Rencana klub-klub Serie A memulai sesi latihan berkelompok kembali sejak kompetisi tertangguhkan pandemi COVID-19 terganjal karena perselisihan pendapat dengan Menteri Olahraga Vincenzo Spadafora.
Pemerintah Italia sebetulnya sudah mengizinkan sesi latihan berkelompok untuk klub-klub olahraga profesional per Senin (18/5) waktu setempat.
Akan tetapi, ada perbedaan pendapat antara klub-klub Serie A dengan pemerintah terkait penanganan jika ada anggota skuat ditemukan positif tertular COVID-19.
Spadafora yang berbicara kepada kantor berita ANSA menyatakan bahwa pedoman latihan berkelompok yang baru belum berlaku karena belum mendapat persetujuan dari komisi saintifik pemerintah Italia (CTS), demikian lansiran laman Football Italia, Senin dini hari WIB.
Persetujuan itu besar kemungkinan tidak akan tercapai hingga Senin waktu setempat, artinya sesi latihan masih akan berlangsung individual berbasis praktik jaga jarak, tanpa kontak dan tidak diperkenankan mengumpan bola antara satu pemain dan lainnya.
Pun demikian, mayoritas klub Serie A memang belum berencana menyelenggarakan sesi latihan berkelompok sebelum pedoman baru tercapai.
Pemerintah dan federasi sepak bola Italia (FIGC) pada Rabu (13/5) menyepakati pedoman penanganan jika ada satu anggota skuat diketahui positif COVID-19 maka seluruh skuat harus menjalani karantina selama 15 hari.
Sebaliknya, klub-klub Serie A, asosiasi tim medis dan asosiasi pemain mengajukan pedoman baru yang bakal dipresentasikan kepada FIGC pada Senin setempat dan berikutnya pemerintah Italia.
Klub-klub ingin mengikuti pola yang diterapkan di Jerman, Spanyol dan Inggris, yang hanya akan mengkarantina subyek positif COVID-19 saja dan sisa anggota skuat lainnya menjalani tes ganda sebelum diizinkan kembali beraktivitas latihan.
Setelah diajukan ke FIGC dan pemerintah, proposal pedoman baru itu selanjutnya akan ditinjau oleh CTS, sehingga besar kemungkinan sesi latihan berkelompok di Italia akan tertunda setidaknya sepekan lagi.
Kondisi itu juga mengancam rencana kelanjutan kompetisi Liga Italia Serie A 2019/20 mulai 13 Juni. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Pemerintah Italia sebetulnya sudah mengizinkan sesi latihan berkelompok untuk klub-klub olahraga profesional per Senin (18/5) waktu setempat.
Akan tetapi, ada perbedaan pendapat antara klub-klub Serie A dengan pemerintah terkait penanganan jika ada anggota skuat ditemukan positif tertular COVID-19.
Spadafora yang berbicara kepada kantor berita ANSA menyatakan bahwa pedoman latihan berkelompok yang baru belum berlaku karena belum mendapat persetujuan dari komisi saintifik pemerintah Italia (CTS), demikian lansiran laman Football Italia, Senin dini hari WIB.
Persetujuan itu besar kemungkinan tidak akan tercapai hingga Senin waktu setempat, artinya sesi latihan masih akan berlangsung individual berbasis praktik jaga jarak, tanpa kontak dan tidak diperkenankan mengumpan bola antara satu pemain dan lainnya.
Pun demikian, mayoritas klub Serie A memang belum berencana menyelenggarakan sesi latihan berkelompok sebelum pedoman baru tercapai.
Pemerintah dan federasi sepak bola Italia (FIGC) pada Rabu (13/5) menyepakati pedoman penanganan jika ada satu anggota skuat diketahui positif COVID-19 maka seluruh skuat harus menjalani karantina selama 15 hari.
Sebaliknya, klub-klub Serie A, asosiasi tim medis dan asosiasi pemain mengajukan pedoman baru yang bakal dipresentasikan kepada FIGC pada Senin setempat dan berikutnya pemerintah Italia.
Klub-klub ingin mengikuti pola yang diterapkan di Jerman, Spanyol dan Inggris, yang hanya akan mengkarantina subyek positif COVID-19 saja dan sisa anggota skuat lainnya menjalani tes ganda sebelum diizinkan kembali beraktivitas latihan.
Setelah diajukan ke FIGC dan pemerintah, proposal pedoman baru itu selanjutnya akan ditinjau oleh CTS, sehingga besar kemungkinan sesi latihan berkelompok di Italia akan tertunda setidaknya sepekan lagi.
Kondisi itu juga mengancam rencana kelanjutan kompetisi Liga Italia Serie A 2019/20 mulai 13 Juni. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020