Sejumlah lokasi wisata di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, juga ditutup sementara waktu sebagai antisipasi penyebaran virus corona yang jumlahnya di Indonesia bertambah.

Salah satu lokasi wisata di kaki Gunung Kelud (1.731 meter di atas permukaan laut) yang ditutup sementara waktu adalah Kampoeng Anggrek di Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri.

"Kampoeng Anggrek tutup sementara mulai tanggal 16 Maret 2020 sampai dengan 28 Maret 2020. Buka kembali pada 29 Maret 2020. Semoga wabah corona bisa tertanggulangi, sehingga situasi menjadi kondusif kembali," kata Direktur Kampoeng Anggrek Kabupaten Kediri Zaenudin di Kediri, Selasa.

Zaenudin mengatakan penutupan kawasan wisata ini merupakan bentuk kepedulian pelaku sektor pariwisata untuk memutus mata rantai wabah penularan COVID-19. Kawasan wisata merupakan ruang publik sebagai tempat berkumpulnya orang dari berbagai wilayah dengan jangkauan yang luas. Sementara sulit mendeteksi kondisi satu per satu pengunjung, sehingga rentan terjadi penyebaran.

"Keputusan ini (penutupan sementara), merupakan inisiatif kami untuk mencegah penyebaran COVID-19," kata pria yang pernah menjabat Direktur Puslit Kopi dan Kakao Jember ini.

Zaenudin juga tidak menampik potensi kerugian akibat penutupan kawasan wisata selama dua pekan ini. Terlebih, tingkat kunjungan ke Kampoeng Anggrek Kediri juga terus mengalami peningkatan selama beberapa tahun terakhir. Pada 2019, kunjungan ke Kampoeng Anggrek mencapai 186 ribu pengunjung dan diproyeksikan meningkat pada 2020.

"Namun, pada situasi darurat bencana COVID-19 ini, aspek kemanusiaan dan kesehatan masyarakat menjadi pertimbangan yang paling utama," katanya.

Kendati kawasan wisata ditutup sementara, Kampoeng Anggrek Kediri juga masih melayani masyarakat yang hendak membeli bunga di swalayan anggrek.

Di kaki Gunung Kelud, banyak objek wisata. Selain Kampoeng Anggrek, juga ada Gunung Kelud, petik nanas, petik stroberi, dan berbagai objek wisata alam lainnya.

Bupati Kediri Haryanti Sutrisno sebelumnya sudah menginstruksikan untuk menghentikan berbagai macam aktivitas yang berpotensi mengumpulkan ornag banyak.

"Kami menghentikan kegiatan yang berpotensi mengumpulkan banyak orang misalnya car free day (CFD), pentas seni, pertandingan olahraga, tempat wisata dan upacara atau apel bersama," kata Bupati.

Masyarakat juga diimbau untuk membiasakan cuci tangan menggunakan sabun serta menghindari kontak fisik antara lain dengan bersalaman atau dengan mencium pipi bagi sesama perempuan.

Sementara itu, untuk kegiatan belajar mengajar, pemkab juga telah membuat kebijakan khusus dimana pendidikan TK, SD, hingga SMP diliburkan mulai 16 Maret hingga 29 Maret 2020. Para murid dianjurkan untuk belajar di rumah selama libur kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut.

Selain itu, pemkab juga mengimbau kepada lembaga pendidikan nonformal juga untuk diliburkan. Dengan berbagai macam kebijakan tersebut, diharapkan bisa mengantisipasi dari penularan virus corona yang jumlahnya di Indonesia semakin banyak.  (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020