KoTarget serapan beras Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divre IV Madiun tahun 2019 tidak terpenuhi, yakni hanya terealisasi 64 persen akibat minimnya serapan dari gabah petani.
Kepala Bulog Sub Divre IV Madiun Sugeng Hardono, mengatakan target pengadaan beras Bulog Madiun selama tahun 2019 mencapai sebesar 24.000 ton.
"Dari target sebesar 24.000 ton tersebut, Bulog Madiun hanya mampu merealisasikan sebesar 14.500 ton atau sebanyak 64 persen," ujar Sugeng kepada wartawan di Madiun, Jumat.
Menurut dia, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi minimnya serapan gabah petani, di antaranya adalah para petani lebih memilih menjual hasil panen ke tengkulak dari pada ke Bulog.
Hal itu karena harga beli beras oleh tengkulak lebih tinggi dari pada Bulog yang ditetapkan pemerintah. Sesuai data, harga beras dari hasil panen petani sesuai Inpres Nomor 5 tahun 2015 dengan harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp7.300 per kilogram. Namun, Bulog membelinya seharga Rp8.030 per kilogram.
"Tapi harga di pasar lebih tinggi lagi. Sehingga petani lebih tertarik untuk menjual hasil panen mereka ke selain Bulog," kata dia.
Sugeng menambahkan saat ini stok beras di gudang Sub Divre IV Madiun sangat aman. Hingga pekan pertama tahun 2020, stok beras di gudang Bulog mencapai 19.500 ton.
Adapun, stok sebanyak 19.500 ton beras itu terdapat di empat gudang. Antara lain Gudang Keniten Ngawi 5.700 ton, Gudang Geneng Ngawi 4.600 ton, Gudang Jeruk Gulung Kabupaten Madiun sebanyak 4.957 ton, dan Gudang Nambangan Kidul Kota Madiun sebanyak 4.000 ton.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Kepala Bulog Sub Divre IV Madiun Sugeng Hardono, mengatakan target pengadaan beras Bulog Madiun selama tahun 2019 mencapai sebesar 24.000 ton.
"Dari target sebesar 24.000 ton tersebut, Bulog Madiun hanya mampu merealisasikan sebesar 14.500 ton atau sebanyak 64 persen," ujar Sugeng kepada wartawan di Madiun, Jumat.
Menurut dia, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi minimnya serapan gabah petani, di antaranya adalah para petani lebih memilih menjual hasil panen ke tengkulak dari pada ke Bulog.
Hal itu karena harga beli beras oleh tengkulak lebih tinggi dari pada Bulog yang ditetapkan pemerintah. Sesuai data, harga beras dari hasil panen petani sesuai Inpres Nomor 5 tahun 2015 dengan harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp7.300 per kilogram. Namun, Bulog membelinya seharga Rp8.030 per kilogram.
"Tapi harga di pasar lebih tinggi lagi. Sehingga petani lebih tertarik untuk menjual hasil panen mereka ke selain Bulog," kata dia.
Sugeng menambahkan saat ini stok beras di gudang Sub Divre IV Madiun sangat aman. Hingga pekan pertama tahun 2020, stok beras di gudang Bulog mencapai 19.500 ton.
Adapun, stok sebanyak 19.500 ton beras itu terdapat di empat gudang. Antara lain Gudang Keniten Ngawi 5.700 ton, Gudang Geneng Ngawi 4.600 ton, Gudang Jeruk Gulung Kabupaten Madiun sebanyak 4.957 ton, dan Gudang Nambangan Kidul Kota Madiun sebanyak 4.000 ton.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020