Badan Kepegawaian Daerah Kota Madiun, Jawa Timur mencatat jumlah pendaftar seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) di lingkungan Pemerintah Kota Madiun sejak dibuka tanggal 11 November hingga Kamis (21/11) telah mencapai lebih dari 2.200 orang.
"Sampai saat ini yang mendaftar sudah lebih dari 2.200 orang. Ini tentu akan terus bergerak sampai pendaftaran ditutup tanggal 25 November mendatang," ujar Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Madiun Haris Rahmanudin di Madiun, Kamis.
Baca juga: Pemkot Madiun sediakan tiga formasi CPNS bagi disabilitas
Menurut dia, dari jumlah ribuan pendaftar tersebut belum diketahui angka pasti yang dinyatakan lolos ke tahap seleksi selanjutnya ataupun yang gugur atau tidak memenuhi syarat (TMS). Hal itu karena proses pendaftaran dan verifikasi berkas masih berlangsung.
"Ini masih jalan proses verfikasinya. Terlebih, proses verifikasi baru berlangsung mulai hari Senin tanggal 18 November kemarin," katanya.
Baca juga: BKD Kota Madiun tetapkan API sebagai lokasi tes CPNS
Dari ribuan pelamar tersebut, paling banyak peminatnya adalah guru atau tenaga pendidikan, seperti guru SD, guru bahasa Inggris, dan lainnya. Formasi yang paling banyak diminati lainnya adalah bidan ataupun tenaga kesehatan.
Ia menjelaskan, untuk proses verifikasi, pihaknya melibatkan tim yang berkompeten di bidangnya. Misalnya, untuk memverifikasi berkas pendaftaran tenaga bidan ataupun tenaga kesehatan lainnya, maka tim seleksi akan melibatkan petugas dari Dinas Kesehatan maupun rumah sakit daerah.
Baca juga: BKD Kota Madiun buka pos pengaduan pendaftaran CPNS
Demikian juga untuk memverifikasi tenaga didik, pihak panitia seleksi juga dilibatkan tim ahli dari Dinas Pendidikan setempat.
Ia menambahkan, meski telah ribuan orang yang mendaftar, hingga kini masih terdapat sejumlah formasi atau lowongan yang kosong atau tanpa peminat. Di antaranya formasi untuk penyandang disabilitas, guru agama katolik, dan arsiparis ahli.
Seperti diketahui, Pemkot Madiun membuka 164 formasi CPNS 2019 sesuai kuota dari pemerintah pusat. Rincian formasi tersebut, antara lain 67 formasi tenaga pendidik, 50 formasi tenaga kesehatan, dan 47 formasi tenaga teknis.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Sampai saat ini yang mendaftar sudah lebih dari 2.200 orang. Ini tentu akan terus bergerak sampai pendaftaran ditutup tanggal 25 November mendatang," ujar Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Madiun Haris Rahmanudin di Madiun, Kamis.
Baca juga: Pemkot Madiun sediakan tiga formasi CPNS bagi disabilitas
Menurut dia, dari jumlah ribuan pendaftar tersebut belum diketahui angka pasti yang dinyatakan lolos ke tahap seleksi selanjutnya ataupun yang gugur atau tidak memenuhi syarat (TMS). Hal itu karena proses pendaftaran dan verifikasi berkas masih berlangsung.
"Ini masih jalan proses verfikasinya. Terlebih, proses verifikasi baru berlangsung mulai hari Senin tanggal 18 November kemarin," katanya.
Baca juga: BKD Kota Madiun tetapkan API sebagai lokasi tes CPNS
Dari ribuan pelamar tersebut, paling banyak peminatnya adalah guru atau tenaga pendidikan, seperti guru SD, guru bahasa Inggris, dan lainnya. Formasi yang paling banyak diminati lainnya adalah bidan ataupun tenaga kesehatan.
Ia menjelaskan, untuk proses verifikasi, pihaknya melibatkan tim yang berkompeten di bidangnya. Misalnya, untuk memverifikasi berkas pendaftaran tenaga bidan ataupun tenaga kesehatan lainnya, maka tim seleksi akan melibatkan petugas dari Dinas Kesehatan maupun rumah sakit daerah.
Baca juga: BKD Kota Madiun buka pos pengaduan pendaftaran CPNS
Demikian juga untuk memverifikasi tenaga didik, pihak panitia seleksi juga dilibatkan tim ahli dari Dinas Pendidikan setempat.
Ia menambahkan, meski telah ribuan orang yang mendaftar, hingga kini masih terdapat sejumlah formasi atau lowongan yang kosong atau tanpa peminat. Di antaranya formasi untuk penyandang disabilitas, guru agama katolik, dan arsiparis ahli.
Seperti diketahui, Pemkot Madiun membuka 164 formasi CPNS 2019 sesuai kuota dari pemerintah pusat. Rincian formasi tersebut, antara lain 67 formasi tenaga pendidik, 50 formasi tenaga kesehatan, dan 47 formasi tenaga teknis.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019