Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kawasan hutan menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir bandang di Kabupaten Jember dan Bondowoso.
"Penyebab banjir bandang di Jember utamanya adalah kebakaran hutan di musim kemarau lalu yang menyebabkan hutan di Gunung Argopuro gundul," kata Khofifah saat meninjau lokasi banjir bandang di Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember, Ahad.
Baca juga: BPBD Jember: 367 jiwa mengungsi akibat banjir bandang
Sedangkan banjir bandang yang terjadi di Bondowoso juga diduga disebabkan karena karhutla di kawasan hutan di Gunung Raung yang terjadi pada musim kemarau beberapa waktu lalu.
"Sehingga saat hujan turun dengan intensitas tinggi, ekosistem yang ada tidak mampu menahan air sehingga menyebabkan terjadinya banjir bandang," tuturnya.
Baca juga: Tempuh medan berat, Gubernur Jatim pantau putusnya akses jalan akibat banjir bandang di Jember
Selain karhutla, Khofifah mengatakan pihaknya juga menduga kemungkinan adanya pembalakan liar (illegal loging) yang juga menjadi penyebab bencana banjir bandang di dua kabupaten tersebut, namun pihaknya menyerahkan kepada tim untuk melakukan investigasi terkait dengan penyebab bencana alam itu.
Menurutnya, Gunung Argopuro dan Gunung Raung masuk di antara tujuh gunung di Jawa Timur yang mengalami kebakaran hutan dan lahan cukup luas saat musim kemarau.
Baca juga: Perhutani observasi penyebab banjir bandang di Bondowoso
Khofifah mengajak Perhutani dan PT Perkebunan Nusantara untuk sama-sama memaksimalkan reboisasi yang masif.
Saat terjadi kebakaran hutan dan lahan di musim kemarau, Pemprov Jatim juga menerjunkan helikopter bom air (water bombing) untuk memadamkan api di tujuh gunung yang mengalami kebakaran cukup luas.
"Dengan gerakan reboisasi yang masif, diharapkan bisa mengembalikan lingkungan yang gundul kembali menjadi hijau di kawasan hutan tersebut," ucap mantan Menteri Sosial itu.
Baca juga: Tiga rumah di Bondowoso rusak diterjang banjir bandang
Ia menjelaskan Pemprov Jatim bekerja sama dengan instansi vertikal juga tengah menyiapkan gerakan tabur biji dari udara yang sudah disiapkan oleh Dinas Kehutanan.
"Gerakan itu tidak hanya tabur biji, tetapi biji itu sementara harus disemai lebih dulu di dalam polybag dan saat ini sedang dilakukan persiapannya karena harus menghitung luas lahan yang harus ditanami biji itu. Semoga itu menjadi bagian perluasan reboisasi yang bisa dimaksimalkan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Penyebab banjir bandang di Jember utamanya adalah kebakaran hutan di musim kemarau lalu yang menyebabkan hutan di Gunung Argopuro gundul," kata Khofifah saat meninjau lokasi banjir bandang di Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember, Ahad.
Baca juga: BPBD Jember: 367 jiwa mengungsi akibat banjir bandang
Sedangkan banjir bandang yang terjadi di Bondowoso juga diduga disebabkan karena karhutla di kawasan hutan di Gunung Raung yang terjadi pada musim kemarau beberapa waktu lalu.
"Sehingga saat hujan turun dengan intensitas tinggi, ekosistem yang ada tidak mampu menahan air sehingga menyebabkan terjadinya banjir bandang," tuturnya.
Baca juga: Tempuh medan berat, Gubernur Jatim pantau putusnya akses jalan akibat banjir bandang di Jember
Selain karhutla, Khofifah mengatakan pihaknya juga menduga kemungkinan adanya pembalakan liar (illegal loging) yang juga menjadi penyebab bencana banjir bandang di dua kabupaten tersebut, namun pihaknya menyerahkan kepada tim untuk melakukan investigasi terkait dengan penyebab bencana alam itu.
Menurutnya, Gunung Argopuro dan Gunung Raung masuk di antara tujuh gunung di Jawa Timur yang mengalami kebakaran hutan dan lahan cukup luas saat musim kemarau.
Baca juga: Perhutani observasi penyebab banjir bandang di Bondowoso
Khofifah mengajak Perhutani dan PT Perkebunan Nusantara untuk sama-sama memaksimalkan reboisasi yang masif.
Saat terjadi kebakaran hutan dan lahan di musim kemarau, Pemprov Jatim juga menerjunkan helikopter bom air (water bombing) untuk memadamkan api di tujuh gunung yang mengalami kebakaran cukup luas.
"Dengan gerakan reboisasi yang masif, diharapkan bisa mengembalikan lingkungan yang gundul kembali menjadi hijau di kawasan hutan tersebut," ucap mantan Menteri Sosial itu.
Baca juga: Tiga rumah di Bondowoso rusak diterjang banjir bandang
Ia menjelaskan Pemprov Jatim bekerja sama dengan instansi vertikal juga tengah menyiapkan gerakan tabur biji dari udara yang sudah disiapkan oleh Dinas Kehutanan.
"Gerakan itu tidak hanya tabur biji, tetapi biji itu sementara harus disemai lebih dulu di dalam polybag dan saat ini sedang dilakukan persiapannya karena harus menghitung luas lahan yang harus ditanami biji itu. Semoga itu menjadi bagian perluasan reboisasi yang bisa dimaksimalkan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020