Provinsi Jawa Timur berupaya mendorong ekspor kopi, dalam upaya mencapai target peningkatan ekspor tiga kali lipat komoditas perkebunan, yang dicanangkan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur Karyadi mengatakan bahwa potensi ekspor kopi dari wilayah Jawa Timur terbilang cukup besar. Rata-rata, ekspor komoditas tersebut per tahun berkisar antara 70 ribu hingga 75 ribu ton.

"Kami akan berupaya maksimal, target itu untuk lima tahun. Ekspor kopi harus ditingkatkan, karena memiliki potensi yang sangat tinggi," kata Karyadi, di sela peringatan Hari Perkebunan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa.

Karyadi menjelaskan, dalam upaya untuk meningkatkan ekspor kopi dari wilayah Jawa Timur tersebut, pihaknya akan berkomunikasi dengan para pelaku usaha untuk melakukan pemetaan potensi pasar kopi dunia.

Sebagai catatan, saat ini negara tujuan ekspor kopi dari wilayah Jawa Timur antara lain adalah Amerika, Eropa, termasuk kawasan Asia, seperti Jepang. Selain pemetaan pasar kopi dunia, juga diperlukan peningkatan produktivitas komoditas itu sendiri.

"Tujuan baru, akan kami akan petakan dengan eksportir. Kami harus mencari pasar itu, tapi yang paling penting adalah menata mutu kopi tersebut, termasuk keberlanjutan pasok," kata Karyadi.

Dalam upaya meningkatkan produksi kopi di wilayah Jawa Timur, pihaknya tengah gencar melakukan perluasan area tanam untuk kopi jenis arabika. Pada 2019, ada penambahan luas tanam kurang lebih 700 hektare, dan pada 2020 diperkirakan perluasan seluas 1.200 hektare.

"Sementara untuk robusta, produktivitas harus naik. Tidak ada perluasan area tanam, karena mayoritas di Jawa Timur adalah robusta," kata Karyadi.

Di wilayah Jawa Timur, ada kurang lebih 100 ribu hektare areal kopi yang mayoritas didominasi jenis robusta. Untuk wilayah Kabupaten Malang, tercatat areal perkebunan kopi mencapai 15 ribu hektare, dengan rata-rata produktivitas sebesar 800 kilogram per hektare.

"Produksi rata-rata 700-800 kilogram per hektare, namun yang bagus, bisa mencapai dua ton per hektare," kata Karyadi.

Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan kinerja ekspor selama lima tahun kedepan, khususnya untuk komoditas perkebunan bisa meningkat hingga tiga kali lipat dari yang ada saat ini.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tercatat kinerja ekspor pada Januari-Oktober 2019, untuk sektor pertanian sebesar 2,9 miliar dolar Amerika Serikat (AS), dengan memberikan peranan terhadap total ekspor sebesar 2,09 persen.

Nilai tersebut naik jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2018, yang sebesar 2,81 miliar dolar AS.

Pewarta: Vicki Febrianto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019