Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Dasar pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Dr Praptono memberikan pembinaan sekaligus menyosialisasikan program Merdeka Belajar kepada ratusan guru dan kepala sekolah se-Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (31/1) sore.

Selain pembinaan program Merdeka Belajar yang dicetuskan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, para guru dan kepala sekolah, juga mendapatkan penguatan motivasi karakter pendidik.

"Sosialisasi terkait program tersebut akan bermanfaat bagi proses pembelajaran siswa dan guru di sekolah di Banyuwangi. Program yang menitikberatkan pada pemberian layanan sesuai potensi dan kemampuan belajar siswa dari Pak Nadiem ini patut kita dukung," ujar Bupati Banywuangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Sabtu.

Kepada para pendidik, Bupati Anas juga berpesan, agar para guru lebih menguatkan komitmennya, serta meluangkan cukup waktu dan tenaga bagi siswa.

"Selain penguasaan ilmu, ada tiga hal penting dan harus dimiliki seorang guru, yakni komitmen, waktu dan tenaga. Saya harap para guru memiliki tiga hal ini, sehingga SDM unggul dan berdaya saing banyak dicetak di Banyuwangi," ujar Anas.

Pembinaan program Merdeka Belajar yang bertajuk "Sosialisasi Kebijakan Pembinaan Guru dan Pendidikan Inklusif" ini, diikuti sekitar 300 kepala sekolah SD dan SMP, koordinator wilayah, serta guru BK se-Banyuwangi.

Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, Kemendikbud, Praptono mengemukakan, memberikan memotivasi kepada kepala sekolah dan guru di Banyuwangi, agar terus meningkatkan kompetensi sebagai bekal untuk mencetak SDM unggul dan berdaya saing.

Sebagai tenaga pendidik, kata dia, guru harus mampu melayani siswa sesuai potensi belajar mereka. Dan setiap anak harus terlayani sesuai kebutuhannya, agar merasa nyaman sehingga dapat mencapai hasil yang memuaskan.

"Setiap anak terlahir istimewa dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Maka, Pak Menteri berharap setiap guru mampu memahami itu, dan bisa memberikan layanan sesuai potensi dan kemampuan belajar mereka," kata Praptono, dalam keterangan tertulisnya.

Menurut Praptono, lima karakter guru berdaya seperti yang diharapkan Mendikbud, yakni  guru harus memiliki rasa nasionalisme yang tinggi yang bisa ditularkan kepada anak didiknya, mulai dari nilai-nilai nasionalisme, hingga toleransi dan gotong royong.

"Kedua, guru juga harus bernalar, mampu mengajak siswa berpikir kreatif dan fleksibel menghadapi perubahan. Ini bisa dilakukan dengan memberikan pemecahan masalah dan mengajarkan multi skill," katanya.

Selanjutnya, guru adalah insan pembelajar, dan guru dilarang gaptek, harus update mengikuti perkembangan zaman dan teknologi. Sehingga bisa menciptakan materi ajar yang menarik dan disukai siswa.

Selain itu, lanjut dia, yang harus dimiliki seorang guru adalah profesional dan bisa "menghamba" kepada siswa, yang artinya tidak hanya sekedar mendidik, guru juga harus bisa melayani dengan hati.

"Jika kelima karakter ini dimiliki para guru di Banyuwangi dan Indonesia, maka cita-cita Pak Menteri menjadikan guru sebagai penggerak Indonesia maju akan bisa terwujud," ucapnya.

Praptono menambahkan, dalam kesempatan itu juga disampaikan kebijakan #MerdekaBelajar dari Kemendikbud. Di mana program ini diharapkan dapat mempercepat tercapainya visi presiden untuk meningkatkan kualitas SDM lewat pendidikan.

"Kebijakan itu meliputi empat program, yakni USBN diganti ujian (assesment) oleh sekolah, UN 2021 diganti asesment kompetensi minimum dan survei karakter. Selain itu, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) akan dipersingkat, serta zonasi penerimaan peserta didik baru (PPDB) yang lebih fleksibel," ujarnya. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020