Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar, TNI/Polri, hingga warga gotong royong membersihkan material sisa banjir di Desa Krisik, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Blitar Ahmad Kholik, Jumat mengemukakan seluruh tim langsung bersama-sama untuk membantu membersihkan daerah dari sisa material yang terbawa banjir.
"Banjir itu banyak lumpurnya, jadi dibersihkan. Kalau rumah warga tidak ada yang rusak," katanya saat dikonfirmasi,.
Ia juga mengatakan, banjir itu membawa material beragam, baik batu hingga kayu. Akibatnya, terdapat tiga pelengsengan jembatan yang mengalami kerusakan akibat terjangan air. Selain itu, juga terdapat sebuah jembatan darurat, yang terbuat dari kayu rusak diterjang banjir.
"Kalau jembatan hanya dibersihkan saja dan sudah bisa dilewati. Yang rusak bagian talud itu, pelengseng. Kalau yang jembatan darurat, karena terbuat dari kayu otomatis kayu ikut hanyut. Itu untuk jalan pintas anak sekolah di Dusun Barurejo, Desa Krisik," kata dia.
Kholik juga menegaskan, warga tidak ada yang sampai diungsikan karena bencana banjir yang melanda pada Kamis (30/1) tersebut. BPBD Kabupaten Blitar juga tidak mengirimkan bahan pokok untuk makanan warga.
Namun, pihaknya tetap meminta agar warga berhati-hati jika hujan deras terjadi, mengantisipasi berbagai hal yang tidak diinginkan seperti banjir bandang yang terjadi di Desa Krisik, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar tersebut.
"Kami tetap memberikan imbauan agar warga waspada. Ini kan masih penghujan. Mereka harus siaga hujan dari atas (Gunung Kawi 2.551 meter di atas permukaan laut/ mdpl), harus waspada," kata dia.
Sementara itu, Dusun Barurejo, Desa Krisik, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar tersebut merupakan dusun terakhir yang berbatasan dengan Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang.
Ketika terjadi banjir bandang, banyak material dari pegunungan ikut terbawa air. Hal itu memicu terjadinya pohon lainnya ikut tumbang dan terbawa hingga ke dusun.
Desa Krisi, Kabupaten Blitar juga dilewati dua sungai besar, yakni dari aliran Gunung Kawi serta Gunung Kelud (1.731 mdpl). Namun, desa ini hampir tidak pernah terjadi banjir bandang hingga kejadian pada Kamis tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Blitar Ahmad Kholik, Jumat mengemukakan seluruh tim langsung bersama-sama untuk membantu membersihkan daerah dari sisa material yang terbawa banjir.
"Banjir itu banyak lumpurnya, jadi dibersihkan. Kalau rumah warga tidak ada yang rusak," katanya saat dikonfirmasi,.
Ia juga mengatakan, banjir itu membawa material beragam, baik batu hingga kayu. Akibatnya, terdapat tiga pelengsengan jembatan yang mengalami kerusakan akibat terjangan air. Selain itu, juga terdapat sebuah jembatan darurat, yang terbuat dari kayu rusak diterjang banjir.
"Kalau jembatan hanya dibersihkan saja dan sudah bisa dilewati. Yang rusak bagian talud itu, pelengseng. Kalau yang jembatan darurat, karena terbuat dari kayu otomatis kayu ikut hanyut. Itu untuk jalan pintas anak sekolah di Dusun Barurejo, Desa Krisik," kata dia.
Kholik juga menegaskan, warga tidak ada yang sampai diungsikan karena bencana banjir yang melanda pada Kamis (30/1) tersebut. BPBD Kabupaten Blitar juga tidak mengirimkan bahan pokok untuk makanan warga.
Namun, pihaknya tetap meminta agar warga berhati-hati jika hujan deras terjadi, mengantisipasi berbagai hal yang tidak diinginkan seperti banjir bandang yang terjadi di Desa Krisik, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar tersebut.
"Kami tetap memberikan imbauan agar warga waspada. Ini kan masih penghujan. Mereka harus siaga hujan dari atas (Gunung Kawi 2.551 meter di atas permukaan laut/ mdpl), harus waspada," kata dia.
Sementara itu, Dusun Barurejo, Desa Krisik, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar tersebut merupakan dusun terakhir yang berbatasan dengan Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang.
Ketika terjadi banjir bandang, banyak material dari pegunungan ikut terbawa air. Hal itu memicu terjadinya pohon lainnya ikut tumbang dan terbawa hingga ke dusun.
Desa Krisi, Kabupaten Blitar juga dilewati dua sungai besar, yakni dari aliran Gunung Kawi serta Gunung Kelud (1.731 mdpl). Namun, desa ini hampir tidak pernah terjadi banjir bandang hingga kejadian pada Kamis tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020