Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memberi pelatihan dan sertifikasi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bagi puluhan industri kecil dan menengah pakaian jadi di Jawa Timur pada 4-9 November 2019, guna meningkatkan kompetensi SDM dalam menyongsong industri 4.0.

"Jadi, kegiatan ini kami lakukan dalam rangka meningkatkan kompetensi. Kegiatan ini diharapkan bisa membangun kemampuan industri kecil di bidang pakaian jadi ini dalam meningkatkan usahanya, produksinya," kata Direktur IKM Kimia, Sandang, Kerajinan, dan Industri Aneka, Kementerian Perindustrian E Ratna Utarianingrum saat penutupan kegiatan itu di Balai Diklat Industri Surabaya, Sabtu.

Ratna mengatakan, memasuki era industri 4.0, IKM pakaian jadi harus disertifikasi agar mampu mendapat kepercayaan dari dunia industri.

Pelaku IKM pakaian jadi tersebut, sambung Ratna, sebetulnya sudah memiliki kemampuan karena telah menjalankan usaha di bidang menjahit. Hanya memang belum bersertifikat.

"Tadi disampaikan di dalam sertifikat bisa membaca desain, memecah pola, mengerti sizeing atau ukuran, kemudian bagaimana menjahit yang benar. Ini yang dibekali supaya mereka sudah mampu menerapkan, dan mendapatkan sertifikat," ujar Ratna.

Ratna menambahkan, pelatihan dan sertifikasi SKKNI sudah dilakukan di beberapa daerah. Untuk tahun ini saja, sudah 415 pelaku IKM pakaian jadi yang diberi pelatihan dan disertifikasi SKKNI.

Sementara khusus di Jawa Timur, ada 50 pelaku IKM pakaian jadi yang diberi pelatihan dan disertifikasi SKKNI.

"Ini dalam rangka mempersiapkan teman-teman masuk dalam platform. Di era industri 4.0 teman-teman ini harus disertifikasi, terus diajarkan bagaimana bisa menggunakan teknologi digital untuk meningkatkan produktivitasnya. Jadi gadget-nya tak digunakan untuk konsumtif tapi yang produktif," katanya.

Selain itu, persjin pakaian jadi yang diberi pelatihan dan disertifikasi tersebut disiapkan untuk menjadi member Clothing Line, yakni aplikasi berbasis android yang disiapkan Kemenperin untuk mempertemukan perajin pakaian jadi dengan industri pakaian jadi.

"Jadi, kami punya program namanya clothing line, ini ada satu platform digital yang menghubungkan antara penjahit dengan desainer atau brand fashion, tapi harus industri. Di-link and match-kan," ujarnya.

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019