Klaster baru Sampoerna, begitu ucapan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang merangkap Ketua Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan COVID-19 di Jatim, saat mengumumkan adanya tambahan pasien positif di wilayahnya beberapa hari lalu.

Kaget, memang diakui setelah mendengar kabar itu, sebab dengan munculnya klaster baru otomatis dalam benak terpikirkan perjalanan berakhirnya pandemi COVID-19 akan lebih panjang.

Apalagi, data mencatat klaster Sampoerna tingkat penyebarannya terbanyak, menggeser posisi klaster Sukolilo yang sebelumnya diumumkan sebagai klaster pertama terbanyak di Jawa Timur.

Terbukti, klaster Sukolilo langsung menyebar ke berbagai kota di provinsi paling timur Pulau Jawa itu, karena klaster yang diawali dari kegiatan bertajuk Pelatihan Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) di Asrama Haji Sukolilo Surabaya pada 9-19 Maret 2020, diikuti ratusan peserta dari seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur.

Sehingga begitu usai pelatihannya dan terdapat pasien positif bahkan ada yang sampai meninggal dunia, seluruh peserta pelatihan menjalani rapid test dan swab.

Hasilnya, pasien terkonfirmasi langsung naik tajam menduduki peringkat pertama penyebaran COVID-19 di Jawa Timur, salah satunya juga mendominasi pasien positif terbanyak di Kabupaten Lamongan.

"Dari jumlah pasien positif di Lamongan, terbanyak penyebaran COVID-19 berasal dari klaster Asrama Haji Sukolilo Surabaya, yakni kegiatan pelatihan calon petugas haji," kata Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Lamongan dr Taufik Hidayat.
 
Terakhir, klaster Sukolilo kembali menyumbang satu pasien positif asal Kabupaten Probolinggo, berjenis kelamin laki-laki dan berusia 50 tahun, warga Desa Gebangan, Kecamatan Krejengan, yang saat itu juga ikut dalam pelatihan haji, sehingga kini data positif dari klaster itu tembus lebih dari 81 pasien.

Sedikit menghela napas agak panjang, sambil bergumam sampai kapan ini semua berakhir. Mudah-mudahan tidak ada lagi klaster-klaster baru yang menyodok posisi klaster Sampoerna menjadi terbanyak pertama.

Dalam aplikasi daring Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi kelima, sebutan klaster diartikan sesuatu yang berkelompok menjadi satu atau gugus. Dan dalam penanganan COVID-19 di Jatim, sebutan klaster diartikan untuk menunjukkan titik awal tempat virus itu mulai tersebar, sebagai penanda untuk selanjutnya dilakukan tracking atau penelusuran.

Kabar awal munculnya klaster Sampoerna yang sempat membuat pupus semangat kapan berakhirnya pagebluk ini juga langsung menyebar hari berikutnya, dan muncul pasien positif di Kabupaten Gresik yang berasal dari klaster tersebut.

Belum lagi selesai klaster Sampoerna, beberapa klaster baru mulai muncul, seperti di wilayah pasar Kota Malang, sehingga menambah daftar panjang hitung-hitungan matematika grafik wabah COVID-19 yang juga belum turun dan melandai.

Pertanyaan masyarakat pada umumnya hingga kini sama, sampai kapan wabah ini berakhir? Tentunya, jawabannya bukan berasal dari pemerintah selaku pemegang kebijakan tata kelola negara ini.
 
Namun, ada pada pribadi masing-masing untuk tetap istiqomah atau konsisten menjalankan anjuran pemerintah, seperti memakai masker kalau terpaksa keluar rumah, cuci tangan, dan jaga jarak, serta di tetap rumah saja.

Mari menjaga kesehatan bersama, untuk kita dan semua masyarakat, stay healty and stay alive.... -salam sehat-

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020