Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur dan PUM Netherland (organisasi perdagangan Belanda) siap melanjutkan pendampingan peternak di Pasuruan, yang tergabung dalam Koperasi Peternak Sapi Perah (KPSP) Setia Kawan Nongkojajar di Kecamatan Tutur.
Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto saat mendampingi kunjungan rombongan PUM Netherland ke KPSP di Pasuruan, Jumat, mengatakan kepastian kelanjutan program pendampingan dilakukan karena pihak Belanda merasa puas dengan hasil pendampingan sebelumnya, yakni adanya peningkatan produksi susu di wilayah setempat.
"Pendampingan telah dilakukan sejak 2017 dan akan berakhir tahun ini, serta hasilnya kinerja koperasi menjadi semakin baik bahkan menjadi koperasi terbaik di Pasuruan, hal inilah yang membuat Belanda ingin melanjutkan program pendampingan tersebut," kata Adik kepada wartawan.
President Confederation of Netherlands Induatry and Employer VNO NCW, Hans de Boer mengatakan, kelanjutan program pendampingan diakui sebagai dorongan untuk meningkatkan sektor agrobisnis di wilayah Pasuruan.
"Kami sepenuhnya bangga dan puas dengan keberhasilan KPSP. Koperasi ini sangat bagus. Dan kami akan terus mendukung beberapa program yang telah diajukan, dan akan kami pelajari lebih dahulu," katanya.
Ketua KPSP Setia Kawan Muhammad Kusnan mengakui sejak dilakukan pendampingan PUM Netherland, produksi susu di KPSP mengalami peningkatan produksi tujuh persen hingga 10 persen per tahun, yakni dari sekitar 100 ton per hari menjadi 115 ton per hari.
"Ke depan untuk program pendampingan lanjutan, kami ingin mendorong peningkatan SDM kepada peternak milenial. Sebab, kami ingin melibatkan anak muda dalam mengembangkan peternakan sapi perah, agar mereka tidak berbondong-bondong ke kota," katanya.
Sementara terkait degan pengembangan susu organik, Kusnan mengaku sejak dua tahun terakhir dilakukan bimbingan dari PUM Netherland, potensinya sangat besar.
"Untuk program pengembangan susu organik di KPSP, kami melibatkan sekitar 300 peternak dari total 6.700 peternak yang ada di tiga kelompok peternak di KPSP, dan ini masih terus berlanjut hingga hari ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto saat mendampingi kunjungan rombongan PUM Netherland ke KPSP di Pasuruan, Jumat, mengatakan kepastian kelanjutan program pendampingan dilakukan karena pihak Belanda merasa puas dengan hasil pendampingan sebelumnya, yakni adanya peningkatan produksi susu di wilayah setempat.
"Pendampingan telah dilakukan sejak 2017 dan akan berakhir tahun ini, serta hasilnya kinerja koperasi menjadi semakin baik bahkan menjadi koperasi terbaik di Pasuruan, hal inilah yang membuat Belanda ingin melanjutkan program pendampingan tersebut," kata Adik kepada wartawan.
President Confederation of Netherlands Induatry and Employer VNO NCW, Hans de Boer mengatakan, kelanjutan program pendampingan diakui sebagai dorongan untuk meningkatkan sektor agrobisnis di wilayah Pasuruan.
"Kami sepenuhnya bangga dan puas dengan keberhasilan KPSP. Koperasi ini sangat bagus. Dan kami akan terus mendukung beberapa program yang telah diajukan, dan akan kami pelajari lebih dahulu," katanya.
Ketua KPSP Setia Kawan Muhammad Kusnan mengakui sejak dilakukan pendampingan PUM Netherland, produksi susu di KPSP mengalami peningkatan produksi tujuh persen hingga 10 persen per tahun, yakni dari sekitar 100 ton per hari menjadi 115 ton per hari.
"Ke depan untuk program pendampingan lanjutan, kami ingin mendorong peningkatan SDM kepada peternak milenial. Sebab, kami ingin melibatkan anak muda dalam mengembangkan peternakan sapi perah, agar mereka tidak berbondong-bondong ke kota," katanya.
Sementara terkait degan pengembangan susu organik, Kusnan mengaku sejak dua tahun terakhir dilakukan bimbingan dari PUM Netherland, potensinya sangat besar.
"Untuk program pengembangan susu organik di KPSP, kami melibatkan sekitar 300 peternak dari total 6.700 peternak yang ada di tiga kelompok peternak di KPSP, dan ini masih terus berlanjut hingga hari ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020