Kasat Reskrim Polres Sampang, Jawa Timur AKP Riki Donaire Piliang menyatakan, tujuh sekolah di wilayah itu dibobol maling dan saat ini petugas terus berupaya menangkap para pelakunya.
"Jumlah tujuh sekolah yang dibobol maling ini berdasarkan laporan yang disampaikan pihak sekolah sejak Januari hingga 12 Maret 2020 ini," kata Riki di Sampang, Kamis.
Ia menjelaskan, ketujuh sekolah yang kehilangan barang-barang berupa inventarisir sekolah itu berada di Kecamatan Tambelangan SDN Mambulu II, di Kecamatan Ketapang SDN Banyusokah II dan SDN Ketapang II.
Selanjutnya di Kecamatan Pangarengan SDN Apaan II dan SDN Gulbung I, di Kecamatan Torjun SDN Pangongsean I dan SMPN Torjun II.
Ia menjelaskan, dalam kejadian ini barang inventaris pihak sekolah dengan total senilai ratusan juta rupiah raib digasak para pencuri.
"Mohon dukungan dan doa semoga dalam waktu dekat bisa terungkap, kami saat ini masih mendalami dan melakukan penyelidikan dengan menerjunkan tim intelijen ke lapangan," ujar Riki.
Dari tujuh sekolah ini, sambung dia, baru satu sekolah yang pelakunya berhasil ditangkap petugas, yakni di SDN Banyusokah II Kecamatan Ketapang.
"Enam sekolah lainnya belum. Tapi kami terus berupaya, agar tidak terus terjadi di sekolah-sekolah lainnya," katanya, menjelaskan.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sampang Nur Alam menyatakan kasus pencurian yang menimpa di sejumlah sekolah karena minimnya pengawasan di malam hari.
"Sejauh ini petugas keamanan sekolah hanya bekerja dari pagi hingga sore kalau malam tidak ada yang menjaga," kata Nur Alam.
Disdik mengimbau pihak lembaga sekolah lebih meningkatkan kewaspadaan dan pengawasan serta mempekerjakan petugas penjaga malam.
"Termasuk menaruh barang berharga di tempat yang lebih aman, kalau bisa kasih pintu jendela teralis," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Jumlah tujuh sekolah yang dibobol maling ini berdasarkan laporan yang disampaikan pihak sekolah sejak Januari hingga 12 Maret 2020 ini," kata Riki di Sampang, Kamis.
Ia menjelaskan, ketujuh sekolah yang kehilangan barang-barang berupa inventarisir sekolah itu berada di Kecamatan Tambelangan SDN Mambulu II, di Kecamatan Ketapang SDN Banyusokah II dan SDN Ketapang II.
Selanjutnya di Kecamatan Pangarengan SDN Apaan II dan SDN Gulbung I, di Kecamatan Torjun SDN Pangongsean I dan SMPN Torjun II.
Ia menjelaskan, dalam kejadian ini barang inventaris pihak sekolah dengan total senilai ratusan juta rupiah raib digasak para pencuri.
"Mohon dukungan dan doa semoga dalam waktu dekat bisa terungkap, kami saat ini masih mendalami dan melakukan penyelidikan dengan menerjunkan tim intelijen ke lapangan," ujar Riki.
Dari tujuh sekolah ini, sambung dia, baru satu sekolah yang pelakunya berhasil ditangkap petugas, yakni di SDN Banyusokah II Kecamatan Ketapang.
"Enam sekolah lainnya belum. Tapi kami terus berupaya, agar tidak terus terjadi di sekolah-sekolah lainnya," katanya, menjelaskan.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sampang Nur Alam menyatakan kasus pencurian yang menimpa di sejumlah sekolah karena minimnya pengawasan di malam hari.
"Sejauh ini petugas keamanan sekolah hanya bekerja dari pagi hingga sore kalau malam tidak ada yang menjaga," kata Nur Alam.
Disdik mengimbau pihak lembaga sekolah lebih meningkatkan kewaspadaan dan pengawasan serta mempekerjakan petugas penjaga malam.
"Termasuk menaruh barang berharga di tempat yang lebih aman, kalau bisa kasih pintu jendela teralis," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020