Irsan Surya Imana warga Perumahan Panji Permai Kelurahan Mimbaan, Kecamatan Panji, Situbondo, Jawa Timur, meyakini asap tempurung kelapa dapat menyembuhkan pasien positif terinfeksi Corona Virus Disease 19 atau COVID-19.

"Asap cair dari tempurung kelapa ini sudah menjadi warisan leluhur bangsa Indonesia. Kami bersama teman-teman memproduksinya tidak semata-mata kepentingan bisnis, tapi ingin membantu dalam penyembuhan pasien COVID-19," kata Irsan di Situbondo, Senin.

Menurut dia, sejumlah pasien positif corona di Situbondo terbukti sembuh setelah mengonsumsi asap cair atau obat berbentuk cairan yang terbuat dari batok kelapa, melalui proses destilasi, penyulingan hingga pengembunan.

Salah seorang pasien COVID-19 yang menunjukkan kesembuhan setelah minum asap cair, lanjut dia, adalah seorang ASN di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Situbondo.

"Pak Syaiful Ali pegawai Kemenag salah satunya, secara medis katanya dia sudah divonis sulit sembuh, karena selama penanganan di rumah sakit hingga isolasi mandiri, empat kali tes usap (swab test) hasilnya tetap positif. Alhamdulillah setelah minum asap cair, pada hasil tes usap kelima, keenam dan ketujuh hasilnya negatif," tuturnya.

Sejak pandemi COVID-19, Kata Irsan, pihaknya telah berusaha menawarkan obat asap cair yang diyakininya dapat menyembuhkan pasien corona ke pemerintah daerah setempat, namun tidak ada respons.

"Saya sudah beberapa kali agar Pemkab Situbondo memfasilitasi memberikan obat asap cair ini kepada pasien COVID-19, tapi tidak direspons," ujarnya.

Tidak ada respons dari pemerintah daerah setempat, lanjut dia, Irsan berkunjung ke Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan ditemui langsung oleh Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki.

"Oleh Menteri Teten Masduki, kami mendapat respons baik, dan Kementerian Koperasi dan UKM akan membantu perizinan dan BPOM obat asap cair," katanya.

Pasien positif COVID-19 yang telah dinyatakan sembuh, Syaiful Ali mengakui bahwa selain mengonsumsi ramuan jamu dan obat medis lainnya, juga mengonsumsi asap cair tersebut.

"Setelah hasil tes usap kelima tetap positif, saya juga mengonsumsi asap cair tiga hari sebelum dites usap kembali, dan hasilnya negatif. Begitu pula tes usap ketujuh hasilnya negatif dan  saya dinyatakan sembuh," tuturnya.

Namun demikian, kata Ali, dirinya tidak sepenuhnya meyakini sembuh dari paparan COVID-19 karena asap cair tempurung kelapa. Sebab,  selain mengonsumsi asap cair, dirinya telah menjalani penanganan medis dan dinyatakan sembuh secara klinis.

"Saya tidak berani menyampaikan bahwa saya sembuh dari corona karena asap cair, kalau ada kontribusi dalam penyembuhan iya. Kalau seandainya saya sembuh saat baru terpapar virus corona, bisa saya akui sembuh sepenuhnya dari asap cair tersebut," ucapnya.

Sementara itu, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Situbondo, GM Candrawati mengatakan telah mendengar adanya warga yang mengklaim bisa menyembuhkan pasien COVID-19 dengan asap cair dari batok kelapa.

"Menurut kami, selama belum jelas ada penelitian secara medis dan klinis, kami para dokter belum bisa percaya hal itu. Kalau belum ada penelitian lebih lanjut kami anggap itu suplemen, karena di masa pandemi ini suplemen apapun silakan (dikonsumsi) kalau termotivasi sehat. Tapi ini kan mengklaim bisa menyembuhkan," paparnya. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020