Kepala Polres Kota Kediri AKBP Miko Indrayana menegaskan anggotanya siap ikut menangani jika terjadi bencana alam di wilayah hukum Polres Kota Kediri baik di kabupaten maupun Kota Kediri.
"Kami melakukan pengecekan posko tanggap bencana di Kecamatan Mojo. Dan, kami sudah rapat yang dihadiri seluruh pemangku kebijakan. Kami ingin sampaikan bahwa unsur pemerintah yang ada siap seandainya terjadi bencana alam," kata Kapolresta di Kediri, Jawa Timur, Senin.
Ia mengatakan, ancaman bencana alam memang beragam baik tanah longsor, banjir hingga terjangan angin puting beliung. Seluruh anggota juga siap untuk memberikan pelayanan ke masyarakat jika terjadi bencana alam. Bahkan, seluruh pemangku kebijakan baik dinas kesehatan, kecamatan, kodim, BPBD, polsek juga siap membantu.
Ia juga menambahkan, pendirian posko juga penting. Ketika terjadi bencana seperti tanah longsor, masyarakat sudah mengerti apa yang harus dilakukan, termasuk hendak lari kemana serta menyampaikan kejadian ke posko.
Kapolresta mengatakan dirinya juga sudah meninjau sejumlah tempat terutama di area perbukitan wilayah Kabupaten Kediri salah satunya jalur menuju Air Terjun Dolo, untuk memastikan titik-titik longsor. Hasilnya, beberapa titik memang terjadi tanah longsor, sehingga perlu adanya posko.
Pendirian posko untuk sementara dilakukan di Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri. Namun, seluruh polsek di wilayah hukum Polresta Kediri baik Kota/Kabupaten Kediri juga diharapkan tetap siaga.
Sementara itu, Kepala Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri Saifudin Zuhri mengatakan seluruh daerah di Kabupaten Kediri dinilai daerah rawan, sehingga adanya sinergi dengan berbagai pihak penting dilakukan.
Ia mengatakan mayoritas di seluruh desa yang rawan terjadi bencana juga sudah dibentuk tim siaga bencana. Beberapa desa seperti di Kecamatan Mojo, Banyakan, Grogol, hingga Tarokan rawan terjadi bencana alam, sehingga sinergi dengan TNI dan Polri penting dilakukan.
"Kalau dari 12 ancaman bencana, kami minus dua yakni abrasi laut dan tsunami. Beberapa bencana seperti tanah longsor, banjir bandang, angin puting beliung bisa terjadi. Kalau bicara rawan, semua daerah rawan," kata dia.
Untuk potensi terjadinya ancaman bencana itu, Saifudin mengatakan dari BMKG memperkirakan puncak hujan terjadi antara bulan dua dan bulan tiga, sehingga di bulan-bulan tersebut masih rawan terjadi bencana.
Di posko yang didirikan di Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri tersebut, juga dilengkapi dengan fasilitas untuk menangani bencana, seperti tali, perahu karet, jaket pelambung, fasilitas obat-obatan dan beragam perlengkapan lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Kami melakukan pengecekan posko tanggap bencana di Kecamatan Mojo. Dan, kami sudah rapat yang dihadiri seluruh pemangku kebijakan. Kami ingin sampaikan bahwa unsur pemerintah yang ada siap seandainya terjadi bencana alam," kata Kapolresta di Kediri, Jawa Timur, Senin.
Ia mengatakan, ancaman bencana alam memang beragam baik tanah longsor, banjir hingga terjangan angin puting beliung. Seluruh anggota juga siap untuk memberikan pelayanan ke masyarakat jika terjadi bencana alam. Bahkan, seluruh pemangku kebijakan baik dinas kesehatan, kecamatan, kodim, BPBD, polsek juga siap membantu.
Ia juga menambahkan, pendirian posko juga penting. Ketika terjadi bencana seperti tanah longsor, masyarakat sudah mengerti apa yang harus dilakukan, termasuk hendak lari kemana serta menyampaikan kejadian ke posko.
Kapolresta mengatakan dirinya juga sudah meninjau sejumlah tempat terutama di area perbukitan wilayah Kabupaten Kediri salah satunya jalur menuju Air Terjun Dolo, untuk memastikan titik-titik longsor. Hasilnya, beberapa titik memang terjadi tanah longsor, sehingga perlu adanya posko.
Pendirian posko untuk sementara dilakukan di Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri. Namun, seluruh polsek di wilayah hukum Polresta Kediri baik Kota/Kabupaten Kediri juga diharapkan tetap siaga.
Sementara itu, Kepala Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri Saifudin Zuhri mengatakan seluruh daerah di Kabupaten Kediri dinilai daerah rawan, sehingga adanya sinergi dengan berbagai pihak penting dilakukan.
Ia mengatakan mayoritas di seluruh desa yang rawan terjadi bencana juga sudah dibentuk tim siaga bencana. Beberapa desa seperti di Kecamatan Mojo, Banyakan, Grogol, hingga Tarokan rawan terjadi bencana alam, sehingga sinergi dengan TNI dan Polri penting dilakukan.
"Kalau dari 12 ancaman bencana, kami minus dua yakni abrasi laut dan tsunami. Beberapa bencana seperti tanah longsor, banjir bandang, angin puting beliung bisa terjadi. Kalau bicara rawan, semua daerah rawan," kata dia.
Untuk potensi terjadinya ancaman bencana itu, Saifudin mengatakan dari BMKG memperkirakan puncak hujan terjadi antara bulan dua dan bulan tiga, sehingga di bulan-bulan tersebut masih rawan terjadi bencana.
Di posko yang didirikan di Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri tersebut, juga dilengkapi dengan fasilitas untuk menangani bencana, seperti tali, perahu karet, jaket pelambung, fasilitas obat-obatan dan beragam perlengkapan lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020