Polda Jawa Timur menurunkan tim untuk membantu mencari penyebab ambruknya sepuluh rumah toko atau ruko di Kabupaten Jember pada Senin sekitar pukul 03.45 WIB.
"Saya turunkan satu tim untuk mencari tahu penyebab ambruknya ruko di Jember. Tim nanti bekerja sama dengan Polres setempat untuk assessment terhadap kondisi fisiknya," kata Direskrimsus Polda Jatim Kombes Gidion Arif Setyawan di Mapolda setempat, Surabaya, Senin.
Gidion menyebut tim tersebut akan mencari tahu fakta di balik 10 ruko yang ambruk. Apakah disebabkan fisik bangunan yang sudah lama atau ada faktor lain.
"Itu kan bangunan lama ya. Bangunan lama yang tidak dipakai kembali, ada ruko hingga aset pemerintah daerah yang sudah lama tidak digunakan dan sengaja dikosongkan," ujarnya.
Pihaknya juga mendalami kemungkinan apakah bangunan mengalami pengeroposan di dalam sehingga menyebabkan ambruk.
"Nah, itu kemungkinan apakah di dalamnya ada informasi pengeroposan di dalam atau ada bangunan lain yang berdampak ke situ. Nanti kita lihat," ujar Gidion.
Seperti diketahui, sepuluh rumah toko atau ruko ambruk akibat Jalan Sultan Agung di Kabupaten Jember, Jawa Timur, yang ambles atau mengalami penurunan tanah sepanjang sekitar 94 meter dan lebar sekitar 10 meter. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
"Ada 10 rumah toko ikut terbawa longsor dan beberapa rumah toko lainnya juga berpotensi rawan ambruk," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember Heru Widagdo di Jember.
Menurutnya, curah hujan yang tinggi pada awal tahun 2019 menyebabkan terjadi retakan dan penurunan tanah di bantaran aliran Kali Jompo tepatnya di Jalan Sultan Agung karena curah hujan yang tinggi dan membuat bantaran aliran sungai tersebut tergerus.
"Akibat tingginya curah hujan yang menyebabkan bantaran aliran Kali (Sungai) Jompo yang berada di bawah jalan tersebut tergerus dan pada pagi tadi pukul 03.45 WIB terjadi retakan dan penurunan tanah (ambles) di Jalan Sultan Agung Jember disertai longsor," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Saya turunkan satu tim untuk mencari tahu penyebab ambruknya ruko di Jember. Tim nanti bekerja sama dengan Polres setempat untuk assessment terhadap kondisi fisiknya," kata Direskrimsus Polda Jatim Kombes Gidion Arif Setyawan di Mapolda setempat, Surabaya, Senin.
Gidion menyebut tim tersebut akan mencari tahu fakta di balik 10 ruko yang ambruk. Apakah disebabkan fisik bangunan yang sudah lama atau ada faktor lain.
"Itu kan bangunan lama ya. Bangunan lama yang tidak dipakai kembali, ada ruko hingga aset pemerintah daerah yang sudah lama tidak digunakan dan sengaja dikosongkan," ujarnya.
Pihaknya juga mendalami kemungkinan apakah bangunan mengalami pengeroposan di dalam sehingga menyebabkan ambruk.
"Nah, itu kemungkinan apakah di dalamnya ada informasi pengeroposan di dalam atau ada bangunan lain yang berdampak ke situ. Nanti kita lihat," ujar Gidion.
Seperti diketahui, sepuluh rumah toko atau ruko ambruk akibat Jalan Sultan Agung di Kabupaten Jember, Jawa Timur, yang ambles atau mengalami penurunan tanah sepanjang sekitar 94 meter dan lebar sekitar 10 meter. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
"Ada 10 rumah toko ikut terbawa longsor dan beberapa rumah toko lainnya juga berpotensi rawan ambruk," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember Heru Widagdo di Jember.
Menurutnya, curah hujan yang tinggi pada awal tahun 2019 menyebabkan terjadi retakan dan penurunan tanah di bantaran aliran Kali Jompo tepatnya di Jalan Sultan Agung karena curah hujan yang tinggi dan membuat bantaran aliran sungai tersebut tergerus.
"Akibat tingginya curah hujan yang menyebabkan bantaran aliran Kali (Sungai) Jompo yang berada di bawah jalan tersebut tergerus dan pada pagi tadi pukul 03.45 WIB terjadi retakan dan penurunan tanah (ambles) di Jalan Sultan Agung Jember disertai longsor," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020