Dua siswa SMP Negeri 1 Surabaya, Jawa Timur, mendaur ulang sampah plastik menjadi komposit pengganti kayu untuk furnitur.
Shafa Azizah dan Zahrani Dwi Aryanti dari SMP Negeri 1 Surabaya melakukan penelitian selama satu bulan untuk mendaur ulang tiga jenis sampah plastik menjadi komposit pengganti kayu hutan.
"Jadi, ide untuk pembuatan komposit ini adalah karena sampah yang banyak dan juga kayu hutan yang semakin hari makin berkurang. Jadi terbersit ide untuk mencampurkan sampah-sampah tersebut lalu diolah menjadi sesuatu yang kuat dan dapat menggantikan penggunaan kayu hutan," kata Zahrani, Jumat, di sela Lomba Karya Tulis Ilmiah SMP/MTs Tingkat Nasional "Airforce Fair 2020" di SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah, Purwokerto, Kabupaten Banyumas.
Shafa dan Zahrani sempat mengalami kegagalan dalam upaya membuat komposit dengan struktur kuat.
Mereka akhirnya bisa mendapatkan komposit yang kuat dengan mencampur tiga jenis sampah plastik yang terdiri atas bekas tutup botol minuman dalam kemasan, mika bekas pembungkus makanan, dan bekas kemasan detergen.
"Setelah dicacah menggunakan mesin, cacahan plastik tersebut dimasukkan ke dalam cetakan, lalu dipanaskan tanpa ada campuran bahan lain, 100 persen sampah plastik," kata Zahrani.
Zahrani menjelaskan, komposit ramah lingkungan yang dia buat bersama Shafa telah diuji di laboratorium dan dinilai memenuhi standar mutu SNI 7973:2013 sehingga berpotensi menggantikan penggunaan kayu hutan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Shafa Azizah dan Zahrani Dwi Aryanti dari SMP Negeri 1 Surabaya melakukan penelitian selama satu bulan untuk mendaur ulang tiga jenis sampah plastik menjadi komposit pengganti kayu hutan.
"Jadi, ide untuk pembuatan komposit ini adalah karena sampah yang banyak dan juga kayu hutan yang semakin hari makin berkurang. Jadi terbersit ide untuk mencampurkan sampah-sampah tersebut lalu diolah menjadi sesuatu yang kuat dan dapat menggantikan penggunaan kayu hutan," kata Zahrani, Jumat, di sela Lomba Karya Tulis Ilmiah SMP/MTs Tingkat Nasional "Airforce Fair 2020" di SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah, Purwokerto, Kabupaten Banyumas.
Shafa dan Zahrani sempat mengalami kegagalan dalam upaya membuat komposit dengan struktur kuat.
Mereka akhirnya bisa mendapatkan komposit yang kuat dengan mencampur tiga jenis sampah plastik yang terdiri atas bekas tutup botol minuman dalam kemasan, mika bekas pembungkus makanan, dan bekas kemasan detergen.
"Setelah dicacah menggunakan mesin, cacahan plastik tersebut dimasukkan ke dalam cetakan, lalu dipanaskan tanpa ada campuran bahan lain, 100 persen sampah plastik," kata Zahrani.
Zahrani menjelaskan, komposit ramah lingkungan yang dia buat bersama Shafa telah diuji di laboratorium dan dinilai memenuhi standar mutu SNI 7973:2013 sehingga berpotensi menggantikan penggunaan kayu hutan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020