat oleh Allah SWT dari muka bumi, agar kita bisa menjalankan kehidupan normal kembali, sehingga tidak ada kendala silaturahmi," kata dia.
Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kota Kediri Nur Muhyar mengemukakan upacara tersebut berlangsung dengan baik dan lancar.
"Acara berlangsung dengan bagus, lancar, dan nanti akan dievaluasi lagi. Bedanya dengan tahun lalu, jika tahun lalu tidak ada COVID-19, tahun ini ada COVID-19, jadi acara dengan protokol kesehatan ketat," kata Nur Muhyar.
Ia mengatakan, kegiatan upacara Manusuk Sima tersebut diselenggarakan secara virtual. Berbagai rangkaian acara juga berlangsung dengan lancar.
Selain itu, sejumlah rangkaian acara di HUT Kota Kediri juga digelar virtual. Sebelumnya juga digelar kataman Kitab Suci Al-Quran secara virtual. Agenda lainnya adalah pagelaran musik, hingga pameran. Dalam kesempatan tersebut, pemkot juga akan meresmikan "IKM Go Digital", yang semuanya juga virtual.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020