Warga Kota Kediri, Jawa Timur, membuat masker yang ramah bagi difabel, sehingga komunikasi penyandang tunarungu dan tunawicara dengan masyarakat lainnya lebih mudah.

"Kami kesulitan ketika pakai masker kain. Susah berkomunikasi," kata Ketua Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin) Kota Kediri Maskurun di Kediri, Senin.

Perempuan yang akrab disapa Yuyun itu menjelaskan, masker kain yang menutup mulut menyulitkan warga yang komunikasinya tergantung dari gerak bibir, misalnya mereka yang tunarungu dan tunawicara. Akhirnya, mencoba untuk mendesain masker trasnparan untuk dirinya sendiri dan teman-teman difabel lainnya.

Masker kain kemudian bagian tengahnya dilubangi dan ditutup dengan mika transparan. Di bagian atas dan bawah juga dibuat sudut sehingga memudahkan untuk bernafas.

Yuyun juga membuat beberapa desain yang memenuhi selera dengan merek "Abidah Collection".

"Ternyata responnya bagus. Bukan hanya teman-teman saja yang pesan, tapi dari luar kota," ujar Yuyun.

Ia menambahkan, masker yang telah diproduksi lebih 1.700 lembar dan kini sudah terjual habis. Pesanan juga terus berdatangan.

Saat ini, ada pesanan sejumlah 2.400 lembar yang masih dalam proses penyelesaian. Untuk harganya juga terjangkau, antara Rp7.500 hingga sampai Rp15.000 permasker, tergantung desainnya.

Yuyun juga sempat menyampaikan hasil karya dari para difabel berupa masker transparan tersebut kepada Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar, dan ternyata Wali Kota juga menyambut positif.

Bahkan, saat diunggah di jejaring sosial, masker tersebut mendapat sambutan bagus dari warganet.

Pemkot Kediri juga mendorong UMKM untuk tetap kreatif. Misalnya, dengan membeli masker dengan bahan baku tenun ikat, dimana tenun itu merupakan kain khas dari Kota Kediri.

Pemerintah juga meminta setiap warga yang hendak keluar rumah untuk mengenakan masker, sehingga permintaan masker juga tetap tinggi.
 

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020