Organisasi keagamaan Muhammadiyah Pamekasan, Jawa Timur, berperan aktif membantu pemerintah melakukan penyemprotan disinfektan ke sejumlah tempat ibadah, yakni masjid dan mushala di 13 kecamatan di wilayah itu, guna mencegah penyebaran virus corona (COVID-19).

"Selain masjid dan mushalla, kami juga melakukan penyemprotan ke sejumlah lembaga pendidikan," kata Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Pamekasan Hendri Masduki di Pamekasan, Selasa.

Baca juga: Satgas: 486 warga Pamekasan berstatus ODR corona

Penyemprotan disinfektan ini, terselenggara berkat kerja sama antara MDMC dan Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) Muhammadiyah, Lembaga Amil Zakat Muhammadiyah (Lazismu), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan Ikatan Pemuda Muhammadiyah (IPM).

Penyemprotan dilakukan di 13 kecamatan di Pamekasan yang belum ditangani oleh Pemkab Pamekasan.

"Selain sebagai bentuk tanggung jawab sosial, bagi kami kegiatan ini juga merupakan bagian dari gerakan dakwah dalam bentuk tindakan," kata Hendri.

Baca juga: Bupati Pamekasan pimpin penyemprotan disinfektan di tempat ibadah

Tim ini juga menyampaikan sosialisasi secara langsung kepada masyarakat akan pentingnya menjaga pola hidup sehat dan mengikuti semua kebijakan yang telah diterapkan oleh pemerintah.

Hendri menjelaskan, penyemprotan disinfektan ini telah dilakukan sejak 20 Maret 2020 secara bergantian di masing-masing kecamatan.

"Yang sudah selesai tiga kecamatan, yakni Kecamatan Pamekasan, Tlanakan dan Kecamatan Pakong," kata Hendri.

Baca juga: Satgas COVID-19 Pamekasan bubarkan tempat keramaian

Sedangkan, kegiatan yang saat sedang berjalan adalah Kecamatan Proppo, Larangan, Galis, Pademawu, Palengaan, Pasean, Waru dan Kecamatan Batumarmar.

"Rencananya kami juga akan melakukan penyemprotan di luar Pamekasan, yakni di salah satu pondok pesantren di Camplong, Sampang, atas permintaan pengurus pondok pesantren di sana," katanya, menjelaskan.

Sementara itu, Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Virus Corona Pamekasan, Jawa Timur merilis, sedikitnya 486 warga di wilayah itu rentan penyakit dan masuk kategori orang dalam risiko (ODR) terjangkit COVID-19.

Jumlah warga yang masuk dalam kategori orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 22 orang, sedangkan yang berstatus pasien dalam pemantauan (PDP) sebanyak 1 orang.

Status ODR (orang dalam risiko) adalah status untuk warga yang memiliki riwayat pernah bepergian, dan baru berpergian dari negara atau daerah yang terkena suspeck corona dan atau berhubungan dengan pasien dalam pemantauan (PDP), akan tetapi belum menunjukkan adanya gangguan secara fisik.

Sedangkan orang dalam pemantauan (ODP) adalah seperti dalam kasus ODR, dan tapi sudah menunjukkan gejala gangguan fisik.

Sedangkan status PDP (pasien dalam pengawasan) adalah pasien yang sudah dalam perawatan medis dan harus masuk rumah sakit atau diisolasi.

Sebaran data warga dengan status ODR itu berada antara lain di Kecamatan Batumarmar 79 orang, Pegantenan 61 orang, Proppo 62 orang, Pamekasan 69 orang, Pademawu 60 orang, Kadur 29 orang dan di Kecamatan Waru sebanyak 34 orang.

Sedangkan warga dengan status ODP tersebar antara lain di Kecamatan Waru 4 orang, Pasean 2 orang, Pamekasan 4 orang, Kadur sebanyak 3 orang dan di Kecamatan Pademawu sebanyak 3 orang.

Sedangkan warga Pamekasan dengan status PDP berdasarkan data Satgas berada di Kecamatan Pademawu.

Pewarta: Abd Aziz

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020