Jamaah Pondok Pesantren Mahfilud Dluror di Desa Suger Kidul, perbatasan Kabupaten Jember dan Bondowoso, Jawa Timur, mulai melaksanakan Shalat Tarawih pada Rabu malam.
"Insya-Allah malam ini kami bersama para santri dan warga yang berada di sekitar pondok pesantren melaksanakan Shalat Tarawih dan mulai menjalankan ibadah puasa Ramadhan besok, Kamis (23/4)," kata Pengasuh Pesantren Mahfilud Dluror, Kabupaten Jember, K.H. Ali Wafa, dihubungi melalui telepon di Jember, Rabu.
Dia menjelaskan, penetapan awal puasa tersebut berdasarkan keyakinan yang menggunakan acuan sistem khumasi (dari Bahasa Arab artinya lima/khomsatun), yang berdasarkan pada kitab Nushatul Majaalis karangan Syeh Abdurrohman As Shufuri As Syafi'i yang sudah dijalankan selama 194 tahun.
"Sistem penghitungan khumasi, yakni penentuan awal puasa tahun ini bisa dengan cara menghitung lima hari dari awal puasa tahun sebelumnya, sehingga tahun depan juga sudah bisa ditentukan kapan mulai menjalankan ibadah puasa," tuturnya.
Ia menjelaskan, awal Ramadhan tahun lalu jatuh pada Minggu, sehingga tahun ini awal puasa dihitung lima hari mulai Minggu, Senin, Selasa, Rabu, dan Kamis ditentukan sebagai awal Ramadhan tahun ini.
"Kitab Nushatul Majaalis mengajarkan tentang metode tersebut sudah dipakai sejak pondok pesantren itu berdiri, yakni tahun 1826, sehingga pelaksanaannya juga sudah dilakukan selama ratusan tahun dan diikuti oleh santri dan alumni pesantren tersebut dari berbagai daerah," katanya.
Ali Wafa mengatakan sebagian santri yang berada di luar kota sudah pulang ke kampung halamannya seiring dengan pandemi virus corona, sehingga jumlah santri yang masih berada di pesantren sekitar 200 santri.
"Selama pandemi COVID-19, tidak ada kegiatan sekolah di pesantren sesuai dengan imbauan pemerintah, namun untuk aktivitas pondok masih berjalan seperti biasa," ujarnya.
Ia menjelaskan, perbedaan penetapan awal puasa di Pesantren Mahfilud Dluror, Desa Suger Kidul, Kecamatan Jelbuk, Kabupaten Jember, tersebut juga dihargai umat Muslim lainnya, sehingga tidak pernah memicu konflik di kalangan umat.
Tim Kantor Kementerian Agama Jember akan melakukan rukyatul hilal pada Kamis (23/4) di menara Masjid Besar Al-Hikmah, Kecamatan Puger.
"Markas rukyat di puncak menara Masjid Besar Al Hikmah Puger dan menara itu terletak pada ketinggian 70 mdpl dan sesuai hasil hisab Kemenag, diperkirakan hilal akan terlihat dengan jelas karena posisinya berada di atas dua derajat," kata Ketua Tim Rukyatul Hilal Kantor Kemenag Jember Ahmad Izzuddin.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Insya-Allah malam ini kami bersama para santri dan warga yang berada di sekitar pondok pesantren melaksanakan Shalat Tarawih dan mulai menjalankan ibadah puasa Ramadhan besok, Kamis (23/4)," kata Pengasuh Pesantren Mahfilud Dluror, Kabupaten Jember, K.H. Ali Wafa, dihubungi melalui telepon di Jember, Rabu.
Dia menjelaskan, penetapan awal puasa tersebut berdasarkan keyakinan yang menggunakan acuan sistem khumasi (dari Bahasa Arab artinya lima/khomsatun), yang berdasarkan pada kitab Nushatul Majaalis karangan Syeh Abdurrohman As Shufuri As Syafi'i yang sudah dijalankan selama 194 tahun.
"Sistem penghitungan khumasi, yakni penentuan awal puasa tahun ini bisa dengan cara menghitung lima hari dari awal puasa tahun sebelumnya, sehingga tahun depan juga sudah bisa ditentukan kapan mulai menjalankan ibadah puasa," tuturnya.
Ia menjelaskan, awal Ramadhan tahun lalu jatuh pada Minggu, sehingga tahun ini awal puasa dihitung lima hari mulai Minggu, Senin, Selasa, Rabu, dan Kamis ditentukan sebagai awal Ramadhan tahun ini.
"Kitab Nushatul Majaalis mengajarkan tentang metode tersebut sudah dipakai sejak pondok pesantren itu berdiri, yakni tahun 1826, sehingga pelaksanaannya juga sudah dilakukan selama ratusan tahun dan diikuti oleh santri dan alumni pesantren tersebut dari berbagai daerah," katanya.
Ali Wafa mengatakan sebagian santri yang berada di luar kota sudah pulang ke kampung halamannya seiring dengan pandemi virus corona, sehingga jumlah santri yang masih berada di pesantren sekitar 200 santri.
"Selama pandemi COVID-19, tidak ada kegiatan sekolah di pesantren sesuai dengan imbauan pemerintah, namun untuk aktivitas pondok masih berjalan seperti biasa," ujarnya.
Ia menjelaskan, perbedaan penetapan awal puasa di Pesantren Mahfilud Dluror, Desa Suger Kidul, Kecamatan Jelbuk, Kabupaten Jember, tersebut juga dihargai umat Muslim lainnya, sehingga tidak pernah memicu konflik di kalangan umat.
Tim Kantor Kementerian Agama Jember akan melakukan rukyatul hilal pada Kamis (23/4) di menara Masjid Besar Al-Hikmah, Kecamatan Puger.
"Markas rukyat di puncak menara Masjid Besar Al Hikmah Puger dan menara itu terletak pada ketinggian 70 mdpl dan sesuai hasil hisab Kemenag, diperkirakan hilal akan terlihat dengan jelas karena posisinya berada di atas dua derajat," kata Ketua Tim Rukyatul Hilal Kantor Kemenag Jember Ahmad Izzuddin.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020