Universitas Muhammadiyah Malang dalam waktu dekat membuka Program Studi Diploma 4 (D4) Studi Baru Cyber Security dan Digital Forensik.
Direktur Pendidikan Vokasi dan Pelatihan UMM Dr Tulus Winarsunu dalam diskusi kelompok terpumpun secara daring di Malang, Rabu, mengemukakan isu keamanan dunia siber telah menjadi prioritas seluruh negara di dunia sejak teknologi informasi dan komunikasi dimanfaatkan dalam berbagai aspek kehidupan.
"Berbanding lurus dengan tingginya tingkat pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi tersebut, tingkat risiko dan ancaman penyalahgunaan teknologi informasi dan komunikasi juga semakin tinggi dan kompleks. Hal inilah yang mendorong meningkatnya kebutuhan SDM dalam dunia keamanan siber dan digital forensik," katanya.
Guna menjawab tantangan itu, Direktorat Pendidikan Vokasi dan Pelatihan UMM akan segera merealisasikan Prodi D4 Studi Baru Cyber Security dan Digital Forensik tersebut.
“Mahasiswa prodi ini akan dibekali dengan pengetahuan, keterampilan, serta kemampuan untuk melakukan serangkaian proses manajemen risiko sebagai bentuk mitigasi keamanan informasi," tuturnya.
Selain itu, lanjut Tulus, mahasiswa dibekali dengan keahlian memeriksa secara mendalam barang bukti elekronik dan digital yang berasal dari sistem jaringan dalam rangka mendapatkan data investigasi untuk dianalisa secara komprehensif.
Praktik itu dilakukan sebagai bukti digital untuk memecahkan kasus kejahatan siber.
"Prodi ini juga akan bekerja sama dengan perusahaan network security, baik dalam maupun luar negeri, untuk melibatkan mahasiswa secara langsung di dunia kerja,” katanya.
Kompetensi yang ditawarkan, di antaranya kemampuan mengindentifikasi, menganalisa, dan mengevaluasi berbagai penerapan aplikasi keamanan siber dan digital forensik terhadap ancaman yang teridenfikasi dan tidak teridentifikasi.
Selain itu, mahasiswa mampu menyusun security requirement untuk melindungi proses bisnis di dalam suatu organisasi yang ditangani secara memadai dalam seluruh aspek dari enterprise architecture.
Staf Ahli Bidang Inovasi dan Daya Saing Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ananto Kusuma Seta menerangkan mahasiswa lulusan prodi itu sekarang banyak dibutuhkan dunia industri swasta maupun pemerintahan.
"Beberapa prospek prodi ini, yakni Cyber Risk Specialist, Arsitek Keamanan Siber, Cyber Incident Investigation, Cybersecurity Governance Officer, Penetration Tester, dan lainnya," ujarnya.
Dalam waktu dekat, UMM juga membuka Program D4 Retail dan Bisnis Daring yang difokuskan pada usaha digital.
Prodi Retail dan Bisnis Daring itu dirancang untuk menyiapkan lulusan agar mampu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen umumnya dan mampu mengembangkan teknik pemasaran digital khususnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Direktur Pendidikan Vokasi dan Pelatihan UMM Dr Tulus Winarsunu dalam diskusi kelompok terpumpun secara daring di Malang, Rabu, mengemukakan isu keamanan dunia siber telah menjadi prioritas seluruh negara di dunia sejak teknologi informasi dan komunikasi dimanfaatkan dalam berbagai aspek kehidupan.
"Berbanding lurus dengan tingginya tingkat pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi tersebut, tingkat risiko dan ancaman penyalahgunaan teknologi informasi dan komunikasi juga semakin tinggi dan kompleks. Hal inilah yang mendorong meningkatnya kebutuhan SDM dalam dunia keamanan siber dan digital forensik," katanya.
Guna menjawab tantangan itu, Direktorat Pendidikan Vokasi dan Pelatihan UMM akan segera merealisasikan Prodi D4 Studi Baru Cyber Security dan Digital Forensik tersebut.
“Mahasiswa prodi ini akan dibekali dengan pengetahuan, keterampilan, serta kemampuan untuk melakukan serangkaian proses manajemen risiko sebagai bentuk mitigasi keamanan informasi," tuturnya.
Selain itu, lanjut Tulus, mahasiswa dibekali dengan keahlian memeriksa secara mendalam barang bukti elekronik dan digital yang berasal dari sistem jaringan dalam rangka mendapatkan data investigasi untuk dianalisa secara komprehensif.
Praktik itu dilakukan sebagai bukti digital untuk memecahkan kasus kejahatan siber.
"Prodi ini juga akan bekerja sama dengan perusahaan network security, baik dalam maupun luar negeri, untuk melibatkan mahasiswa secara langsung di dunia kerja,” katanya.
Kompetensi yang ditawarkan, di antaranya kemampuan mengindentifikasi, menganalisa, dan mengevaluasi berbagai penerapan aplikasi keamanan siber dan digital forensik terhadap ancaman yang teridenfikasi dan tidak teridentifikasi.
Selain itu, mahasiswa mampu menyusun security requirement untuk melindungi proses bisnis di dalam suatu organisasi yang ditangani secara memadai dalam seluruh aspek dari enterprise architecture.
Staf Ahli Bidang Inovasi dan Daya Saing Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ananto Kusuma Seta menerangkan mahasiswa lulusan prodi itu sekarang banyak dibutuhkan dunia industri swasta maupun pemerintahan.
"Beberapa prospek prodi ini, yakni Cyber Risk Specialist, Arsitek Keamanan Siber, Cyber Incident Investigation, Cybersecurity Governance Officer, Penetration Tester, dan lainnya," ujarnya.
Dalam waktu dekat, UMM juga membuka Program D4 Retail dan Bisnis Daring yang difokuskan pada usaha digital.
Prodi Retail dan Bisnis Daring itu dirancang untuk menyiapkan lulusan agar mampu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen umumnya dan mampu mengembangkan teknik pemasaran digital khususnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020