Koalisi Pemantau Plastik Ramah Lingkungan Indonesia (KPPL-I) mengingatkan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) harus mudah terurai. 

Ketua Umum KPPL-I Puput TD Putra dalam kesempatan di Surabaya, Minggu, mengajak masyarakat mengubah pola perilaku dengan mengurangi pemakaian plastik yang hingga kini masih mendominasi sampah di TPA dan tidak dapat terurai.

"Saat ini solusi pengurangan plastik ada berbagai macam, salah satunya mengganti plastik biasa atau konvensional dengan plastik yang mudah terurai. Alternatif ini dibutuhkan karena sampai sekarang plastik yang dibuang di TPA butuh ratusan tahun untuk terurai," ujarnya. 

Sementara itu, penemu teknologi Oxo Bio Degradable di Indonesia, Sugianto Tandio, menandaskan penanganan sampah di Indonesia harus dilihat secara menyeluruh. 

"Teknologi menjadi salah satu pilihan dalam pengolahan sampah, yang di dunia terdapat dua pilihan yakni teknologi landfill atau TPA, serta pemakaian incinerator," katanya. 

Pemerintah, menurut dia, telah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan, terutama di 7 kota, yaitu Provinsi DKI Jakarta, Kota Tangerang, Bandung, Semarang, Surakarta, Surabaya, dan Makassar. 

Pemakaian dua teknologi, yakni landfill dan incinerato, kata Sugianto, adalah pilihan teknologi yang memungkinkan upaya penanganan sampah di masyarakat.

"Di daerah yang mampu secara ekonomi, keberadaan incinerator sangat tepat karena jadi solusi cepat. Sedangkan daerah yang belum mampu, landfill ini masih sangat dibutuhkan. Mau TPA atau incinerator itu kan teknologi, dua-duanya bagus," ucapnya.

Sistem landfill atau model TPA, lanjut dia, masih banyak dipakai dalam pengelolaan sampah di Indonesia. 

Sugianto menyebut ada 3 macam pengelolaan sampah model TPA, yaitu open dumping, control landfill dan sanitary landfill. 

"Namun pada kenyataannya masih banyak TPA di daerah-daerah Indonesia yang memakai model open dumping dan sekitar 15 persen sampah plastik tidak dapat terurai di TPA. Sedangkan di UU Sampah tertulis semua sampah yang ke TPA harus terurai. Kenyataannya sampai sekarang sekitar 70 persen sampah yang ke TPA adalah sampah organik," katanya. 

Sugianto menjelaskan saat ini terdapat tiga teknologi plastik di dunia yang mudah terurai. Pertama compostable plastic, bio-based plastic, serta Oxo Bio Degradable Adictif. 

"Ketiganya ini bisa terurai di TPA karena sudah terbukti. Jadi teknologinya sudah ada, tinggal mau pakai yang mana. Plastik Oxo Bio Degradable Adictif, misalnya, tidak perlu 1.000 tahun untuk terurai, tapi cukup 2 sampai 5 tahun, dan harganya 0-20 persen diatas plastik biasa," tuturnya.  (*)

Pewarta: Hanif Nashrullah

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020