Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Surabaya mendukung program percepatan tanam padi pada musim kemarau di Kecamatan Jatikalen, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, sebagai solusi dalam menghadapi ancaman krisis pangan yang melanda dunia di tengah pandemi COVID-19.

"Gerakan percepatan tanam ini harus menjadi momentum tepat untuk menumbuhkan produksi pangan nasional dan menjadi jawaban sekaligus solusi konkret dalam menghadapi ancaman krisis pangan yang melanda dunia. Dengan semboyan 'Kita bersama pangan tersedia'," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan Provinsi Jawa Timur Hadi Sulistyo di Nganjuk, Kamis.

Ia mengatakan, dengan program tersebut diharapkan ketahanan pangan akan terjaga. Musim kemarau panjang yang masih terjadi di tengah pandemi COVID-19 berpotensi menimbulkan krisis pangan.

Bahkan, FAO (Food and Agriculture Organization) sudah memberikan peringatan bahwa COVID-19 mengakibatkan dunia akan mengalami krisis pangan. Karena itu, pemerintah meminta para petani mengoptimalkan sisa musim hujan saat ini untuk menanam padi.

"Kami harapkan semua berjalan seiring untuk bersama-sama menjaga ketahanan pangan baik di Jawa Timur maupun untuk nasional mengingat Jawa Timur merupakan salah satu lumbung pangan nasional. Kontribusi beras Jawa Timur terhadap nasional sebesar 17,55 persen dan harapannya tahun ini kita masih surplus dan mampu menyokong ketahanan nasional," kata Hadi.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya Musyaffak Fauzi menambahkan bahwa institusinya mendukung penuh program Kementerian Pertanian dan Dinas Pertanian Provinsi Jatim dengan memastikan distribusi benih lancar dan stok pangan aman.

"Kami akan pastikan distribusi benih ke wilayah Jawa Timur lancar, dengan menjamin kesehatan benih yang dilalulintaskan," kata Musyaffak.

Selain kegiatan percepatan tanam, dilakukan juga pemantauan stok pangan di Kelompok Tani Mekarsari Desa/Kecamatan Jatikalen, Kabupaten Nganjuk. Dari hasil pemantauan diketahui stok gabah dan beras cukup banyak, karena pada bulan Mei 2020 banyak wilayah yang melakukan panen padi.

Setelah dari Kelompok Tani Mekarsari Nganjuk, kegiatan dilanjutkan dengan peninjauan ke produsen benih padi di Kabupaten Nganjuk yaitu CV Kardika Kresna dan CV Adijaya.

Selain faktor cuaca, penyediaan benih dalam menghadapi musim kemarau juga menjadi faktor yang menentukan berhasil atau tidaknya usaha pertanian. Kedua CV tersebut merupakan produsen benih berkualitas dan telah bersertifikat.

Pimpinan CV Adijaya Nganjuk Mariadi mengatakan bahwa kualitas benih yang dihasilkan banyak diminati para petani, bukan hanya di Nganjuk tapi juga para petani di luar Jawa.

"Stok benih aman karena adanya program kemitraan dengan petani produsen benih sehingga tidak saja dapat mencukupi kebutuhan benih Jawa Timur namun juga sampai ke Kalimantan," kata Mariadi.

Beberapa benih padi yang ditangkarkan CV Adijaya di antaranya jenis Inpago 8, Ciherang, Mekongga, Situbagendit, Inpari 30 Ciherang Sub 1, Inpari 32 HDB, Inpari 33, Inpari 42, Agritan GSR, dan Inpari 43 Agritan GSR.

Kegiatan percepatan tanam tersebut diawali dengan penanaman padi secara simbolis oleh Kepala Dinas Tanaman Pangan Provinsi Jatim Hadi Sulistyo, diikuti Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya Musyaffak Fauzi, Kepala Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Nganjuk, dan sejumlah tamu undangan lainnya.

Untuk target tanam padi di Kabupaten Nganjuk pada musim tanam ini mencapai 89.701 hektare, sementara khusus di Kecamatan Jatikalen, Kabupaten Nganjuk sendiri target tanam pada bulan Juni 2020 seluas 498 hektare. Daerah tersebut salah satu sentra tanaman padi di Nganjuk. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020