Perguruan tinggi tidak hanya dituntut untuk mencetak generasi muda yang handal dan mumpuni, namun juga dituntut terus menghasilkan inovasi dan riset di berbagai bidang yang diharapkan dapat membawa manfaat besar dan berdampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat.

Universitas Jember (Unej) berupaya mengembangkan hasil riset dan inovasi seiring dengan penetapan kampus yang biasa disebut sebagai Kampus Tegalboto itu sebagai pusat unggulan bioteknologi di bidang pertanian dan kesehatan.

Menapaki usia ke-55 tahun, perguruan tinggi negeri itu terus menjalin kerja sama dan kolaborasi dengan semua pemangku kepentingan, terutama perguruan tinggi yang memiliki keunggulan di bidang bioteknologi. 

Rektor Unej M. Hasan mengatakan Unej sebagai pusat unggulan di bidang bioteknologi pertanian dan kesehatan dengan dukungan semua pihak untuk mengembangkan beragam inovasi yang bermanfaat untuk masyarakat luas.

Salah satu inovasi yang dikembangkan Unej hingga mengarah ke industri adalah adalah tepung singkong yang dimodifikasi (mocaf) yang ditemukan oleh Prof Achmad Subagio, dilanjutkan dengan beras cerdasnya, dan singkong disawut jadi beras (singsaras) yang diluncurkan saat Dies Natalies Unej pada 10 November 2019, kemudian varietas padi punel atau rendah kandungan amilosa yang sudah bisa ditanam di Indonesia.

Unej juga memiliki dua spesies anggrek baru yakni anggrek Dendrobium unej-1 dan Dendobrium unej-2 yang telah mendapatkan pengakuan berupa register dari The Royal Horticultural Society (RHS) Inggris, sehingga resmi diakui dunia sebagai spesies anggrek yang dihasilkan peneliti Unej.

"Kami berharap ke depan Unej memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi masyarakat dengan hasil penelitian bioteknologi pertanian dan kesehatan," kata Rektor Unej.

Unej juga memiliki Center for Development of Advance Science and Technology (CDAST) yang merupakan pusat pengembangan ilmu dan teknologi unggulan bertaraf internasional yang berwawasan lingkungan dan agroindustri, serta mampu berperan aktif dalam pembangunan bangsa melalui proses penelitian, pendidikan dan pengabdian masyarakat.

Beberapa penelitian bioteknologi bidang pertanian di antaranya tebu yang memiliki rendemen tinggi dan tahan virus, kemudian padi transgenik golden rice yang memiliki kandungan vitamin A hasil kerja sama Unej dengan Kyungpook National University Korea Selatan.

Selain di bidang pertanian, bidang kesehatan juga mengembangkan sejumlah vaksin penyakit di iklim tropis yang dilakukan para peneliti di CDAST Unej yang masih dalam proses uji coba pembuatan vaksin malaria dan memiliki progres cukup bagus, serta sudah dicoba pada media binatang.

Ketua LP2M Unej Prof Achmad Subagio mengatakan, ada dua bidang penting yang menjadi fokus perhatian Unej dalam mengembangkan inovasi untuk kepentingan masyarakat yakni pertanian dan kesehatan. 

"Kami memang mengembangkan dua bidang itu sebagai prioritas di Kampus Unej dan bioteknologi sebagai alatnya, namun kami tetap mengembangkan bidang lain di bidang humaniora," katanya.

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019