Sedikitnya 1.000 orwng panitia dan pengawas Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri di Universitas Brawijaya Malang menjalani rapid test guna memastikan kesehatan dan kondisi mereka aman dari virus corona.

"Dalam pelaksanaan rapid test ini, kami bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI. Rapid test ini dilakukan demi pencapaian derajat kesehatan panitia dan pengawas secara prima," kata koordinator pelaksanaan rapid test Universitas Brawijaya dr Syifa Mustika, Sp.PD-KGEH di Malang, Jumat.

Ia mengatakan uji sampel darah para pengawas dan panitia UTBK ini dilakukan di Gedung Samanta Krida selama dua hari, Kamis dan Jumat (2-3/7).

"Rapid test ini merupakan langkah serius UB untuk mencegah meluasnya penyebaran COVID-19," ucapnya.

Selain itu, juga untuk memastikan kesehatan pengawas ujian dan panitia dalam kondisi prima menjelang dilaksanakannya UTBK mulai akhir pekan ini. Sekitar 1.000 orang pengawas dan panitia akan mengikuti serangkaian tes kesehatan.

Syifa Mustika berharap kegiatan pemeriksaan kesehatan dan rapid test tidak membuat panitia dan pengawas khawatir.

"Semua panitia dan pengawas yang terdaftar akan diambil sampel darah kapiler, dilanjutkan dengan pemeriksaan kesehatan sederhana. Harapannya pemeriksaan ini bukan untuk menakuti, melainkan sebagai upaya menjaga kesehatan panitia dan pengawas," tuturnya.

Hasil tes, menurut Syifa, akan diserahkan secara kolektif kepada rektorat untuk di tindak lanjuti.

Sementara itu, Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan SDM Kesehatan dr Mariya Mubarika mengatakan bahwa Kemenkes sangat mendukung kegiatan rapid test yang dilakukan Universitas Brawijaya untuk sivitas akademika, terutama saat menghadapi UTBK.

Menurut dia, rapid test bukan sekedar mencari siapa yang reaktif, tetapi juga mencari pola bagaimana sistem pembelajaran yang baik di masa normal baru.

Kemenkes sangat mendukung ide-ide dan usaha UB guna membantu mencari apa yang terbaik untuk proses pembelajaran. "Semoga nanti yang dihasilkan bisa menjadi regulasi pembelajaran di era normal baru agar peserta didik (mahasiswa) aman, yang ngajar juga aman," kata Mariya.
 

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020