Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Gresik, Jawa Timur, menyatakan tes cepat secara massal yang dilakukan di daerah itu mengakibatkan kasus terkonfirmasi positif virus corona di wilayah itu naik drastis, dengan penambahan 29 pasien, sehingga total menjadi 122 orang.
Juru Bicara Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Gresik drg Saifudin Ghozali di Gresik, Jumat, mengatakan, dalam kurun dua hari terakhir kenaikan pasien positif rata-rata di atas 25 orang.
Jika pada Kamis (21/5) ada penambahan 27 orang positif terpapar virus corona, hari ini bertambah 29 pasien.
Saifudin yang juga menjabat Kepala Dinas Kesehatan Gresik itu menambahkan, pihaknya telah melakukan sekitar 3.500 kali tes cepat dengan tujuan menyelesaikan klaster-klaster besar yang ada di Gresik.
"Penambahan pasien positif dalam kurun dua hari terakhir didominasi empat klaster besar, yakni Klaster Sampoerna, Klaster Surabaya, Klaster Pelayaran, dan Klaster Pabean. Semoga ini bisa segera terselesaikan klaster-klaster besar, setelah ini penambahan menjadi landai," katanya.
Pihaknya mencatat penambahan 29 kasus konfirmasi positif masing-masing berasal dari Kecamatan Manyar dua orang, Kecamatan Benjeng tiga orang, Kecamatan Menganti empat orang, Kecamatan Balongpanggang dua orang, Kecamatan Kebomas empat orang, dan Kecamatan Gresik dua orang.
Berikutnya, Kecamatan Driyorejo empat orang, Kecamatan Bungah tiga orang, Kecamatan Kedamean dua orang, Kecamatan Cerme dua orang, serta dari Desa Hulaan Kecamatan Menganti satu orang yang telah dilaporkan sebagai positif meninggal.
Korban dilaporkan sebagai pasien dalam pengawasan (PDP), tetapi sudah meninggal di Rumah Sakit Surabaya dan hari ini hasil swab keluar positif.
Sementara itu, Kepala Bagian Humas Pemkab Gresik AM Reza Pahlevi mengatakan, untuk laporan terkini lainnya seperti Orang Tanpa Gejala (OTG) berjumlah 235 orang, selanjutnya Orang Dalam Risiko (ODR) ada 1.132 orang dan yang sudah lepas pengawasan 1.074 orang.
Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebanyak 1.165 orang. Rinciannya, yang masih dipantau 159 orang, dan selesai dipantau 1.006 orang.
Untuk pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 204 orang, rinciannya dalam pengawasan 59 orang, dan selesai pengawasan 137 orang, sementara yang meninggal sebanyak delapan orang, demikian AM Reza Pahlevi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Juru Bicara Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Gresik drg Saifudin Ghozali di Gresik, Jumat, mengatakan, dalam kurun dua hari terakhir kenaikan pasien positif rata-rata di atas 25 orang.
Jika pada Kamis (21/5) ada penambahan 27 orang positif terpapar virus corona, hari ini bertambah 29 pasien.
Saifudin yang juga menjabat Kepala Dinas Kesehatan Gresik itu menambahkan, pihaknya telah melakukan sekitar 3.500 kali tes cepat dengan tujuan menyelesaikan klaster-klaster besar yang ada di Gresik.
"Penambahan pasien positif dalam kurun dua hari terakhir didominasi empat klaster besar, yakni Klaster Sampoerna, Klaster Surabaya, Klaster Pelayaran, dan Klaster Pabean. Semoga ini bisa segera terselesaikan klaster-klaster besar, setelah ini penambahan menjadi landai," katanya.
Pihaknya mencatat penambahan 29 kasus konfirmasi positif masing-masing berasal dari Kecamatan Manyar dua orang, Kecamatan Benjeng tiga orang, Kecamatan Menganti empat orang, Kecamatan Balongpanggang dua orang, Kecamatan Kebomas empat orang, dan Kecamatan Gresik dua orang.
Berikutnya, Kecamatan Driyorejo empat orang, Kecamatan Bungah tiga orang, Kecamatan Kedamean dua orang, Kecamatan Cerme dua orang, serta dari Desa Hulaan Kecamatan Menganti satu orang yang telah dilaporkan sebagai positif meninggal.
Korban dilaporkan sebagai pasien dalam pengawasan (PDP), tetapi sudah meninggal di Rumah Sakit Surabaya dan hari ini hasil swab keluar positif.
Sementara itu, Kepala Bagian Humas Pemkab Gresik AM Reza Pahlevi mengatakan, untuk laporan terkini lainnya seperti Orang Tanpa Gejala (OTG) berjumlah 235 orang, selanjutnya Orang Dalam Risiko (ODR) ada 1.132 orang dan yang sudah lepas pengawasan 1.074 orang.
Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebanyak 1.165 orang. Rinciannya, yang masih dipantau 159 orang, dan selesai dipantau 1.006 orang.
Untuk pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 204 orang, rinciannya dalam pengawasan 59 orang, dan selesai pengawasan 137 orang, sementara yang meninggal sebanyak delapan orang, demikian AM Reza Pahlevi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020