Program pembagian kupon makan gratis kepada pekerja informal terdampak wabah virus corona (COVID-19) oleh Pemkab Banyuwangi, Jawa Timur, dapat menggerakkan ekonomi warung rakyat serta membuat pekerja yang mengandalkan pendapatan harian terbantu, karena turunnya pendapatan mereka.
Wajiono, salah seorang pemilik Warung Wajiek Banyuwangi, mengatakan bahwa sejak berlakunya anjuran physical distancing, omzet warungnya merosot tajam, dan bahkan saat COVID-19 mewabah, ia kerap menutup usahanya.
"Biasanya bisa jual 350 bungkus sehari, sekarang sehari tidak sampai 100 bungkus, bahkan saya sempat tutup daripada merugi. Alhamdulillah, dengan pesanan program kupon makan ini bisa membantu warung saya," katanya di Banyuwangi, Sabtu.
Senada juga disampaikan oleh Bambang Hermawan, pemilik Warung Ijo, yang juga dilibatkan oleh Pemkab Banyuwangi dalam program kupon makan gratis.
"Omzet memang turun hingga 60 persen, tapi kami tetap harus bersyukur. Alhamdulillah, sekarang kami dapat pesanan program kupon makan ini," ujarnya.
Sementara itu, pengemudi ojek, Suwarsidi, sebagai penerima manfaat program pembagian kupon makan gratis ini, mengaku bisa mengurangi pengeluaran harian.
"Order ojek sangat sepi sudah sebulan ini, orang takut keluar rumah. Kerja seharian, tidak dapat Rp100.000. Padahal, dulu selalu lebih. Jadi, program ini mengurangi pengeluaran harian," katanya.
Program jaring pengaman sosial untuk warga terdampak corona ini, Pemkab Banyuwangi membagi kupon makan untuk pekerja informal, seperti ojek, pengemudi becak, PKL ultramikro, dan pengemudi angkutan kota.
Program yang diuji coba ini menyebarkan 1.500 kupon makan di enam warung rakyat dan selanjutnya akan diperluas dengan target melibatkan lebih dari 500 warung rakyat dan menjangkau ribuan pekerja informal.
Mereka akan diberi kupon makan mingguan yang disalurkan secara bertahap, dan eksekusi program tetap memerhatikan protokol pencegahan, seperti makanan wajib dibawa pulang dan jam pengambilan diatur agar tidak menimbulkan kerumunan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Wajiono, salah seorang pemilik Warung Wajiek Banyuwangi, mengatakan bahwa sejak berlakunya anjuran physical distancing, omzet warungnya merosot tajam, dan bahkan saat COVID-19 mewabah, ia kerap menutup usahanya.
"Biasanya bisa jual 350 bungkus sehari, sekarang sehari tidak sampai 100 bungkus, bahkan saya sempat tutup daripada merugi. Alhamdulillah, dengan pesanan program kupon makan ini bisa membantu warung saya," katanya di Banyuwangi, Sabtu.
Senada juga disampaikan oleh Bambang Hermawan, pemilik Warung Ijo, yang juga dilibatkan oleh Pemkab Banyuwangi dalam program kupon makan gratis.
"Omzet memang turun hingga 60 persen, tapi kami tetap harus bersyukur. Alhamdulillah, sekarang kami dapat pesanan program kupon makan ini," ujarnya.
Sementara itu, pengemudi ojek, Suwarsidi, sebagai penerima manfaat program pembagian kupon makan gratis ini, mengaku bisa mengurangi pengeluaran harian.
"Order ojek sangat sepi sudah sebulan ini, orang takut keluar rumah. Kerja seharian, tidak dapat Rp100.000. Padahal, dulu selalu lebih. Jadi, program ini mengurangi pengeluaran harian," katanya.
Program jaring pengaman sosial untuk warga terdampak corona ini, Pemkab Banyuwangi membagi kupon makan untuk pekerja informal, seperti ojek, pengemudi becak, PKL ultramikro, dan pengemudi angkutan kota.
Program yang diuji coba ini menyebarkan 1.500 kupon makan di enam warung rakyat dan selanjutnya akan diperluas dengan target melibatkan lebih dari 500 warung rakyat dan menjangkau ribuan pekerja informal.
Mereka akan diberi kupon makan mingguan yang disalurkan secara bertahap, dan eksekusi program tetap memerhatikan protokol pencegahan, seperti makanan wajib dibawa pulang dan jam pengambilan diatur agar tidak menimbulkan kerumunan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020