Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berupaya cepat menangani banjir di sejumlah kawasan di Kota Pahlawan, Jawa Timur (Jatim) usai hujan ekstrem pada Jumat (31/1) malam.
"Ibu wali kota langsung meninjau beberapa lokasi saluran untuk dilakukan pengecekan," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan, Kota Surabaya, Erna Purnawati seusai kegiatan kerja bakti di Surabaya, Sabtu.
Lokasi peninjauan pertama Risma diikuti jajarannya yakni, di Jalan Gubenur Suryo. Dalam kesempatan itu, Risma langsung memberi arahan kepada Erna Purnawati agar membuka tutup saluran karena saluran yang ada di Jalan Gubenur Suryo dengan Jalan Simpang Dukuh tidak terkoneksi dengan baik lantaran ukurannya yang tidak sama.
"Yang ada di Jalan Gubernur Suryo itu kurang lebih ukurannya (saluran) sekitar 150. Kemudian, di Simpang Dukuh namanya pompa kenari itu ukurannya sekitar 50. Artinya air tidak bisa berbagi dengan baik," sebut Erna.
Ia menjelaskan setiap saluran, dibangun dengan waktu yang berbeda-beda. Ada yang mulai dibangun tahun 2003, bahkan ada pula yang sudah ada sejak zaman dahulu kala tepatnya di zaman Belanda.
"Nah, itulah mengapa, saluran yang ada di depan Grahadi mau nyambung ke saluran kenari itu betul-betul kecil. Jadi airnya tidak bisa mengalir. Maka harus dikoneksikan supaya airnya bisa mengalir dengan baik," terangnya.
Setelah satu jam meninjau saluran di sekitar Jalan Gubernur Suryo, Risma kemudian bergeser menuju Jalan Dharmawangsa. Di lokasi kedua itu, wali kota perempuan pertama di Surabaya itu mengecek saluran yang tepat berada di perempatan traffic light.
Erna mengaku, di dalam saluran tersebut, ternyata banyak ditemukan bekas minyak tanah limbah dari rumah tangga yang menggumpal sehingga mengakibatkan saluran tidak bisa bekerja dengan baik.
"Kalau untuk Jalan Dharmawangsa itu satu aliran dengan Jalan Profesor Mustopo. Ditemukan itu masalahnya, jadi tersumbat oleh limbah minyak," katanya.
Menurut Erna, ketika hujan deras Jumat (31/1) semalam, air di daerah sekitar Dharmawangsa ada yang langsung surut dan beberapa titik masih tergenang. Maka itu, petugas dari dinas terkait langsung mengeksekusi dengan mendatangkan alat berat berupa ekskavator.
"Langsung dilakukan pengerukan saat itu juga," ujarnya.
Lokasi ketiga yang dikunjungi Risma adalah Taman Mayangkara. Di sana, ia bersama jajaran Dinas Kebersihan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) memantau saluran air di sekitar Taman Mayangkara, tepat di seberang Rumah Sakit Islam (RSI).
Dalam tinjauannya itu, Risma meminta para petugas DKRTH untuk membersihkan saluran yang mengitari taman.
Tak sekadar membersihkan saluran. Wali Kota Risma juga meminta para petugas kebersihan untuk membersihkan area taman yang berukuran 50 cm x 100 cm itu. Satu unit alat berat juga dikerahkan untuk mengambil tumpukan sampah untuk kemudian dimasukkan ke atas dump truck. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Ibu wali kota langsung meninjau beberapa lokasi saluran untuk dilakukan pengecekan," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan, Kota Surabaya, Erna Purnawati seusai kegiatan kerja bakti di Surabaya, Sabtu.
Lokasi peninjauan pertama Risma diikuti jajarannya yakni, di Jalan Gubenur Suryo. Dalam kesempatan itu, Risma langsung memberi arahan kepada Erna Purnawati agar membuka tutup saluran karena saluran yang ada di Jalan Gubenur Suryo dengan Jalan Simpang Dukuh tidak terkoneksi dengan baik lantaran ukurannya yang tidak sama.
"Yang ada di Jalan Gubernur Suryo itu kurang lebih ukurannya (saluran) sekitar 150. Kemudian, di Simpang Dukuh namanya pompa kenari itu ukurannya sekitar 50. Artinya air tidak bisa berbagi dengan baik," sebut Erna.
Ia menjelaskan setiap saluran, dibangun dengan waktu yang berbeda-beda. Ada yang mulai dibangun tahun 2003, bahkan ada pula yang sudah ada sejak zaman dahulu kala tepatnya di zaman Belanda.
"Nah, itulah mengapa, saluran yang ada di depan Grahadi mau nyambung ke saluran kenari itu betul-betul kecil. Jadi airnya tidak bisa mengalir. Maka harus dikoneksikan supaya airnya bisa mengalir dengan baik," terangnya.
Setelah satu jam meninjau saluran di sekitar Jalan Gubernur Suryo, Risma kemudian bergeser menuju Jalan Dharmawangsa. Di lokasi kedua itu, wali kota perempuan pertama di Surabaya itu mengecek saluran yang tepat berada di perempatan traffic light.
Erna mengaku, di dalam saluran tersebut, ternyata banyak ditemukan bekas minyak tanah limbah dari rumah tangga yang menggumpal sehingga mengakibatkan saluran tidak bisa bekerja dengan baik.
"Kalau untuk Jalan Dharmawangsa itu satu aliran dengan Jalan Profesor Mustopo. Ditemukan itu masalahnya, jadi tersumbat oleh limbah minyak," katanya.
Menurut Erna, ketika hujan deras Jumat (31/1) semalam, air di daerah sekitar Dharmawangsa ada yang langsung surut dan beberapa titik masih tergenang. Maka itu, petugas dari dinas terkait langsung mengeksekusi dengan mendatangkan alat berat berupa ekskavator.
"Langsung dilakukan pengerukan saat itu juga," ujarnya.
Lokasi ketiga yang dikunjungi Risma adalah Taman Mayangkara. Di sana, ia bersama jajaran Dinas Kebersihan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) memantau saluran air di sekitar Taman Mayangkara, tepat di seberang Rumah Sakit Islam (RSI).
Dalam tinjauannya itu, Risma meminta para petugas DKRTH untuk membersihkan saluran yang mengitari taman.
Tak sekadar membersihkan saluran. Wali Kota Risma juga meminta para petugas kebersihan untuk membersihkan area taman yang berukuran 50 cm x 100 cm itu. Satu unit alat berat juga dikerahkan untuk mengambil tumpukan sampah untuk kemudian dimasukkan ke atas dump truck. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020