Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Timur Arumi Bachsin mengampanyekan pencegahan stunting (kekerdilan) dan mengajak semua pihak turut ambil bagian dalam rangka mencegah dan menurunkan jumlah gagal tumbuh, karena kekurangan gizi melalui pemenuhan gizi yang cukup bagi balita pada usia seribu hari pertama.
"Penyebab stunting tertinggi itu sebenarnya soal pola hidup bukan hanya masalah kemiskinan, karena banyak kasus balita stunting dari keluarga orang kaya. Stunting disebabkan pola asuh anak dan orang tua kurang memerhatikan tentang asupan gizi," kata Arumi Bachsin, dalam sambutannya saat berkunjung ke Rumah Pemulihan Gizi (RPG) Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo, Kamis.
Menurut Arumi, hampir seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur ada kasus stunting dan tertinggi kasus gagal tumbuh karena kurang gizi itu terjadi di Kabupaten Jember.
Namun demikian, Arumi Bachsin tidak menyebut jumlah kasus stunting di Jember.
"Kami juga telah meminta Bakorwil PKK untuk ikut menuntaskan masalah tersebut," kata istri Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak itu.
Menurut Arumi, cara paling cepat menuntaskan masalah stunting, yakni melalui gotong royong dan melibatkan banyak pihak, termasuk semua kader PKK harus menjadi ujung tombak dalam pencegahan stunting.
"Perlu diketahui, PKK punya peran penting dalam pencegahan stunting, karena PKK ikut mengelola posyandu di setiap desa," ucapnya.
Mengenai adanya Rumah Pemulihan Gizi (RPG) milik Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo, Arumi menilai RPG sangat membantu penurunan angka stunting.
"Oleh karena itu, kami meminta agar kader PKK memiliki buku catatan setiap ibu hamil hingga melahirkan. Dengan begitu akan memudahkan pemantauan pemenuhan gizi pada usia seribu hari pertama," katanya.
Ia juga menilai penanganan balita stunting di Situbondo sudah sangat bagus dan harus terus ditingkatkan.
Kata Arumi, pada tahun 2019 sudah terjadi penurunan angka balita stunting, karena penanganannya di lakukan secara lintas sektoral yang berpusat di RPG.
"Kami optimistis jumlah stunting di Jawa Timur akan menurun, dengan melakukan kampanye pencegahan secara bersama-sama dan semua pihak turut terlibat," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Penyebab stunting tertinggi itu sebenarnya soal pola hidup bukan hanya masalah kemiskinan, karena banyak kasus balita stunting dari keluarga orang kaya. Stunting disebabkan pola asuh anak dan orang tua kurang memerhatikan tentang asupan gizi," kata Arumi Bachsin, dalam sambutannya saat berkunjung ke Rumah Pemulihan Gizi (RPG) Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo, Kamis.
Menurut Arumi, hampir seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur ada kasus stunting dan tertinggi kasus gagal tumbuh karena kurang gizi itu terjadi di Kabupaten Jember.
Namun demikian, Arumi Bachsin tidak menyebut jumlah kasus stunting di Jember.
"Kami juga telah meminta Bakorwil PKK untuk ikut menuntaskan masalah tersebut," kata istri Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak itu.
Menurut Arumi, cara paling cepat menuntaskan masalah stunting, yakni melalui gotong royong dan melibatkan banyak pihak, termasuk semua kader PKK harus menjadi ujung tombak dalam pencegahan stunting.
"Perlu diketahui, PKK punya peran penting dalam pencegahan stunting, karena PKK ikut mengelola posyandu di setiap desa," ucapnya.
Mengenai adanya Rumah Pemulihan Gizi (RPG) milik Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo, Arumi menilai RPG sangat membantu penurunan angka stunting.
"Oleh karena itu, kami meminta agar kader PKK memiliki buku catatan setiap ibu hamil hingga melahirkan. Dengan begitu akan memudahkan pemantauan pemenuhan gizi pada usia seribu hari pertama," katanya.
Ia juga menilai penanganan balita stunting di Situbondo sudah sangat bagus dan harus terus ditingkatkan.
Kata Arumi, pada tahun 2019 sudah terjadi penurunan angka balita stunting, karena penanganannya di lakukan secara lintas sektoral yang berpusat di RPG.
"Kami optimistis jumlah stunting di Jawa Timur akan menurun, dengan melakukan kampanye pencegahan secara bersama-sama dan semua pihak turut terlibat," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020