Ahli pertanian yang juga Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Arif Satria mendorong perampungan data pertanian dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dilakukan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, hal ini mengatasi krisis petani muda dan mewujudkan ketahanan pangan serta kesejahteraan petani.
"Saya sampaikan bahwa data itu sangat penting untuk mengambil keputusan yang tepat, terutama mewujudkan petani muda, ketahanan pangan dan kesejahteraan petani. Sebab di Indonesia petani kita kan rata-rata usinya di atas 47 tahun, dan itu bisa terjadi krisis 10 sampai 15 tahun mendatang," kata Arif, dalam keterangan persnya yang diterima di Surabaya, Kamis.
Menurut Arif, IPB sebagai kampus berbasis pertanian juga akan memperkuat program jangka panjang pemerintah dengan mengembangkan teknologi pertanian dan generasi muda yang unggul di bidang pertanian.
"Dalam hal ini IPB sudah mengembangkan program technopreneur untuk mencetak sociopreneur dengan technopreneur. Tentu kita juga berharap agar Kementan terus memperkuat pembangunan petani milenial ini dari sisi hulu dan pelaku usaha di lapangan," katanya.
Dengan begitu, kata Arif, sektor pertanian Indonesia bisa memanfaatkan berbagai inovasi berbasis ilmu pengetahuan yang dikembangkan generasi muda.
"Disisi lain pelaku usaha atau entrepreneur juga akan merasakan manfaat pendampingan ini, di mana teknologi yang diciptakan bisa digunakan untuk mempercepat transformasi masyarakat di pedesaan," katanya.
Arif menjelaskan, IPB juga berhasil mengembangkan teknologi perbenihan dan teknologi lain yang sukses diterapkan pemerintah di lahan-lahan pertanian Indonesia.
"Kami sudah mengembangkan benih IPB4S, kemudian cabe dan sebentar lagi kita punya teknologi untuk pasang surut maupun untuk padi dengan lahan pasang surut yang sudah digunakan di 36 kabupaten di Indonesia. Dan itu masih bisa bisa dikembangkan lebih jauh lagi ke berbagai wilayah lainya," katanya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo juga mengharapkan dukungan penuh IPB dan dunia pendidikan lainya dalam proses pembangunan pertanian ke depan.
"IPB harus mensuport kita karena mereka yang mengolah ilmu. Dalam hal ini kan banyak paradikma yang bergeser-geser. Saya juga mengharapkan dukungan penuh dari universitas lainya untuk mengembangkan dan membangun pertanian ke depan," katanya.
Syahrul menjelaskan, dukungan itu diantaranya adalah membantu Kementan dalam mengembangkan Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostra Tani) dan sistem aplikasi data untuk mengambil kebijakan dan program unggulan.
"Tentu kami mengharapkan IPB membantu pengembangan sistem Kostra Tani dan aplikasi data. Yang jelas," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Saya sampaikan bahwa data itu sangat penting untuk mengambil keputusan yang tepat, terutama mewujudkan petani muda, ketahanan pangan dan kesejahteraan petani. Sebab di Indonesia petani kita kan rata-rata usinya di atas 47 tahun, dan itu bisa terjadi krisis 10 sampai 15 tahun mendatang," kata Arif, dalam keterangan persnya yang diterima di Surabaya, Kamis.
Menurut Arif, IPB sebagai kampus berbasis pertanian juga akan memperkuat program jangka panjang pemerintah dengan mengembangkan teknologi pertanian dan generasi muda yang unggul di bidang pertanian.
"Dalam hal ini IPB sudah mengembangkan program technopreneur untuk mencetak sociopreneur dengan technopreneur. Tentu kita juga berharap agar Kementan terus memperkuat pembangunan petani milenial ini dari sisi hulu dan pelaku usaha di lapangan," katanya.
Dengan begitu, kata Arif, sektor pertanian Indonesia bisa memanfaatkan berbagai inovasi berbasis ilmu pengetahuan yang dikembangkan generasi muda.
"Disisi lain pelaku usaha atau entrepreneur juga akan merasakan manfaat pendampingan ini, di mana teknologi yang diciptakan bisa digunakan untuk mempercepat transformasi masyarakat di pedesaan," katanya.
Arif menjelaskan, IPB juga berhasil mengembangkan teknologi perbenihan dan teknologi lain yang sukses diterapkan pemerintah di lahan-lahan pertanian Indonesia.
"Kami sudah mengembangkan benih IPB4S, kemudian cabe dan sebentar lagi kita punya teknologi untuk pasang surut maupun untuk padi dengan lahan pasang surut yang sudah digunakan di 36 kabupaten di Indonesia. Dan itu masih bisa bisa dikembangkan lebih jauh lagi ke berbagai wilayah lainya," katanya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo juga mengharapkan dukungan penuh IPB dan dunia pendidikan lainya dalam proses pembangunan pertanian ke depan.
"IPB harus mensuport kita karena mereka yang mengolah ilmu. Dalam hal ini kan banyak paradikma yang bergeser-geser. Saya juga mengharapkan dukungan penuh dari universitas lainya untuk mengembangkan dan membangun pertanian ke depan," katanya.
Syahrul menjelaskan, dukungan itu diantaranya adalah membantu Kementan dalam mengembangkan Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostra Tani) dan sistem aplikasi data untuk mengambil kebijakan dan program unggulan.
"Tentu kami mengharapkan IPB membantu pengembangan sistem Kostra Tani dan aplikasi data. Yang jelas," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019