Komisi D Bidang Kesra DPRD Kota Surabaya menyikapi adanya kelangkaan masker dan hand sanitizer atau pembersih tangan di sejumlah apotek di Kota Surabaya, Jawa Timur, akibat wabah virus corona.

Sekretaris Komisi D DPRD Surabaya dr Akmarawita Kadir, di Surabaya, Sabtu, mengatakan pihaknya mendapatkan informasi dari warga bahwa kelangkaan masker dan hand sanitizer terjadi di Surabaya sejak sepekan terakhir. 

"Setelah dapat informasi itu,  kami melakukan penegecekan langsung di lapangan untuk memastikan kebenaran laporan tersebut ke beberapa apotek yang ada di Surabaya," katanya.

Menurut dia, beberapa apotek yang telah datangi di antaranya di daerah Mulyosari, apotek daerah Ngesong, apotek daerah Ngagel. Keterangan dari pihak apotek semua menyatakan masker dan hand Sanitizer habis.

Bahkan, lanjut dia, di beberapa apotek Kimia Farma juga tidak tersedia. Akhirnya dirinya mendapatkan masker jenis N95 dan hand sanitizer di apotek Kimia Farma di Jalan Raya Darmo, Surabaya. Itupun maskernya berbeda dengan yang biasa dipakai oleh warga.

"Pihak apotek rata-rata menyatakan bahwa memang kosong dari distributor dan kadang hanya di kirim satu kotak langsung habis di beli warga," ujarnya.

Politisi partai Golkar ini menambahkan dampak dari kelangkaan ini, apotek Kimia Farma Jalan Raya Darmo sudah membatasi pembelian masker bedah hanya boleh dua buah per orang, dan 1 buah hand sanitazer per orang. Hal serupa juga terjadi di hampir seluruh  mini market di Surabaya, yang biasanya juga menjual masker bedah dan hand sanitazer.

"Dampak kejadian virus corona (Covidd19) ini harus ditangani dengan serius, apalagi WHO telah menetapkan covid19 menjadi darurat kesehatan global," katanya.

Untuk itu, lanjut dia, Pemkot Surabaya harus secepatnya berkoordinasi dengan dinas terkait maupun aparat penegak hukum mengenai kelangkaan masker dan hand sanitizer di Surabaya agar cepat teratasi, sehingga tidak meresahkan warga surabaya. Harapannya, lanjut dia, tidak terjadi kelangkaan seperti sekarang ini. 

"Kejadian ini harusnya sudah diantisipasi oleh pemerintah kota, kelangkaan ini harus ditelusuri, langkanya dimana, apakah ditimbun atau dipermainkan oleh beberapa orang untuk meraup keuntungan," katanya.

Untuk itu, Komisi D akan akan memanggil kembali dinas terkait apabila hal ini masih terus berkepanjangan dan tidak diatasi dengan baik. "Bagaimana pengawasannya kok jadi seperti ini," ujar politikus Partai Golkar ini.

Selain itu, Akma menghimbau agar warga tidak panik tetapi harus tetap waspada dan jangan terpancing isu-isu yang bersifat hoks. ia menyarankan agar warg memilih informasi secara tepat dan benar.

"Jangan panik hingga menumpuk masker ataupun hand sanitizer, sebaiknya membeli seperlunya saja," katanya.

Selain itu, ia menyarankan agar warga berusaha mempertahankan fisik dan daya tahan tubuh dengan baik, misalnya Rajin mencuci tangan, minum vitamin yang mengandung vitamin C dan B Kompleks, makan yang bergizi lengkap dan cukup, berolahraga yang teratur, dan dapat dibantu dengan makan yang mengandung temulawak, kunyit, jahe, bawang putih dan rempah-rempah lainnya serta buah-buahan yang mengandung anti oksidan yang tinggi sehingga mampu meningkatkan dan mempertahankan daya tahan tubuh.

"Kepanikan yang mendalam, ketakutan akan meningkatkan stress pada tubuh akan memudahkan kita terserang penyakit karena daya tahan tubuh kita menurun akibat stres tersebut," katanya. (*)






 

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020